Pemprov Sumsel Gandeng Swasta Kelola Kompleks Jakabaring
Oleh
Rhama Purna Jati
·4 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS—Pemerintah Sumatera Selatan menggandeng pihak swasta untuk mengelola arena yang ada di kawasaan Kompleks Olahraga Jakabaring (JSC). Satu arena telah dikelola oleh swasta adalah arena boling. Langkah tersebut dilakukan untuk membiayai perawatan JSC.
Hal ini disampaikan Gubernur Sumatera Selatan Alex Noerdin, Senin (3/9/2018) di Palembang. Alex mengatakan, setelah Asian Games, fokus utamannya adalah menjaga JSC tetap menjadi kota olahraga. Salah satu caranya adalah melibatkan pihak swasta untuk mengelola arena. “Kalau mengandalkan APBD tentu tidak akan cukup,” ujar Alex.
Konsep kerja sama yang akan dilakukan adalah mempromosikan arena kepada pihak swasta, dengan imbalan mereka dapat memasang nama di arena tersebut. Sebagai contoh, nama Gelora Sriwijaya bisa diubah dengan menyisipkan nama perusahaan yang menjadi sponsor.
Saat ini, kata Alex, arena boling sudah dikelola sebuah perusahaan dari Singapura. Kebutuhan listrik arena itu saja membutuhkan dana Rp 150 juta per bulan. Belum lagi arena yang lain. Dengan adanya perusahaan yang bersedia mengelola arena, pemerintah tidak harus mengeluarkan biaya terlalu tinggi untuk perawatan. “Hal yang sama akan diterapkan di arena yang lain,” kata dia.
Untuk mewujudkan hal tersebut, lanjut Alex, dibutuhkan tenaga profesional yang mampu mengelola JSC termasuk menawarkan pengelolaan arena kepada pihak swasta. Untuk itu Pemprov Sumsel telah membangun BUMD bernama PT Jakabaring Sport City.
Keberadaan Asian Games secara tidak langsung juga telah mempromosikan JSC kepada perusahaan di dalam dan luar negeri untuk berperan dalam perawatan. "Pengelolaan bisa melibatkan perusahaan yang beroperasi di Sumsel, perusahaan multi nasional, atau bahkan perusahaan internasional,” ucapnya. Pihaknya juga optimistis, setelah Asian Games, fasilitas di JSC tidak mangkrak karena ada 5 kejuaraan dunia akan diadakan di JSC pada tahun 2019.
Direktur Utama PT Jakabaring Sport City, Bambang Supriyanto mengatakan, biaya perawatan 24 arena yang ada di Jakabaring mencapai Rp 1,8 miliar per bulan. Dana itu diperoleh melalui penyewaan arena saat digunakan sebagai ajang olahraga. Sejak PON 2004 sampai sekarang aset-aset di JSC masih terawat bahkan bertambah. Itu karena dalam periode 2004-2017, setidaknya ada 42 even olahraga berskala internasional diadakan di JSC.
Presiden Federasi Triathlon Indonesia Mark Sungkar menerangkan, JSC memiliki fasilitas yang cukup mempuni untuk penyelenggaraan sejumlah kejuaraan Trilomba. “Dengan fasilitas yang ada, tentu akan disayangkan kalau tidak dimanfaatkan untuk kejuaraan,”katanya.
Untuk itu, ia merencanakan akan mengadakan sejumlah seri kejuaraan yang nantinya bermuara pada Kejurnas. Penyelenggaraan kegiatan itu beberapa kali akan dilakukan di Sumsel. Bahkan, pada 2021 Mark berencana mengajukan JSC sebagai tuan rumah kejuaraan dunia Trilomba.
Pendidikan
Selain sebagai lokasi penyelenggaraan kegiatan olahraga, JSC juga akan dipergunakan sebagai sarana penunjang pendidikan olahraga di Sumsel. Senin (3/9/2018), Pemprov Sumsel melakukan kerjasama dengan NBA Junior dalam melatih pelatih/guru olahraga mengajarkan cabang olahraga basket kepada siswa.
Program Internasional NBA Junior adalah program pelatihan bagi guru olahraga di lima kota di Sumatera selatan yakni Sekayu, Lubuklinggau, Prabumulih, Baturaja, dan Palembang. Gubernur mengungkapkan, pendidikan itu diharapkan dapat menghasilkan atlet basket yang berkualitas. Selain basket, pihaknya akan mulai mengembangkan kerjasama dengan pihak lain yang sarana olahraganya ada di Palembang.
Kepala Dinas Pendidikan Widodo mengatakan, sampai saat ini, baru basket yang sudah mengeluarkan silabus program belajar-mengajar basket. Ke depan, hal itu akan dikembangkan ke beberapa cabang olahraga lain. Namun yang paling penting menurut Widodo adalah digalakkannya kompetisi berkelanjutan di sekolah-sekolah.
Kereta Ringan
Sementara itu Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan tetap memonitor dan memberikan subsidi untuk operasional kereta ringan (LRT) Palembang. Salah satu alasan dibangunnya LRT ini memang untuk menyukseskan Asian Games, agar para atlet dan petugas bisa bergerak dari satu arena ke arena lain dengan cepat dan praktis.
LRT Palembang membentang dengan jarak 23,4 kilometer dari Bandara Internasional Sultan Mahmud Badaruddin II dan berujung di Jakabaring Sport City. Budi mengatakan, nilai investasi yang dikucurkan pemerintah melalui APBN untuk pembangunan LRT Palembang sebesar 37 juta dollar AS atau Rp 484 miliar per km, atau total Rp 12,5 triliun. Nilai investasi tersebut digunakan untuk membangun jalur kereta sepanjang 23,4 kilometer, 13 unit stasiun, dan 24 unit kereta.
"Saat ini LRT Palembang sudah kami serahkan ke PT KAI untuk dioperasikan. Namun pengoperasian itu masih dalam pengawasan dan tanggung jawab kami," kata Budi Karya.
Sebagai bentuk tanggung jawab, Kementerian Perhubungan akan memberikan subsidi kepada penumpang KAI sebesar Rp 300 miliar setiap tahun untuk LRT Palembang. Dengan subsidi ini maka harga tiket yang harus dibayar penumpang hanya Rp 5.000, jika tanpa subsidi maka harga tiket menjadi Rp 10.000 per penumpang.
"Subsidi ini akan diberikan selama tiga tahun, sampai LRT Palembang bisa membiayai dirinya sendiri. Di tahap awal memang perlu disubsidi karena bangkitan lalu lintasnya belum besar," kata Budi Karya. (M CLARA WRESTI)