Ragunan Berjuang Menjaga Konsistensi
JAKARTA, KOMPAS Ragunan Soccer School masih memimpin klasemen sementara Liga Kompas Kacang Garuda U-14 hingga pekan ketiga. Menghadapi laga pekan keempat di GOR Ciracas, Jakarta Timur, Minggu (23/9/2018), mereka berjuang untuk menjaga konsistensi, terutama dari aspek produktivitas gol.
Gebrakan Ragunan pada musim ini merupakan kejutan. Musim lalu, mereka hanya finis di peringkat ke-10. Oleh karena itu, mempertahankan posisi puncak merupakan tugas berat yang harus dilakukan.
Pelatih Ragunan Soccer School Rasyito Amsya mengatakan, Sabtu (22/9), di Jakarta, bahwa penampilan musim ini merupakan buah dari konsistensi sejumlah pemain yang berasal dari kelahiran tahun 2004 atau sekarang berusia 14 tahun. Para pemain itu sudah merasakan Liga Kompas musim 2017-2018 dan banyak belajar dari pengalaman setiap laga.
Namun, untuk bisa bermain konsisten setiap pekan, merupakan hal yang sulit, yang kini dirasakan para pemain Ragunan. Pada pekan lalu, Rasyito menilai timnya bermain di bawah performa meski menang 1-0 atas Siaga Pratama.
Produktivitas gol mereka pun menurun jika dihitung sejak pekan pertama. Dalam tiga laga pertama, mereka mampu menang atas Villa 2000, 4-0; Pelita Jaya, 3-1; dan terakhir Siaga Pratama, 1-0.
”Setelah mencetak gol di menit ke-16, mental tim lawan tidak lantas turun. Pertahanan mereka makin sulit ditembus, dan justru pemain saya yang banyak lengah,” ujar Rasyito, menjelaskan hasil laga melawan Siaga Pratama.
Melihat situasi ini, Rasyito mulai mengevaluasi permainan timnya yang terlalu percaya diri sehingga menjadi lengah. Kapten Ragunan, Ricko Ridho, juga menilai komunikasi antarlini pemain kurang, ditambah dengan pergantian sejumlah pemain di babak kedua pada laga kontra Siaga Pratama yang membuat teknik operan satu-dua tidak berjalan mulus.
Rasyito mengakui kendala koordinasi antarpemain itu disebabkan sulitnya mengumpulkan semua pemain pada jadwal latihan mereka, yaitu Selasa dan Kamis. Para pemain juga punya kewajiban untuk menyiapkan diri menghadapi ujian nasional tingkat SMP.
”Karena hal itu, latihan kami sesuaikan dengan posisi mereka per lini, terutama pada lini tengah dan depan, agar mereka fokus dengan tugasnya untuk membangun serangan,” jelas Rasyito.
Berada di puncak klasemen liga, Rasyito berusaha menjaga performa Ragunan agar konsisten. Ia tidak ingin membuang kesempatan gol timnya seperti pada babak kedua saat melawan Siaga Pratama pekan lalu.
”Di babak kedua pekan lalu, ada lebih dari tiga skema serangan yang berpeluang gol. Namun, peluang itu tidak dimanfaatkan dengan baik oleh tim,” imbuh Rasyito.
Pada pekan keempat ini, Ragunan akan menghadapi Big Stars Babek, tim debutan yang berusaha menyaingi tim-tim lama. ”Kami juga harus konsisten untuk menghadapi Ragunan. Pencapaian mereka tidak membuat pemain kami gentar,” kata Pelatih Big Stars Babek Bonni Safrudin Wijaya.
Kumpulkan pengalaman
Adapun kondisi Villa 2000 saat ini berkebalikan dengan Ragunan. Musim lalu, Villa 2000 bisa finis di peringkat tujuh, tetapi kini masih berada di dasar klasemen dan belum memiliki poin. Mereka masih mengumpulkan pengalaman.
Dalam keikutsertaannya yang ke-9, pemain Villa 2000 yang terdaftar musim ini separuhnya kelahiran tahun 2005 atau kini masih berusia 13 tahun.
”Dari 25 pemain yang terdaftar, sekitar 12 pemain berusia lebih muda. Hal itu berpengaruh saat mereka harus beradu fisik satu lawan satu ketika menerima bola,” kata Pelatih Villa 2000 Artha Wijaya ketika ditemui di Lapangan Villa Pamulang, Sabtu kemarin.
Namun, Artha justru ingin memanfaatkan kondisi ini untuk mengembangkan pemain usia muda. Sejauh ini, pemain angkatan 2005 ia nilai cukup berkembang dari segi kemampuan, seperti pemain bek tengah Dafi Ulhaq yang terus belajar dari kesalahan di lini bertahan tiap pekan.
”Kami berusaha menghargai proses. Harapannya, pada tahun depan, angkatan yang lebih muda ini belajar banyak dan bermain lebih baik lagi,” tutur Artha.
Villa 2000 saat ini bertekad menyempurnakan serangan. Pekan lalu, mereka kalah dari Salfas dengan skor 1-2. Berada di klasemen terendah pekan ini, Pelatih Artha Wijaya menargetkan kemenangan pada pekan keempat ini untuk meningkatkan mental dan kepercayaan diri para pemain.
”Dari tiga pekan kemarin, kami sudah kebobolan tujuh gol dari Ragunan, Benteng Muda IFA, dan Salfas. Pekan ini kami harus menang walau hanya unggul satu gol,” kata Artha. Pada pekan keempat ini, Villa 2000 akan menghadapi Jakarta Football Academy (JFA).
Artha melihat timnya sudah mampu mengalirkan bola ke depan dan hal ini harus dipertahankan. Oleh karena itu, jadwal latihan pada Selasa, Kamis, dan Sabtu pekan ini tetap menekankan pola permainan dari dasar dengan formasi yang relatif bertahan, yakni 3-4-3.
”Evaluasi dari pertandingan melawan Salfas pekan lalu, sisi pertahanan bagian kanan diperbaiki karena tampak berlubang. Sementara itu, serangan juga diperbaiki dengan menyempurnakan umpan silang,” ujar Artha.
Adapun JFA yang merupakan lawan Villa 2000 pekan keempat sekaligus juara bertahan musim lalu ini juga sedang berusaha naik ke papan atas. Saat ini JFA masih berada di peringkat ke-11 dan belum pernah menang.
Situasi di klasemen ini pun menunjukkan bahwa Liga Kompas Kacang Garuda U-14 merupakan kompetisi yang dinamis. Peta persaingan tim akan terus berubah. (DEN/E19)