Kontingen Keluhkan Mepetnya Pemberitahuan Jadwal Pertandingan
Oleh
PRADIPTA PANDU
·3 menit baca
JAKARTA, KOMPAS — Kontingen Asian Para Games Indonesia di beberapa cabang mengeluhkan jadwal pertandingan yang diberitahukan sehari sebelum pertandingan digelar. Hal ini membuat pelatih dan atlet tidak bisa menerapkan strategi secara maksimal dalam menghadapi lawan.
Mayoritas cabang olahraga Asian Para Games 2018 mulai dipertandingkan pada Minggu (7/10/2018). Hanya bulu tangkis, tenis meja, dan basket kursi roda yang mulai dipertandingkan pada Sabtu (6/10/2018).
Meski demikian, beberapa cabang, seperti boccia, tenis kursi roda, dan judo, hingga Sabtu sore belum mendapatkan jadwal pertandingan. Hal ini karena cabang tersebut belum melakukan rapat teknis atau technical meeting untuk menentukan hasil undian ataupun waktu pertandingan.
Pelatih tim boccia Indonesia, Andrian Martgatha, mengatakan, belum adanya jadwal pertandingan dan hasil undian membuat dia kesulitan menerapkan strategi. Pasalnya, boccia merupakan olahraga untuk atlet berkursi roda yang menerapkan permainan menyerang dan bertahan serta menuntut taktik hingga ketepatan lemparan.
”Padahal, technical meeting sudah diadakan kemarin dan semua informasi akan disampaikan secara online. Tetapi, sampai saat ini belum ada rilisnya,” ujar Andrian di Jakarta, Sabtu (6/10/2018).
Menurut Andrian, mengetahui hasil undian dan jadwal pertandingan sangat penting bagi tim boccia Indonesia untuk bersiap menghadapi lawan tangguh, seperti Thailand. Beberapa atlet boccia Thailand, seperti Worawut Saengampa dan Watcharaphon Vongsa, yang turun pada Asian Para Games Jakarta tercatat menempati peringkat teratas dunia.
Selain boccia, pelatih kepala tim tenis kursi roda Indonesia Irfan Dwi Nurfianto juga mengeluhkan jadwal pertandingan yang belum diterima. Irfan mengaku tidak bisa mewaspadai lawan lebih dini. Namun, dia tetap menegaskan kepada setiap atlet untuk selalu bersiap terhadap siapa pun lawan yang akan dihadapi.
Kesiapan strategi sangat dibutuhkan tim tenis kursi roda Indonesia untuk meraih kemenangan jika menghadapi lawan tangguh seperti Jepang. Jepang menjadi salah satu negara yang diunggulkan karena menurunkan petenis nomor satu dunia Shingo Kunieda (tunggal putra) dan petenis nomor dua dunia Yui Kamiji (tunggal putri).
Meski dikeluhkan oleh kontingen boccia dan tenis kursi roda, pelatih kepala tim judo Indonesia, Endang Sri Lestari, merasa tidak terbebani dengan jadwal pertandingan yang belum diterima. Sebab, judo merupakan olahraga yang tidak terlalu bergantung pada strategi, tetapi pada ketahanan fisik dan teknik, seperti kuncian dan bantingan. Menurut dia, jadwal pertandingan dan undian kemungkinan baru diterima pada Minggu pagi.
”Kami belum tahu bertemu negara mana dan kapan waktunya karena technical meeting baru diadakan nanti malam. Siapa pun lawannya atlet akan bertanding maksimal dan memberikan yang terbaik,” ujar Endang.
Atlet judo tunanetra, Miftahul Jannah, yang turun di kelas 52 kilogram juga tidak mempermasalahkan jadwal pertandingan yang belum diterima. Peraih emas Pekan Paralimpik Nasional (Peparnas) Ke-15 Jawa Barat 2016 ini telah siap bertanding siapa pun lawannya dan kapan pun waktu yang ditetapkan nanti.