Jakarta, Kompas - Presiden Asosiasi Federasi Atletik Intenasional (IAAF) Sebastian Coe menilai, Indonesia memiliki potensi besar untuk mengembangkan prestasi atletik. Ia pun berkomitmen membantu Pengurus Besar Persatuan Ateltik Seluruh Indonesia (PASI) untuk meningkatkan dunia atletik Indonesia.
“Indonesia memiliki potensi yang besar, memiliki penduduk yang besar. Indonesia memiliki potensi dalam sponsorship. Indonesia juga sudah memiliki penyiaran dan media,” kata Coe yang hadir dalam perlombaan atletik Asian Games 2018 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Sabtu (25/8/2018).
Coe senang melihat atletik bisa menjadi salah satu cabang olahraga yang tetap digemari penonton Indonesia. Terutama pada hari libur, ketika dirinya melihat cukup banyak penonton atletik yang mengisi bangku-bangku di Stadion Utama Gelora Bung Karno Senayan.
Coe yang merupakan pemegang medali emas nomor 1500 meter Olimpiade Moskwa 1980ini, menegaskan bahwa IAAF juga telah membahas bersama PB PASI tentang berbagai hal apa pun yang terbaik dalam pendekatkan yang bisa dilakukan IAAF untuk dapat meningkatkan prestasi altet lokal. “Karena kami memiliki hubungan yang dekat dengan PB PASI,” katanya.
Selain itu, tambah Coe yang juga memegang medali emas nomor 800 meter Kejuaraan Atletik Eropa 1981 di Roma, “Kami juga memiliki otonomi yang besar di kawasan ini untuk semua asosiasi yang ada. Dalam memutuskan hal apa yang diperlukan,” imbuhnya.
Menyinggung kemungkinan Indonesia, khususnya Jakarta, bisa menjadi tuan rumah dari salah satu Kejuaraan Dunia Atlet, menurut Coe, bisa saja. Apalagi Indonesia memiliki fasilitas atletik yang bagus seperti Stadion Utama GBK yang berkelas dunia, serta Stadion Madya yang bisa digunakan untuk pemanasan.
“Tetapi Indonesia harus mengajukan diri dan memperlihatkan apa yang menarik. Karena penentuan tuan rumah pelaksanaan Kejuaraan Dunia Atletik itu bukan keputusan Federasi (IAAF -red),” jelasnya.
Sementara untuk terus meningkatkan minat pecinta atletik, Coe juga tidak berkecil hati dengan pensiunnya icon atletik, Usain Bolt, sang pemegang rekor dunia 100 dan 200 meter asal Jamaika. Ia optimistis atletik akan melahirkan bintang-bintang muda, seperti Armand Duplantis yang juara dunia atletik remaja lompat galah asal Swedia.
Bahkan juga Indonesia yang kini memiliki juara dunia atletik U20, Lalu Muhammad Zohri. Yang rekor yunior 100 meter-nya, 10,18 detik, hanya selisih 0,01 detik dari rekor senior, 10,17 detik atas nama Suryo Agung Wibowo. Baik Armand Duplantis maupun Lalu Muhammad Zohri sama-sama baru berusia 18 tahun saat ini.