Cabang paralayang Asian Games 2018 telah selesai dilombakan. Parasut-parasut raksasa sudah diturunkan. Warna-warni parasut tak lagi terlihat menghias langit Puncak, Jawa Barat.
Akan tetapi, jejaknya tidak hilang begitu saja. Sejarah telah ditorehkan. Untuk pertama kalinya, paralayang dipertandingkan di Asian Games. Semua berjalan sukses tanpa kendala berarti.
Wahyu Yudha, Ketua Paralayang Indonesia, mengatakan, pencapaian ini adalah kesempatan langka. Di berbagai kejuaraan paralayang internasional, biasanya selalu ada ronde yang tidak bisa diselenggarakan, terutama akibat gangguan cuaca.
Para pilot alias atlet paralayang pun bahagia. Pertarungan di Asian Games 2018 jauh lebih menantang. Kondisi cuaca di Puncak sulit ditebak.
”Kami awalnya sangat yakin meraih medali emas di nomor XC (lintas alam) karena sudah biasa bertanding di kejuaraan-kejuaraan dunia. Akan tetapi, setelah dua ronde, kami tak terlalu yakin mendapat emas. Tantangannya berat. Hingga akhirnya berhasil, semuanya berkat kerja keras dan kekayaan pengalaman kami,” ungkap atlet Jepang, Yoshiki Kuremoto.
Perwakilan Anggota Dewan Eksekutif Federasi Air Sports Internasional (FAI) August Gudmunson sangat berterima kasih kepada Indonesia karena telah menggelar cabang paralayang di Asian Games 2018 sekaligus membangun arena ideal di Puncak. Kesuksesan itu berpotensi mendorong olahraga udara ini masuk ke Olimpiade 2024 Paris.
”Lewat beragam event di Asia, dari SEA Games, Asian Beach Games, hingga Asian Games, sesungguhnya Asia memimpin jalan olahraga udara menuju Olimpiade Paris 2024. Sekarang, sudah ada gerakan mendorong paralayang, indoor sky-diving, dan drone racing ke Olimpiade,” ujarnya menjelaskan.
Pengakuan dunia
Presiden Paralayang Asia Mubarak Suwailem mengatakan, sukses Asian Games 2018 membuka pintu Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade Olahraga Udara. Kemampuan Indonesia sebagai penyelenggara pergelaran tingkat dunia tak perlu diragukan lagi.
”Saya yakin Indonesia siap menjadi tuan rumah Olimpiade Olahraga Udara,” ucapnya.
Tak sekadar sukses penyelenggaraan, Indonesia juga menorehkan prestasi terbaik. Atlet nasional merebut dua medali emas, satu perak dan dua perunggu. Khusus pencapaian dua medali emas di nomor akurasi, hasil itu semakin menegaskan kemampuan Indonesia melahirkan banyak juara-juara dunia akurasi.
”Medali perunggu lintas alam juga menunjukkan bahwa kita juga sebenarnya mampu. Ke depannya, nomor ini akan menjadi perhatian sehingga Indonesia bukan hanya dominan di akurasi, melainkan juga sangat kompetitif di nomor lintas alam,” papar pelatih kepala paralayang Indonesia, Gendon Subandono.
Bagi atlet Indonesia, sukses itu juga memberi kebanggaan dan kepercayaan diri yang besar bahwa mereka mampu bersaing melawan atlet paralayang kelas dunia. ”Di nomor lintas alam kita sebenarnya bisa, hanya kurang sabar. Dengan latihan lebih intensif dan kesabaran lebih besar, kita akan lebih bersaing,” kata Rika Wijayanti, atlet tim putri Indonesia,
Gendon menambahkan, hasil positif di Asian Games juga akan mendorong lebih banyak peminat olahraga paralayang. ”Saya juga ingin mengundang anak-anak muda Indonesia di mana pun kalian berada. Ayo, tekuni paralayang. Cabang ini sekarang bisa memberi kehidupan untuk para pilotnya. Di atas semua itu, saat semakin banyak pilot tangguh, kita bisa membangun tim yang kuat,” tuturnya. (Rakaryan Sukarjaputra)