JAKARTA, KOMPAS — Sejak memulai pemusatan pelatihan nasional pada Januari 2018, para atlet tim nasional basket kursi roda Indonesia untuk Asian Para Games 2018 belum juga mendapatkan kursi roda baru. Padahal, kursi roda tersebut sangat dibutuhkan untuk menunjang performa mereka saat bertanding.
Kini, dengan waktu persiapan kurang dari tiga pekan sebelum Asian Para Games pada 6-13 Oktober, mereka sangat berharap segera bisa menggunakan kursi roda baru dan beradaptasi. Apabila keberadaan kursi roda baru itu terlalu mepet dengan hari pertandingan, dikhawatirkan proses adaptasi tidak optimal dan kurang mendukung performa para atlet.
Tim basket kursi roda Indonesia terdiri atas 12 atlet. Sebagian besar mereka mulanya bukan atlet basket kursi roda. Ada yang beralih dari olahraga lain ke basket kursi roda. Bahkan, ada yang bukan atlet yang akhirnya terjun ke olahraga itu. Praktis hanya kapten tim, Donald Putra Santoso, yang benar-benar atlet basket kursi roda.
Sebagian besar atlet tidak memiliki kursi roda yang ideal dan disesuaikan dengan kebutuhan atlet. Paling tidak tujuh atlet mendapatkan kursi roda dari sejumlah teman Donald. Sementara empat atlet mendapatkan kursi roda bekas olahraga lain yang dimodifikasi, seperti kursi roda untuk tenis kursi roda yang dimodifikasi agar bisa dipakai untuk basket kursi roda.
Atlet basket kursi roda Indonesia, Gusti Putu Putra Adyana, Selasa (18/9/2018), mengatakan, kursi roda bekas itu tidak benar-benar sesuai dengan bentuk tubuh dan kebutuhan atlet. Akibatnya, tak sedikit yang cedera saat menggunakannya.
”Contohnya, kursi roda saya hanya ada satu roda kecil di belakang. Hal itu membuat kursi roda tidak seimbang untuk tubuh saya yang cukup besar. Saat memakainya, saya tidak berani terlalu cepat dan banyak bergerak karena rawan terjatuh,” ujar atlet asal Bali tersebut.
Oleh karena itu, para atlet basket kursi roda Indonesia sangat berharap bisa menggunakan kursi roda baru. ”Selain bentuknya sesuai dengan tubuh kami masing-masing, material kursi roda baru itu juga lebih baik. Kursi roda itu lebih ringan dan kuat sehingga bisa dipakai untuk sprint dan manuver lebih cepat,” kata Adyana.
Butuh adaptasi
Sebanyak sembilan kursi roda baru untuk tim basket kursi roda Indonesia itu dikabarkan sudah tiba di Pelabuhan Semarang, Jawa Tengah, pada 2 September dan sampai ke Solo sekitar seminggu lalu. Kendati demikian, kursi roda itu belum bisa dipakai para atlet karena menunggu teknisi dari Jepang guna merakit kursi khusus tersebut.
Adyana berharap bisa segera menggunakan kursi roda itu agar punya waktu yang cukup untuk beradaptasi. Waktu adaptasi itu idealnya satu minggu. Namun, kemungkinan kursi roda itu baru bisa digunakan awal Oktober.
Manajer tim kursi roda Indonesia, Rizki Adventus, menyampaikan, tim juga berharap bisa segera pindah latihan di Jakarta. Menurut jadwal NPC Indonesia, kontingen Indonesia baru pindah dari Solo ke Jakarta pada awal Oktober.
Jadwal itu dianggap terlalu lama. Sebab, atlet butuh adaptasi dengan arena pertandingan.
”Di Solo, kami latihan di lapangan yang tidak berstandar, yakni lapangan semen yang lantainya tidak rata. Hal itu rawan membuat atlet cedera. Sementara di Jakarta, lapangannya terbuat dari kayu dan rata. Itu sangat membantu atlet untuk latihan lebih optimal,” ujar Rizki.
Dalam Asian Para Games nanti, tim basket kursi roda Indonesia bakal bersaing di grup yang beranggotakan Iran, Irak, China, dan Thailand. Targetnya bisa memenangi dua laga.