Pebalap Sepeda Indonesia Butuh Latihan Berkelanjutan
Oleh
Tatang Mulyana Sinaga
·3 menit baca
SUBANG, KOMPAS — Pebalap sepeda Indonesia kembali gagal meraih medali di nomor jalan raya perseorangan putra 150 kilometer pada Asian Games 2018 di Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis (23/8/2018). Sementara itu, negara Asia Tenggara lainnya, Thailand, sukses merebut perunggu sekaligus menempatkan dua pebalapnya di lima besar. Hasil ini perlu dijadikan evaluasi bagi tim Indonesia untuk menerapkan latihan dan pembinaan berkelanjutan.
”Thailand memiliki pembinaan berkelanjutan. Program latihannya berjalan konstan. Berbeda dengan di Indonesia, di mana tim sering dibubarkan setelah lomba, sehingga harus mulai dari nol lagi untuk lomba ajang selanjutnya,” ujar pebalap Indonesia, Aiman Cahyadi, yang finis di posisi ke-9 pada lomba itu.
Aiman mencatatkan waktu 3 jam 26 menit 1 detik. Indonesia juga menurunkan tiga pebalap lainnya, yaitu Robin Manullang (peringkat ke-10), Dadi Suryadi (19), dan Jamal Hibatullah (34). Lomba itu diikuti 55 atlet dari 17 negara.
Medali emas diraih pebalap Kazakhstan, Alexey Lutsenko, dengan waktu 3 jam 25 menit 25 detik. Perak direbut Fumiyuki Beppu (Jepang) dan perunggu menjadi milik Navuti Liphongyu (Thailand).
Rekan senegara Liphongyu, Peerapol Chawchiangkwang, finis di posisi ke-4. Sementara dua pebalap Thailand lainnya, Thanakhan Chaiyasombat dan Sarawut Sirironnachai, menempati posisi ke-7 dan ke-12.
Aiman dan Robin sebenarnya masih meramaikan persaingan meraih medali hingga 4 kilometer menjelang finis. Namun, di rute menanjak tersebut, mereka kalah tenaga. Empat pebalap, Lutsenko, Beppu, Liphongyu, dan Chawchiangkwang, meninggalkan rombongan pebalap lainnya dan bersaing ketat hingga menyentuh garis finis.
”Di akhir-akhir, mereka melaju lebih cepat. Prestasi mereka tidak diraih dengan instan, tetapi lewat pembinaan dan latihan fokus serta jam terbang. Pebalap Indonesia butuh banyak latihan lagi dan pengalaman mengikuti lomba,” ujar Aiman.
Kegagalan para pebalap putra Indonesia meraih medali itu melanjutkan kegagalan di nomor jalan raya perseorangan putri 100 kilometer pada Rabu. Indonesia masih berpeluang meraih medali di nomor individual time trial putra 40 kilometer dan individual time trial putri 20 kilometer.
”Semoga hasil di nomor lainnya lebih baik. Harus segera istirahat untuk memulihkan tenaga,” ujar Aiman yang juga akan berlomba pada nomor individual time trial.
Menantang
Peraih medali emas Lutsenko mengatakan, lomba cukup berat karena persaingan ketat terjadi hingga menjelang garis finis. Dia pun finis nyaris bersamaan dengan peringkat kedua, Fumiyuki Beppu.
”Kami berusaha mengendalikan lomba dengan mengatur strategi sejak awal. Medali emas ini diraih lewat kerja sama tim,” ujar Lutsenko. Kazakhstan menurunkan empat pebalap pada lomba itu.
Pebalap Jepang, Beppu, mengatakan, rute lomba tersebut sangat menantang. Sebab, setelah melintasi jalan yang cenderung landai, pebalap justru dihadapkan pada banyak tanjakan di 15 kilometer menjelang finis.
”Di saat tenaga sudah hampir habis, justru rute semakin berat. Ini membuat persaingan juga semakin sengit,” ujar Beppu.
Beppu mengatakan, hingga 10 meter menjelang garis finis, dia masih yakin dapat meraih medali emas. Namun, Lutsenko menyusul dan menyentuh garis finis lebih dahulu dengan selisih waktu tidak sampai satu detik.
”Semula saya merasa akan memenangi lomba. Tetapi, Lutsenko ternyata finis di depan. Itu menunjukkan perjuangannya menjelang finis sangat luar biasa,” kata Beppu.
Sementara itu, pebalap Thailand, Liphongyu, mengaku cukup puas meskipun hanya meraih perunggu. Hal itu membuktikan negaranya dapat bersaing di tingkat Asia. ”Perunggu hasil yang cukup bagus. Ini akan meningkatkan motivasi kami untuk tampil lebih baik di ajang selanjutnya,” ujarnya.