Walau tak meraih medali emas sebanyak tahun lalu, tim renang Indonesia tetap menunjukkan kemampuan mengesankan dengan meraih 15 medali emas pada ASEAN School Games Malaysia 2018. Bahkan, dengan raihan tersebut, kontingen renang Indonesia dua tahun beruntun menjadi juara cabang di ajang multicabang bagi para pelajar Asia Tenggara itu. Tak pelak, renang menjadi lumbung emas Indonesia, menyumbang hampir separuh total raihan medali emas.
Namun, di balik semua itu, renang menunjukkan secercah harapan di masa mendatang. Para atlet yang meraih emas pun mencatatkan rekor-rekor baru di ASEAN School Games ke-10 itu. Apabila terus dibina dengan baik, para atlet belia itu bisa menjadi andalan timnas Indonesia.
Renang benar-benar menjadi tumpuan Indonesia dalam mendulang medali emas. Empat hari gelaran cabang renang, 22-25 Juli, di Arena Renang Darul Ehsan, Shah Alam, Malaysia, cabang tersebut menyumbangkan 15 emas, 17 perak, dan 8 perunggu.
Itu raihan medali terbanyak dari delapan cabang yang diikuti Indonesia. Perolehan tersebut mendongkrak posisi Indonesia ke urutan kedua klasemen akhir perolehan medali, total 31 emas, 36 perak, dan 30 perunggu.
Akan tetapi, tak hanya medali, atlet-atlet renang Indonesia juga berhasil memecahkan lima rekor di ASEAN School Games. Indonesia pun menjadi negara paling banyak memecahkan rekor, unggul dari Singapura yang memecahkan 4 rekor, Thailand memecahkan 3 rekor, dan Malaysia memecahkan 2 rekor.
Lima rekor baru dibuat oleh Ahnaf Kamal Pasya di nomor 50 meter gaya dada putra dengan waktu 29,38 detik yang memecahkan rekor atlet Indonesia, Ilham Ahmad Yrimudzi, dengan 29,50 detik pada 2016. Farrel Armandio Tangkas di 200 meter gaya punggung putra dengan waktu 2 menit 3 detik memecahkan rekor atlet Indonesia, I Gede Siman Sudartawa, dengan waktu 2 menit 3,33 detik yang dicetak pada 2012.
Azzahra Permatahani di 400 meter gaya ganti putri dengan waktu 4 menit 51,77 detik memecahkan rekor atlet Vietnam, Anh Vien Nguyen Thi, dengan waktu 4 menit 53,68 detik pada 2013. Adinda Larasati Dewi di 200 meter gaya bebas putri dengan waktu 2 menit 4,68 detik memecahkan rekor atlet Vietnam, Anh Vien Nguyen Thi, dengan waktu 2 menit 5,32 detik pada 2013.
Tim Indonesia di 4 x 100 meter gaya ganti putra juga mencetak rekor baru dengan waktu 3 menit 48,82 detik. Mereka memecahkan rekor tim Singapura dengan 3 menit 49,82 detik pada 2011.
Biasanya atlet-atlet pemecah rekor di ASEAN School Games berpotensi menjadi atlet elite ketika masuk jenjang senior. Contohnya, I Gede Siman Sudartawa yang kini menjadi perenang andalan Indonesia. ”Hasil itu buah pembinaan kelompok usia berjenjang dan berkelanjutan,” ujar Wakil Ketua Umum PB PRSI Bidang Pembinaan Prestasi dan Litbang Harlin E Rahardjo.
Kendati demikian, renang juga tak boleh terlena. Sebab, raihan emas mereka cenderung turun daripada tahun lalu yang meraih 20 emas. ”Pantauan para pesaing harus benar-benar diperhatikan. Kali ini, kita gagal mengantisipasi para atlet Malaysia yang tampil mengejutkan,” kata Ketua Kontingen (CdM) Indonesia di