JAKARTA, KOMPAS - Panitia Penyelenggara Asian Para Games Indonesia, Inapgoc, menanti komitmen calon sukarelawan. Jelang penutupan pendaftaran 17 Agustus 2018, mayoritas calon sukarelawan yang mendaftar belum melengkapi dokumen persyaratan.
Hingga Sabtu (4/8/2018) siang, sudah 12.500 orang mendaftar untuk menjadi sukarelawan Asian Para Games 2018. Meski demikian, baru sekitar 4.500 orang yang melengkapi seluruh dokumen, berupa pas foto, kartu tanda penduduk, kartu keluarga, dan surat keterangan catatan kepolisian (SKCK).
Wakil Direktur Inapgoc bidang Sukarelawan Rezza Brammadita meminta pendaftar segera menuntaskan proses administrasi. Hal itu karena pendaftaran akan segera ditutup pada 17 Agustus 2018.
”Lebih baik secepat mungkin. Jangan beberapa hari jelang penutupan baru dilengkapi. Dikhawatirkan terjadi penumpukan yang mengakibatkan situs down,” ucap Rezza pada konferensi pers Inapgoc, Sabtu (4/8), di Jakarta.
Dari sekitar 8.000 orang yang belum lolos administrasi, mayoritas tidak melengkapi SKCK. ”Mungkin mereka berpikiran membuat SKCK lama dan sulit. Padahal, cuma satu hari sudah selesai,” kata Rezza.
Adapun Inasgoc saat ini membutuhkan setidaknya tambahan 7.150 sukarelawan untuk Asian Para Games 2018, 6-13 Oktober. Jumlah kebutuhan Inasgoc adalah 8.000 sukarelawan, tetapi sudah terisi 850 sukarelawan yang berasal dari uji coba Asian Para Games pada Juni 2018.
Setelah pendaftaran ditutup, 12 hari lagi, Inapgoc akan langsung menyeleksi kembali calon sukarelawan. Seleksi dalam seminggu itu dilakukan dengan melihat kecocokan latar belakang pendaftar dengan kebutuhan divisi di Inapgoc.
Ketua Inapgoc Raja Sapta Oktohari mengajak masyarakat, terutama anak muda, untuk turut andil menjadi sukarelawan. Hal itu merupakan kebanggaan karena bisa menjadi bagian dari sejarah bangsa. ”Ini kesempatan langka. Bisa jadi hanya seumur hidup sekali. Selagi ada kesempatan, jangan disia-siakan,” kata Okto.
Selain itu, Asian Para Games adalah ajang yang berbeda dari kompetisi olahraga lainnya. Ajang bagi atlet dengan disabilitas itu tak hanya menyajikan persaingan merebutkan prestasi, yang paling penting adalah perwujudan rasa kemanusiaan.
Transportasi tuntas
Inapgoc menjamin transportasi untuk atlet dan ofisial yang menggunakan kursi roda. Mereka telah menyiapkan 100 bus modifikasi. Bus itu mampu menampung 12 kursi roda. ”Sekitar 1.000-an atlet dan ofisial dari seluruh negara dengan kursi roda akan teratasi,” kata Okto.
Persoalan aksesibilitas di Bandar Udara Soekarno-Hatta, Tangerang, juga tuntas. Inapgoc dengan Angkasa Pura II telah sepakat untuk menggunakan Gerbang 6 di Terminal 3 sebagai gerbang khusus atlet dan ofisial APG. Pengguna kursi roda akan dihubungkan dengan Gerbang 6 menggunakan ambulift. Setelah itu, mereka akan keluar melalui pintu imigrasi.
Inapgoc sedang melakukan simulasi kedatangan rombongan peserta. ”Kemungkinan dari jadwal, bisa ada sekitar 200-250 pengguna kursi roda yang datang bersamaan. Kami sudah lakukan simulasi, Selasa nanti sekali lagi,” ucap Okto.
Komite Paralimpiade Asia (APC) Tarek Souei mengatakan, tidak ada masalah berarti terkait persiapan. Ia hanya mengingatkan Inapgoc untuk siap menyambut delegasi yang datang untuk latihan sebelum pesta pembukaan. ”Itu tugas Inapgoc untuk mengakomodasi mereka,” katanya. Hingga kini, 3.038 atlet, 1.847 ofisial, dan 433 media asing akan datang ke APG. Jumlah ini adalah yang terbesar selama APG. (KEL)