JAKARTA, KOMPAS – Pertandingan yang ketat terjadi antara pemain boccia BC2 Indonesia Felix Ardi Yudha dan Yeung Hiu Lam, peringkat 9 dunia asal Hong Kong. Meski berakhir dengan kekalahan tipis 4-3 bagi Yudha, pertandingan ini menjadi simbol perjuangan tanpa rendah diri dan rasa gentar melawan keterbatasan.
Yudha kalah tipis 3-4 dari Yeung dalam pertandingan Grup E boccia Asian Para Games Jakarta 2018 pada Senin (8/10/2018) siang di Gedung Olahraga Tanjung Priok, Sunter, Jakarta Utara. Yudha yang berperingkat dunia dibawah 900 dapat menampilkan perlawanan sengit saat berhadapan dengan Yeung, pemain boccia top dunia.
Meski tertinggal 0-3 usai end kedua, Yudha tampak semakin fokus dan mulai melemparkan bola-bola yang lebih akurat dibandingkan Yeung. Yeung bahkan mengeluarkan lemparan kencang beberapa kali untuk mendorong jauh bola Yudha dari jack atau bola target. Akan tetapi taktik tersebut malah membuat bola Yeung keluar arena permainan.
Pada lemparan kelima dalam end ketiga, Yudha dapat menempatkan bolanya dengan tepat sekaligus mendorong salah satu bola Yeung menjauhi jack atau bola target. End ketiga berakhir dengan keberhasilan Yudha menyamakan kedudukan dengan Yeung menjadi 3-3.
Pada end terakhir atau keempat, Yudha dan Yeung sama-sama melemparkan bola dengan akurat mendekati jack. Akan tetapi, pada akhir end terlihat Yeung berhasil menempatkan satu bola lebih dekat dibandingkan Yudha. Skor akhir adalah 4-3 untuk keunggulan Yeung.
“Pertandingannya cukup ketat, tetapi pada saat-saat terakhir ada kecerobohan sedikit dari saya. Seharusnya bisa menang, karena di awal bisa membalikkan keadaan,” kata Yudha pelan.
Kekecewaan terlihat pada raut muka Yudha usai gagal memenangi pertandingan tersebut. Pada hari sebelumnya, Yudha telah mengalahkan atlet Mongolia Khurelbaatar Irmuun dengan skor telak 11-1.
“Semoga bisa lanjut terus. Perlawanan dari lawan dua hari ini cukup sulit dan para kompetitor lain banyak yang memiliki peringkat dunia,” kata Yudha. Pada hari pertama, dari enam atlet Indonesia yang bertanding, hanya Yudha yang berhasil meraih kemenangan.
Pelatih boccia Indonesia Andrian Martgatha Kasih mengatakan, bisa sedikit mengimbangi permainan dari peringkat 10 besar dunia adalah sisi positif yang bisa dipetik. Yeung meraih posisi kedua dalam Montreal Boccia World Open 2018 pada April lalu dan berada di posisi 7 dalam Kejuaraan Boccia Dunia 2018 pada Agustus lalu.
Andrian mengungkapkan, defisit jam terbang dan pengalaman bertanding memang menjadi faktor yang menentukan dalam pertandingan tingkat elite. “Kalau secara taktik kami sudah bisa menyikapi strategi lawan karena kami sudah berdiskusi. Memang pengalaman dan jam terbang yang tidak bisa dipungkiri perbedaannya,” kata Andrian.
Boccia memang olahraga yang baru saja diperkenalkan di Indonesia. Pelatnas boccia pertama digelar pada Januari 2018 lalu. Yudha bahkan baru bergabung dengan pelatnas pada April 2018 setelah mengenal boccia saat dipertandingkan pada Pekan Paralimpiade Pelajar Nasional VII di Solo, Oktober 2017.
“(Boccia Indonesia) baru lahir saja. Kalau seandainya kita punya waktu berkembang yang sama, saya yakin kita bisa lampaui mereka,” tambah Andrian.
Tidak gentarnya Yudha melawan Yeung sebetulnya sudah bisa ditebak. Pada Sabtu (6/10) saat ditemui di Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat, Yudha telah menyatakan kesiapannya menghadapi siapapun.
“Saya tidak takut dengan mereka yang punya ranking dunia. Saya siap dengan siapapun, menang atau kalah urusan Tuhan yang menentukan,” ujar Yudha. (SPW)