Semangat Gapai Prestasi Terbaik
Tahun lalu, kejayaan Indonesia saat meraih juara umum di ASEAN Para Games menjadi pelipur lara keterpurukan prestasi di SEA Games. Kali ini, atlet difabel nasional bertekad menggapai prestasi terbaik di ajang yang lebih tinggi, Asian Para Games.
JAKARTA, KOMPAS Prestasi atlet difabel Indonesia di kancah internasional kian membaik. Semangat untuk meraih prestasi terbaik di kancah internasional kembali menggelora saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018 yang berlangsung 6-13 Oktober nanti.
ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017 menjadi saksi ketangguhan atlet penyandang disabilitas nasional. Indonesia menjadi juara umum dengan raihan 126 emas, mengalahkan tuan rumah yang berada di posisi kedua dengan 90 emas.
Capaian atlet nasional saat itu terbilang signifikan. Hal ini karena pada ajang serupa dua tahun sebelumnya di Singapura, Indonesia hanya menempati peringkat kedua dengan 81 emas.
Saat melepas kontingen Indonesia untuk Asian Para Games 2018, Selasa (2/10/2018), Presiden Joko Widodo menyampaikan harapannya agar atlet bisa mengharumkan nama bangsa dengan meraih banyak medali emas. Target masuk delapan besar pemenang Asian Para Games diharapkan bisa terpenuhi.
”Sudah saya sampaikan target masuk 8 besar dengan 16 medali emas. Kalau meleset, tak apa-apa, meleset menjadi masuk 6 besar atau 5 besar,” kata Presiden di halaman tengah kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta.
Sebanyak 296 atlet nasional akan berlaga dalam 18 cabang yang dipertandingkan dalam Asian Para Games 2018, berhadapan dengan atlet-atlet dari 42 negara lain di Asia. Para atlet nasional itu, 40 pelatih, 18 manajer, 35 asisten pelatih, dan 33 pengurus cabang olahraga turut dalam upacara pelepasan kontingen. Hadir pula Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Puan Maharani, Menpora Imam Nahrawi, Ketua Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia (Inapgoc) Raja Sapta Oktohari, dan Ketua Kontingen Indonesia (CdM) Arminsyah.
Sama seperti yang diterima atlet Asian Games, pemerintah juga menyiapkan penghargaan berupa bonus bagi atlet yang meraih medali pada ajang Asian Para Games. Tidak hanya itu, pemerintah juga memberi kesempatan para atlet difabel yang berprestasi untuk menjadi pegawai negeri sipil (PNS).
Komite Paralimpiade Nasional (NPC) meyakini, momentum peningkatan prestasi Paralimpiade akan terus berlanjut di Asian Para Games 2018. Dengan keuntungan tampil di publik sendiri, NPC optimistis dapat mencapai target 18 emas.
”Dengan peningkatan prestasi dari tahun ke tahun, kami yakin mampu meraih lebih kali ini. Apalagi ini di rumah sendiri, di kandang lawan saja kami mampu juara umum. Tetapi, intinya tidak boleh sembarangan dan meremehkan lawan,” kata Ketua Umum NPC Senny Marbun.
Target emas dibebankan paling banyak kepada atlet bulu tangkis, renang, dan catur, masing-masing 4 emas, lalu atletik (3 emas), tenis meja (2 emas), dan angkat berat (1 emas).
Dari cabang terukur, seperti atletik dan renang, semua emas yang ditargetkan hampir pasti menjadi milik Indonesia. Berdasarkan perhitungan performa dari latihan, uji coba, dan kejuaraan terakhir, atlet nasional masih unggul dari pesaingnya.
Pada cabang renang, atlet yang berpeluang meraih emas adalah Jendi Panggabean pada 100 meter gaya punggung klasifikasi S9, Syuci Indriani pada 200 meter gaya ganti SM14 dan 100 meter gaya dada SB14, serta Laura Arurelia Dinda di 50 meter gaya punggung S5.
Jendi dan Laura membuat catatan terbaik saat Kejuaraan di Berlin, Juni 2018. Jendi mencatat 1 menit 6,46 detik, jarak itu sangat jauh dari pesaing terdekatnya asal Korea Selatan, Yong Hwa-kwon (1 menit 12,13 detik).
Sementara Laura mencatatkan 42,81 detik pada nomor andalannya, 50 meter gaya punggung. Dia mengalahkan waktu dari perenang senior Kazakhstan, pemegang rekor Asia, yang mencatat 42,86 detik.
”Persiapan secara umum sudah 100 persen. Kita tinggal melihat hasilnya. Dari perhitungan, kemungkinan menang cukup besar kalau dari catatan waktu.
