Perebutan medali angkat besi pada Asian Games 2018 tinggal menghitung hari. Berbagai persiapan fisik, teknik, dan mental atlet telah dilakukan sejak jauh-jauh hari. Kini saatnya lifter Indonesia menunjukkan performa terbaiknya dan tampil dengan gembira demi mencapai prestasi.
Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Angkat Besi, Binaraga, dan Angkat Berat Seluruh Indonesia (PB PABBSI) Rosan P Roeslani, saat pelepasan tim angkat besi, Sabtu (11/8/2018), mengatakan, para lifter telah mengorbankan tenaga, waktu, pikiran, dan masa mudanya untuk berlatih angkat besi. ”Apa yang kita raih tidak bisa dicapai dengan cara instan. Ini merupakan hasil usaha selama bertahun-tahun. Tanpa pengorbanan, kita tidak bisa meraih apa yang diinginkan,” ujarnya.
Mengingat banyaknya pengorbanan yang sudah dilakukan lifter, menurut Rosan, sekarang saatnya tim angkat besi Indonesia memetik hasil pada Asian Games. Sepanjang keikutsertaan pada pesta olahraga antarnegara Asia sejak 1962, Indonesia baru mengoleksi 7 perak dan 15 perunggu. Tim angkat besi ditantang untuk mencetak sejarah dengan meraih medali emas untuk pertama kali.
Karena itu, para lifter diharapkan dapat tampil dengan gembira dan mengerahkan segenap kemampuan demi mengibarkan bendera Merah Putih di podium juara. Rosan meminta lifter menyatukan tekad, pikiran, dan kemauan.
”Mari kita kobarkan hati yang senang dan tampil semaksimal mungkin. Tampil sebagai tuan rumah merupakan kesempatan kita untuk mengukir sejarah. Tampillah seolah-olah ini menjadi angkatan terakhir kita,” kata Rosan.
Semangat untuk menampilkan yang terbaik ditunjukkan lifter kelas 69 kg Deni dengan mencoba peralatan di JIExpo Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (13/8). Dia ingin menjalani program latihan sambil merasakan atmosfer perlombaan dan mencoba peralatan baru. ”Saya ingin ganti suasana menjelang game time,” ujarnya.
Menurut Deni, peralatan yang ada di arena Asian Games sudah berlevel dunia. ”Kalau misalnya setelah Asian Games kita buat Kejuaraan Dunia, sudah siap. Semua peralatan standar dunia, hanya tribune penonton yang kurang besar,” katanya.
Untuk mendukung Asian Games, 50 set peralatan latihan, 30 set peralatan pemanasan, dan 4 set peralatan perlombaan didatangkan dari pabrik di Swedia. Setiap set peralatan dibeli dengan harga sekitar Rp 100 juta. Peralatan itu telah mendapat sertifikasi dari Federasi Angkat Besi Internasional (IWF) serta telah dipasangi stiker dengan logo Asian Games 2018. Teknisi ahli dari Australia, Brock Martin, juga didatangkan untuk memastikan peralatan terpasang dengan tepat dan aman sesuai dengan denah tata letak arena.
Deni mengatakan, peralatan Asian Games jauh lebih baik daripada SEA Games Singapura 2015 dan SEA Games Kuala Lumpur 2017. ”Kalau di SEA Games, peralatan datang dari pabrik di China. Kualitas peralatan Asian Games lebih bagus karena terbuat dari material yang lebih halus dan mempunyai daya lenting yang baik. Selain itu, matras juga sangat nyaman digunakan,” tuturnya.
Vendor peralatan angkat besi Eleiko dari PT Orindo Prima, Anil Gill, mengatakan, peralatan Asian Games memiliki kualitas yang sama dengan Kejuaraan Dunia. ”Bahan baku untuk membuat peralatan ini hanya ada di Swedia. Harganya memang lebih mahal daripada produk yang dibuat di China, tetapi kualitasnya terjamin,” kata Anil.
Selain itu, produk dari Swedia lebih awet, karena tahan digunakan selama lebih dari 12 tahun. Adapun peralatan buatan China hanya bisa dipakai hingga empat tahun.
PB PABBSI berharap, kelengkapan fasilitas dan tingginya kualitas peralatan angkat besi dapat menunjang penampilan atlet di Asian Games. “Tentunya kami berharap perlengkapan ini bisa terus digunakan untuk menunjang penampilan atlet pada event selanjutnya,” kata Manajer Pertandingan Alamsyah Wijaya.