JAKARTA, KOMPAS—Combiphar Tenis Indonesia Terbuka 2018 menjadi mimpi buruk bagi petenis muda Indonesia Justin Barki. Pada turnamen yang terdiri dari tiga seri ini, Justin tak pernah melewati babak kedua tunggal putra. Terakhir, Selasa (7/8/2018), Justin dibungkam petenis India Karunuday Singh dengan skor 3-6, 6-7 (5-7), di lapangan tenis Hotel Sultan, Jakarta.
Bermain dengan fasilitas wild card, petenis berusia 18 tahun ini bertemu unggulan keempat Singh di babak awal seri ketiga. Singh membuka set pertama dengan merebut tiga angka berturut-turut. Pengembalian bola Justin yang keluar lapangan membuatnya kehilangan servis pada gim kedua. Hingga set pertama berakhir, Singh tetap memimpin jalannya pertandingan.
Pada awal set kedua, Justin emosi karena pengembalian bola lawan yang menurutnya keluar dianggap masuk oleh wasit. “Ini sudah tiga kali seperti ini, ya,” kata Justin mempertanyakan keputusan wasit. Orangtua Justin turut menenangkannya dari luar lapangan. “Come on, Just. Stay focus,” kata ayah Justin, Lawrence.
Justin sempat unggul 6-5 pada set kedua ini dan berpeluang untuk menyeimbangkan kedudukan. Namun, Singh yang bermain lebih tenang berhasil memanfaatkan kesempatan servis sehingga pertandingan dilanjutkan dengan tie break.
Saat tie break, Justin lagi-lagi berpeluang untuk menyamakan kedudukan setelah unggul 5-3. Namun, bola tanggung yang berada di depan net gagal dimanfaatkannya menjadi poin. Sesudah itu, Singh berhasil melakukan dua servis as dan lebih dulu mencapai break points. Saat keadaan yang menentukan itu, Justin melakukan kesalahan ganda sehingga peluang untuk menyamakan kedudukan terbuang sia-sia.
“Harusnya bola yang saya dapat di depan net itu pasti poin. Kesalahan ini masih terbawa sampai permainan tie break berakhir,” jelas petenis kidal ini seusai pertandingan.
Justin mengatakan, persentasi keberhasilan servisnya di pertandingan kali ini terlalu rendah. Servis pertamanya sering tidak melewati net atau justru melambung keluar lapangan. Saat bersamaan, kata Justin, Singh melakukan pengembalian bola secara baik.
“Saya nggak tahu kenapa kok tiba-tiba mainnya (Singh) jadi bagus. Singh bermain lebih konsisten dan punya power yang lebih besar,” kata dia.
Kekalahan Justin di nomor tunggal putra kali ini merupakan kekalahan ketiga di sepanjang Combiphar Tenis Terbuka 2018. Pada seri pertama, Justin tumbang di babak awal dari petenis jepang Kaito Uesugi dengan skor 3-6, 1-6. Adapun pada seri kedua, perjuangannya terhenti di babak kedua setelah dijegal oleh petenis Amerika Serikat Christian Langmo dengan skor 3-6, 6-7 (5-7).
Meski demikian, pelatih Justin, Standford Boster mengatakan bahwa permainan Justin di tunggal putra sudah mengalami kemajuan. Menurutnya, Justin sudah bisa berimprovisasi selama di lapangan.
Boster menambahkan, pertandingan di nomor tunggal putra merupakan ajang untuk memperbaiki mental Justin. “Dia baru saja mengalami kekalahan dramatis pada seri terakhir. Sekarang dia mau bangkit dan selalu berusaha maksimal pada setiap pertandingan yang dijalaninya,” kata Standford
Selain Justin, dua wakil Indonesia turut bertanding di nomor tunggal putra, yakni Fitriadi M Rifqi dan David Agung Santoso. Rifqi mengikuti nasib Justin setelah kalah dari petenis Australia Michael Look dengan skor 5-7, 3-6. Berbeda dengan kedua rekannya, David berhasil melaju ke babak selanjutnya setelah menumbangkan petenis India Kunal Anand, 6-4, 6-0.
Combiphar Tenis Indonesia terbuka 2018 terdiri dari tiga seri dan mempertandingkan dua nomor, yakni tunggal putra dan ganda putra. Seri pertama (15 ribu USD) dan kedua (15 ribu USD) telah selesai dilaksanakan. Sementara seri ketiga yang memperebutkan total hadial 25 ribu USD ini memasuki hari kedua. (E10)