Atlet bulu tangkis Indonesia akan tampil pada dua ajang besar dalam rentang sebulan ke depan, yakni Kejuaraan Dunia dan Asian Games Jakarta-Palembang 2018. Emosi dan kondisi fisik harus dijaga untuk memenuhi target juara.
JAKARTA, KOMPAS - PP PBSI membagi kekuatan untuk Kejuaraan Dunia dan Asian Games. Namun, 13 pemain akan memikul tanggung jawab besar untuk tampil pada keduanya, Kejuaraan Dunia di Nanjing, China (30 Juli-5 Agustus) dan Asian Games (19-28 Agustus).
Mereka adalah Jonatan Christie, Anthony Sinisuka Ginting (tunggal putra), Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto (ganda putra). Adapun di sektor putri ada Fitriani, Gregoria Mariska (tunggal), Greysia Polii/Apriyani Rahayu, Della Destiara Haris/Rizki Amelia Pradipta, dan Ni Ketut Mahadewi Istarani (ganda). Minimal satu gelar juara didapat, masing-masing, dari dua ajang tersebut.
”Asian Games dan Kejuaraan Dunia adalah dua kejuaraan prestisius. Tentu saya akan mati-matian dan tampil semaksimal mungkin. Tetapi, saya akan fokus pada pertandingan demi pertandingan, tidak akan berpikir jauh dulu,” kata Jonatan yang akan menjalani debut dalam Kejuaraan Dunia dan Asian Games.
Hal yang sama dikatakan Fajar yang juga akan menjalani pengalaman pertama dalam dua ajang besar itu. Menurut dia, tekanan untuk tampil dalam Kejuaraan Dunia dan Asian Games akan lebih besar.
”Saya belum tahu kondisinya seperti apa karena belum pernah mengalami, tetapi lawan yang akan dihadapi sama seperti turnamen lain. Untuk Asian Games, saya juga punya motivasi lebih besar karena sebagai tuan rumah akan mendapat banyak dukungan penonton,” ujar Fajar.
Fajar/Rian menjadi salah satu dari empat wakil ganda putra Indonesia yang akan tampil dalam Kejuaraan Dunia, selain dari Kevin/Marcus, Berry Angriawan/Hardianto, dan Wahyu Nayaka/Ade Yusuf. Mereka berada dalam pul yang sama dalam undian, yaitu paruh atas.
Pelatih ganda putra, Herry Iman Pierngadi, mengatakan, guna menghadapi Kejuaraan Dunia dan Asian Games, tidak ada latihan khusus yang diberikan kepada pemainnya. Namun, dia menekankan agar Kevin dan kawan-kawan menjaga emosi serta kondisi fisik agar tak cedera.
”Kevin/Marcus melewatkan juara dunia 2017. Saat ini, motivasi mereka sangat besar, tetapi motivasi ini harus dikontrol agar tidak berubah menjadi percaya diri berlebihan dan akhirnya menjadi bumerang di lapangan,” tutur Herry.
Berkaca pada kejadian dalam semifinal Indonesia Terbuka, Herry juga mengingatkan Kevin/Marcus agar bisa mengontrol diri saat emosi mereka terpancing. Saat melawan Mads Pieler Kolding/Mads Conrad-Petersen, Kevin diberi kartu kuning oleh wasit karena protes berlebihan. ”Saya sudah mengingatkan itu agar tak merugikan diri sendiri,” ucap Herry.
Untuk Fajar/Rian, Herry berharap mereka bisa memberikan kejutan dalam Kejuaraan Dunia dan Asian Games, tidak sekadar menjadi pelapis Kevin/Marcus. Berdasarkan pengamatan pada proses latihan dan penampilan pada 2018, Herry yakin ganda peringkat kesembilan dunia itu bisa tampil baik.
”Mereka punya semangat untuk bisa melewati Kevin/Marcus. Dalam latihan, mereka selalu tampil ngotot. Namun, mental juara Fajar/Rian memang harus ditingkatkan, harus seperti Kevin/Marcus yang tak pernah takut pada lawan,” kata Herry.
Penerus Owi/Butet
Absennya Tontowi/Liliyana Natsir dalam Kejuaraan Dunia membuat Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja menjadi salah satu harapan dalam ganda campuran di Nanjing. Apalagi, prestasi mereka meningkat dengan gelar juara dari Thailand Terbuka, dua pekan lalu.
Dengan gelar itu, saat ini Hafiz/Gloria menjadi salah satu dari dua ganda campuran Indonesia pada peringkat 10 besar dunia. Hafiz/Gloria berada pada peringkat kedelapan dan Owi/Butet pada peringkat pertama.
”Tentu kami ingin menjadi penerus Owi/Butet. Tetapi, kami fokus selangkah demi selangkah dulu. Masih banyak kekurangan yang harus dibenahi. Tampil dalam kejuaraan dunia untuk pertama kalinya menjadi motivasi bagi saya,” kata Hafiz. (IYA)