JAKARTA, KOMPAS--Rosida, guru Olahraga SMP 1 Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, Nusa Tenggara Barat yang menemukan bakat Lalu Muhammad Zohri di cabang atletik, mendapat penghargaan dari Danone-Aqua, Rabu (25/7/2018), di Jakarta Convention Center, Jakarta Pusat. Penghargaan yang diberikan tak lepas dari kontribusi Rosida menggembleng Zohri, yang kemudian menjadi juara dunia yunior nomor 100 meter putra itu.
Zohri meraih medali emas nomor 100 m putra Kejuaraan Dunia Atletik U-20 IAAF, di Tampere, Finlandia, dua pekan lalu. Keberhasilan Zohri turut mengerek nama Rosida dalam pemberitaan di media massa.
Harian Kompas, 14 Juli 2018, melaporkan, di bawah bimbingan Rosida, Zohri meraih medali emas nomor 100 m dalam Kejuaraan Daerah Atletik Pelajar tahun 2015 di Mataram. Penampilannya itu menarik perhatian Dinas Pendidikan dan Kebudayaan NTB yang memasukkan Zohri ke Pusat Pendidikan dan Latihan Pelajar (PPLP) di Mataram.
Rosida menuturkan, sejak Zohri juara, dirinya sudah dua kali menginjakkan kaki ke Jakarta. Rosida pertama kali datang saat Zohri tiba dari Finlandia, 17 Juli. Kini dia hadir kembali untuk menerima penghargaan berupa medali kebaikan dari salah satu sponsor Asian Games 2018, Danone-AQUA.
"Saya bangga dengan prestasi yang diraih Zohri, yang awalnya tak pernah saya bayangkan. Saya berterima kasih kepada semua yang telah melatih, mendukung, serta memberikan peluang kepada Zohri untuk mengikuti kejuaraan dunia di Finlandia itu,” kata Rosida.
Perjalanan Rosida dalam melatih Zohri mengalami jalan berliku. Pada awalnya, Zohri lebih tertarik pada sebak bola. Namun, Rosida menilai, Zohri akan sulit berkembang di sepak bola, mengingat belum banyak pencari bakat yang ada di NTB.
"Saya ingin sekali anak-anak NTB bisa berprestasi di bidang atletik. Bahkan, saya sampai bilang begini: \'kalau di sepak bola, hadiah sebesar 50 ribu, misalnya dibagi dengan banyak pemain, sedangkan di atletik, hadiahnya kamu ambil sendiri\'," kata Rosida memotivasi Zohri.
Di saat bersamaan, Rosida juga menyarankan kepada kepala sekolah SMPN 1 Pemenang untuk memasukkan atletik sebagai salah satu ekstrakurikuler. Hal itu tak lepas dari kegemaran Rosida terhadap atletik dan melihat potensi Zohri di cabang olahraga itu.
\'Dengan keberhasilan Zohri, siswa di sekolah turut termotivasi untuk menggeluti bidang atletik. Saat siang-siang, murid saya di sekolah melakukan lomba lari di siang hari tanpa disuruh. Selain itu, juga banyak orangtua yang menitipkan anaknya untuk dilatih," kata Rosida.
Selain Rosida, medali kebaikan juga diberikan kepada mantan atlet panahan, Lilies Handayani. Lilies dianggap telah mengharumkan nama bangsa dengan meraih medali perak pada Olimpiade Seoul 1988 di nomor recurve beregu putri. Selain itu, Lilies adalah ibu dari tiga atlet panahan Indonesia, yakni Dellie Threesyadinda (12 Mei 1990), Irvaldi Ananda Putra (25 Juli 1995), dan Della Adisty Handayani (28 Juni 1997). Si sulung, Dellie Threesyadinda, turut bertanding di Asian Games 2018 Agustus mendatang.
Manajer Marketing Danone-AQUA Jeffri Ricardo mengatakan, medali kebaikan merupakan bentuk apresiasi perusahannya terhadap pihak yang berada di balik kesuksesan seorang atlet. Menurut Jeffri, peran Rosita dan Lilies turut mengharumkan nama bangsa.
"Kedua sosok ini, Rosita dan Lilies, berperan besar dalam keberhasilan seorang atlet. Kami berharap, mereka bisa menjadi inspirasi bagi Indonesia,” kata Jeffri menjelang peluncuran #kontingenkebaikan.
#Kontingenkebaikan merupakan bentuk keterlibatan Danone-AQUA pada Kejuaraan Asian Games 2018 mendatang. Adapun bentuk kegiatan, di antaranya mengikuti kirab obor di lima lokasi (Yogyakarta, Bali, Palembang, Bogor, danJakarta) dan mengelola sampah plastik di sejumlah arena kejuaraan. (Insan Alfajri)