MAJALENGKA, KOMPAS - Tantangan bagi pedayung yang lolos pada semifinal kano/kayak slalom Asian Games 2018 akan lebih berat. Selain pengaturan ulang tiang gawang, jumlah gawang juga bertambah.
Semifinal untuk nomor kano tunggal putra (C1 putra) dan kayak tunggal (K1) putri berlangsung di Bendung Rentang, Kabupaten Majalengka, Jawa Barat, Rabu (22/8/2018). Untuk nomor K1 putra, sebanyak 13 peserta. Indonesia tidak punya wakil di nomor ini setelah Nopriadi gugur di babak penyisihan.
Sementara untuk nomor K1 putri, sebanyak 10 pedayung bakal memperebutkan tiket ke final. Di nomor ini, Sumita Kurnia, pedayung Indonesia bakal bertarung dengan atlet asal Thailand, China, Jepang, Iran, Taiwan, dan Kazakhstan.
Technical Delegate Kano Slalom Asian Games 2018 Sakchai Atibhodi mengatakan, tantangan untuk semifinal lebih berat dibandingkan babak penyisihan. Jika sebelumnya hanya ada 18 gawang yang harus dilintasi atlet, saat semifinal jumlah gawang ditambah menjadi 20.
"Ini sudah sesuai ketentuan Olimpiade. Posisi gawang juga telah diubah," ujar Sakchai. Meski demikian, menurut dia, arus di arena tidak berubah tetap 14 meter kubik per detik.
Sakchai mengatakan, jika pada babak penyisihan para atlet bermain aman dengan menghindari pinalti karena menyentuh gawang, saat ini, atlet akan mengerahkan seluruh kekuatannya. "Ini akan lebih berat," ucapnya.
Menurut dia, untuk nomor C1 putra, terdapat atlet asal Jepang Haneda Takuya yang pernah meraih perunggu pada Olimpiade Rio 2016. Namun, pada atlet tetap akan menunjukkan kemampuan terbaiknya.
Menurut dia, jumlah atlet yang akan ke babak final berjumlah delapan sampai 10 atlet. "Cabang ini masih baru. Di babak final, satu negara hanya satu atlet yang terbaik. Ini masih akan dibicarakan," ujarnya.