PB ISSI Persiapkan Atlet BMX ke Olimpiade Lewat Kejurnas
Oleh
E08
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS -- Kejuaraan Nasional Sepeda Trials dan BMX Freestyle, Sabtu (28/7/2018), di BSD Xtreme Park, Serpong, Tangerang Selatan, oleh Pengurus Besar Ikatan Sport Sepeda Indonesia dijadikan sebagai ajang kompetisi dan membuka jalan atlet berlaga di Olimpiade.
Menurut Kepala Bidang Perlombaan PB ISSI, Parama Nugraha, kejuaraan ini merupakan kejuaraan BMX dan Trials pertama yang diselenggarakan oleh PB ISSI. Khusus BMX Freestyle, ini merupakan pertama kalinya sebuah kejuaraan nasional diadakan oleh induk organisasi balap sepeda.
"Kalau biasanya ada yang mengadakan kejurnas BMX, kan tidak ada di kalender Persatuan Balap Sepeda Internasional (UCI). Kejurnas ini sudah diakui oleh UCI dan standar kompetisi juga menyesuaikan dengan ketentuan UCI," ujarnya saat di Tangerang Selatan, Sabtu.
Nugraha mengatakan, dengan adanya kejurnas ini, ia berharap PB ISSI dapat merangkul lebih banyak atlet yang menggeluti kedua nomor ini. Penyelenggaraan kejurnas ini juga dapat dijadikan sebagai wadah kompetisi yang baik karena telah mengikuti standar internasional.
Lewat kejurnas ini, atlet dapat mempersiapkan diri untuk berlaga di Olimpiade. Nomor BMX Freestyle akan dilombakan pada Olimpiade Tokyo 2020, sedangkan untuk Trial sedang dipertimbangkan untuk dilombakan pada Olimpiade Paris 2024.
Lomba sepeda trial adalah nomor dalam cabang sepeda yang melombakan keterampilan atlet dalam mengendalikan sepedanya melewati rintangan yang disediakan. Adapun BMX Freestyle adalah nomor yang mengukur kemampuan peserta dalam melakukan gerakan-gerakan dengan sepedanya.
"Jadi kami sudah dari jauh-jauh hari menyiapkan atlet mana yang handal dalam nomor ini. Bila memenangi kejurnas, mereka juga mendapatkan poin yang menjadi modal mereka untuk bisa lolos kualifikasi Olimpiade," kata Nugraha.
Penyelenggaraan kejurnas disambut positif Ketua Komisi Sepeda Trial PB ISSI, Yosnison Maretsa Weol. Dengan adanya kompetisi berstandar, atlet dapat belajar mengikuti kejuaraan dengan aturan yang baku."Tidak hanya atlet saja yang belajar, kami sebagai badan yang membawahi Sepeda Trial juga belajar mengawal dan mengelola kejuaraan seperti ini," tambahnya.
Yosnison juga mengatakan animo masyarakat terhadap kejurnas sangat positif. Ia juga berharap kompetisi terus berlangsung kontinu dan jumlah pesertanya terus meningkat.
Ketua Komisi BMX Freestyle PB ISSI, Danil Gunawan juga menyambut positif adanya kejuaraan ini. Danil melihat antusiasme atlet untuk mengikuti kejurnas sangat baik. Hal ini terlihat dari cukup banyaknya atlet yang berasal dari luar DKI Jakarta.
"Kejurnas ini berarti terdengar gaungnya. Kami juga gembira dengan kehadiran beberapa teman dari luar kota. Bahkan, ada juga yang dari Medan," ujar Danil.
Pemenang sepeda trial kategori men\'s elite, Andri Ardian mengatakan penyelenggaraan kejurnas yang diakui oleh UCI merupakan salah satu bentuk keseriusan PB ISSI untuk mengembangkan disiplin olahraga sepeda lain. Pria yang telah menggeluti olahraga ini selama sembilan tahun ini juga mengharapkan cabang sepeda trial dapat dimasukkan ke Pekan Olahraga Daerah (Porda), dan kemudian ke Pekan Olahraga Nasional (PON).
"Dengan dimasukkan ke Porda dan PON, peluang trial untuk masuk ke kompetisi jenjang Asia Tenggara, hingga Olimpiade lebih terbuka," tutup Andri.
Kejurnas ini melombakan beberapa kategori. Pada trial ada tiga kategori lomba yang dibagi berdasarkan umur yaitu men\'s elite, men\'s junior, dan youth U-16. Sementara BMX Freestyle mempertandingkan empat kategori yaitu flatland, men\'s elite, men\'s junior, dan youth U-16. (Lorenzo Anugrah Mahardhika)