JAKARTA, KOMPAS Wakil Presiden Jusuf Kalla meminta para pemain sepak bola usia muda yang tergabung dalam tim Liga Kompas Gramedia-SKF Indonesia untuk menekuni olahraga terpopuler di dunia itu dengan sepenuh hati. Sepak bola sudah berubah dari sekadar hobi menjadi profesi yang dapat memberi penghasilan besar.
”Dulu, sepak bola hanya sebuah kegiatan sampingan. Kini, sepak bola sudah berubah menjadi profesi yang diminati banyak orang karena dapat memberi penghasilan besar dan, bahkan, lebih besar dibandingkan para sarjana yang bekerja di kantor,” ujar Kalla saat menerima tim LKG-SKF Indonesia di Kantor Wakil Presiden, Rabu (1/8/2018).
Tim LKG-SKF Indonesia menjadi pemenang ketiga Piala Gothia kategori putra U-15, yang digelar pada 15-21 Juli lalu di Gothenburg, Swedia. Tim hasil seleksi Liga Kompas Gramedia Panasonic U-14 musim 2017-2018 itu memenangi tujuh dari delapan laga. Mereka mencetak 42 gol dan hanya kemasukan empat gol.
Menurut Kalla, para pemain remaja tetap harus memprioritaskan pendidikan formal yang sedang mereka tempuh selama ini. Namun, latihan sepak bola juga harus dijalani dengan serius.
Hanya dengan latihan serius, para pemain remaja dapat berkembang menjadi pemain profesional yang berkualitas tinggi. Kualitas tinggi itu akan membuat para pemain dapat bermain di luar daerah ataupun di luar negeri dan mendapatkan penghasilan tinggi.
Kalla juga meminta para pemain mengasah daya pikir dan analisis mereka saat berada di lapangan. Dengan kecerdasan saat bermain, para pemain dapat menampilkan permainan yang indah dan memudahkan mereka memenangi laga.
”Ada 22 pemain yang bertanding dalam 90 menit. Jadi, masing-masing pemain hanya menguasai bola selama empat menit. Pada 86 menit sisanya, setiap pemain harus memikirkan apa yang harus dilakukan untuk memenangi pertandingan. Pemain harus bisa berlari sambil berpikir dengan baik,” tutur Kalla.
Kepada Kalla, kapten tim LKG-SKF Muhammad Uchida Sudirman menceritakan salah satu kemenangan fenomenal yang diraih tim LKG-SKG atas tim Skalborg SK dari Denmark dengan skor 18-0. Tim LKG-SKF juga membuat harum nama bangsa karena nama Indonesia selalu disebut setiap kali tim itu menang.
Pemandu bakat Liga Kompas Gramedia, Dede Sulaeman, mengatakan, pembinaan sepak bola usia muda sangat penting untuk mencetak pemain profesional dan pemain tim nasional yang tangguh di masa depan. Liga Kompas Gramedia menjadi contoh pembinaan usia remaja yang baik dan dapat ditiru oleh semua pihak.
Pemerintah dan PSSI perlu menggelar liga usia remaja di berbagai daerah jika ingin menghasilkan pemain sepak bola berkualitas tinggi dan tim nasional yang tangguh. Indonesia berlimpah talenta, tetapi minim pembinaan.