Soalnya, renang kan olahraga terukur,” kata pelatih kepala renang Handoko Purnomo saat persiapan akhir pelatnas renang di Solo, pekan lalu.
Di atletik, peluang emas diraih dari Saptoyoga Purnomo dalam nomor lari 100 meter T37, Karisma Evi di nomor lari 100 meter T42, dan Nur Ferry Pradana di nomor lari 400 meter T47.
Saptoyoga merupakan pelari tercepat di Asia dengan catatan waktu 11,47 detik. Adapun rekor Asia pada nomor tersebut dipecahkan pelari China, Yong Bin Liang, pada 2012 dengan waktu 11,51 detik.
”Sekarang lawannya Sapto belum ada yang bisa mencapai 11,9 detik. Selain itu, Evi juga unggul cukup jauh. Dia sudah bisa 15 detik, sedangkan lawannya masih di 16 detik,” kata pelatih kepala atletik, Slamet Widodo.
Tidak terukur
Dari cabang tidak terukur, potensi medali terbesar diraih dari bulu tangkis. Indonesia memiliki empat atlet juara dunia, meliputi Ukun Ruakendi pada klasifikasi SL3, Hary Susanto (SL4), Leani Ratri Oktalia (SU5), dan Suryo Nugroho (SU5).
Saat Kejuaraan Dunia 2017 di Ulsen, Korea Selatan, emas diraih oleh Ukun dan Hary di nomor ganda putra SL3/SL4, Ukun di tunggal putra SL3, Hary dan Leani di ganda campuran SL4/SU5, serta Suryo yang juara ganda putra berpasangan dengan atlet Singapura.
Pelatih kepala bulu tangkis, Imam Kunantoro, mengatakan, tiga nomor yang dimainkan oleh Ukun, Hary, dan Leani, hampir pasti meraih emas. Selain karena juara dunia, belum ada pesaing berat di nomor itu. Mereka juga yang meraih emas pada Asian Games sebelumnya.
Sementara itu, Suryo yang juara dunia di nomor ganda putra ditargetkan meraih emas di tunggal putra. Dia akan bekerja sama dengan rekannya dalam SU5, Dheva Anrimusthi.
”Suryo dan Dheva kemampuannya seimbang. Kita harapkan mereka bisa membuat final sesama pemain Indonesia. Namun, mereka harus melewati pesaing asal Malaysia, Cheah Liek Hou, yang mengalahkan Suryo di final tunggal Kejuaraan Dunia,” kata Imam.
Peluang dua emas dalam tenis meja juga hampir pasti diraih atlet nasional. Atlet andalan David Jacobs ditargetkan dua emas di nomor tunggal putra dan ganda putra pada klasifikasi TT10.
David mengatakan, peluang lebih besar ada di ganda putra bersama pasangannya, Komet Akbar. Sebab, pesaing terberatnya, peringkat ketiga dunia versi Federasi Tenis Meja Internasional (ITTF), Hao Lian, asal China, tidak turun di nomor itu.
”Maksimal, kan, hanya dua nomor. Saya ambil tunggal dan ganda putra. Kalau dia main di tunggal putra sama ganda campuran. Selain Hao, pesaing terberat hanya pasangan Thailand, yang kami kalahkan saat juara di uji coba kemarin,” ucap David.
Meski David berada di peringkat kedua dunia, atau di atas Hao satu peringkat, emas dalam tunggal belum bisa dipastikan. Dengan kemampuan yang seimbang, penentunya adalah pada saat di pertandingan. ”(Peluangnya) Masih 50:50,” katanya.
Sementara itu, asisten pelatih catur, Budi Santoso, mengatakan, penentuan target empat emas cabang catur didasarkan pada prestasi dalam uji coba di Malaysia dan Polandia. Dalam turnamen yang diikuti atlet Paralimpiade dunia itu, penampilan atlet nasional menjanjikan.
”Di Malaysia, Satriyo Gayuh meraih peringkat keempat kategori umum, Hartono Adji meraih emas kategori Paralimpiade, Suryanto Edy meraih perak kategori Paralimpiade. Di Polandia, Tati Karhati mengimbangi pecatur dunia dan masuk ke peringkat kelima,” ucap Budi.
Pastikan kesiapan
Setelah melepas kontingen, kemarin Presiden Jokowi juga memimpin rapat terbatas untuk memastikan kesiapan penyelenggaraan Asian Para Games 2018. Sebagaimana capaian di Asian Games 2018, Presiden berharap Asian Para Games 2018 juga sukses dalam penyelenggaraan dan prestasi.
”Saya minta Inapgoc, para menteri dan pimpinan lembaga terkait terus mengecek dan memantau perkembangan persiapan, terutama di lapangan,” kata Presiden. (KEL/NTA/LAS)