Indonesia mempertahankan posisi teratas perolehan medali ASEAN School Games 2018 dengan empat medali emas dari cabang renang.
SHAH ALAM, KOMPAS Cabang renang menjaga tren positif kontingen Indonesia pada hari kedua ASEAN School Games 2018. Para perenang meraih 4 emas, 3 perak, dan 3 perunggu dari delapan nomor final di Arena Akuatik Darul Ehsan, Shah Alam, Malaysia, Minggu (22/7/2018). Hasil itu membuat Indonesia mempertahankan posisi teratas klasemen perolehan medali, menjadi 9 emas, 8 perak, dan 11 perunggu.
Hari pertama cabang renang memperlombakan delapan nomor final, yakni 400 meter gaya bebas, 50 m gaya dada, 100 m gaya bebas, dan 200 m gaya punggung, masing-masing untuk putri dan putra. Sebanyak 16 perenang Indonesia lolos ke final dan meraih empat emas.
Emas Indonesia diraih oleh Adinda Larasati Dewi di nomor 400 m gaya bebas putri, Athalarik Maulidio Fernando di 400 m gaya bebas putra, nomor 50 m gaya dada putra melalui Ahnaf Kamal Pasya, dan 200 m gaya punggung putra lewat Farrel Armandio Tangkas.
Indonesia juga meraih tiga perak dari Agus Nuarta (400 m gaya bebas putra), Adinda (100 m gaya bebas putri), dan Azzahra Permatahani (200 m gaya punggung putri). Adapun tiga perunggu diraih dari Prada Hana Farmadini (400 m gaya bebas putri), Danandra Indra Damario (100 m gaya bebas putra), dan Dwiki Anugrah (200 m gaya punggung putra).
Bukan hanya meraih emas, Ahnaf dan Farrel juga memecahkan rekor ASEAN School Games. Ahnaf yang mencatatkan waktu 29,38 detik di 50 m gaya dada putra memecahkan rekor Ilham Ahmad Yrimudzi dengan 29,50 detik pada ASEAN School Games 2016. Farrel yang mencatat waktu 2 menit 3 detik memecahkan rekor 200 m gaya punggung putra yang dibuat seniornya, I Gede Siman Sudartawa, dengan 2 menit 3,33 detik, pada ASEAN School Games 2012.
Lampaui target
Manajer Tim Renang Indonesia Herlambang Wijaya mengatakan, hasil pada hari pertama melampaui target dua medali emas. Sebelumnya, Indonesia memasang target dua medali emas lewat Adinda di 400 m gaya bebas putri dan Azzahra di 200 m gaya punggung putri.
”Tiga nomor lain, yakni 400 m gaya bebas putra, 50 m gaya dada putra, dan 200 m gaya punggung putra, semula peluangnya hanya 50:50. Ternyata bisa dapat emas,” ujarnya.
Namun, target emas pada 200 m gaya punggung putri justru tidak tercapai. ”Ini akan menjadi bahan evaluasi kita. Jika dilihat sekilas, pemenangnya dari Thailand tidak mengeluarkan kekuatan penuh saat penyisihan. Apalagi, catatan waktu Azzahra juga tidak buruk. Waktunya 2 menit 20,85 detik, sudah melampaui catatan waktu terbaiknya, yakni 2 menit 21 detik,” kata Herlambang.
Renang menjadi tumpuan Indonesia merebut juara umum. Cabang ini ditargetkan meraih sedikitnya 15 emas dari target Indonesia merebut 26 emas. Peluang renang untuk mengumpulkan 11 emas lagi terbuka pada 28 nomor tersisa yang akan diperlombakan tiga hari ke depan.
Pelatih renang Deni Wardeni optimistis Indonesia bisa mencapai target. Bahkan, ia yakin Indonesia bisa meraih 20 emas, menyamai rekor medali emas pada ASEAN School Games 2017. ”Tim saat ini jauh lebih baik daripada tahun lalu. Kami membawa empat perenang pemegang rekor nasional di kelompok umurnya, yakni Adinda, Ahnaf, Farrel, dan Azzahra. Mereka akan tetap menjadi tumpuan di tiga hari sisa,” tuturnya.
Selain renang, Indonesia juga menambah 1 emas, 2 perak, dan 3 perunggu dari atletik. Sepak takraw menyumbang satu perak dan satu perunggu, senam dengan satu perunggu, dan squash dengan dua perunggu.
Salah satu peluang emas yang lepas dari Indonesia adalah dari tim sepak takraw. Di partai final, Indonesia kalah 0-2 (19-21, 17-21) dari Thailand. ”Teknik kami sebenarnya tidak kalah, kami hanya kalah mental. Thailand mentalnya kuat sekali. Mereka terbiasa bertanding karena ada liga sepak takraw. Di Indonesia, kejuaraan nasional hanya ada setahun sekali,” ujar kapten tim Indonesia, Rifqi Puji Santoso.