JAKARTA, KOMPAS—Ketatnya jadwal pertandingan tak menghalangi pasangan ganda campuran Indonesia Rehan Naufal Kusharjanto/Siti Fadia Silva Ramadhanti melaju ke perempat final Kejuaraan Asia Yunior 2018. Unggulan pertama ini melewati babak ketiga setelah mengalahkan ganda campuran China Guo Ruohan Guo/Lin Fangling, 21-16, 21-13, di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan, Kamis (19/7/2018).
Rehan/Fadia memeragakan permainan cepat di gim pertama. Beberapa kali, Rehan melakukan smes menyilang ke pertahanan lawan, sedangkan Guo/Lin membalas dengan memainkan bola drive. Beberapa kali pasangan China bisa mencuri poin akibat pengembalian Fadia yang menyentuh net. Namun, gim pertama itu tetap dimenangi Rehan/Fadia.
Pada gim kedua, Rehan/Fadia semakin percaya diri. Sebaliknya, Guo/Lin terlihat semakin tertekan. Reli panjang yang terjadi di awal laga tetap berakhir poin bagi Rehan/Fadia. Di samping itu, bola Guo/Lin juga kerap mati sendiri.
Bagi Fadia, kemenangan di ganda campuran merupakan kemenangan kedua dari tiga laga yang dijalaninya, Kamis. Berpasangan dengan Agatha Imanuela di nomor ganda putri, Fadia memenangi laga babak kedua dan ketiga dan memastikan ke perempat final. Sebelum laga ganda campuran, Fadia/Agatha mengalahkan pasangan Hong Kong Lui Lok Lok/Tsang Hiu Yan pada babak kedua. Malam harinya, Fadia/Agatha yang menjadi unggulan kedua ganda putri menang atas pasangan Taiwan Cheng Yu-Pei/Hung En-Tzu, 21-14, 21-17.
"Keadaan seperti ini sudah diantisipasi saat latihan di pelatnas. Yang penting, makannya harus cukup, minum vitamin, dan menjaga pola tidur," kata Fadia saat ditemui setelah pertandingan.
Fadia mengatakan, salah satu faktor yang harus diperhatikan saat menjalani banyak pertandingan adalah soal daya tahan tubuh. Menurutnya, hal itu berpengaruh terhadap konsentrasi dan fokus saat di lapangan, terlebih saat menjalani gim-gim yang menentukan.
"Untuk pertandingan perempat final, kami berharap bermain lebih rapat lagi dari hari ini, lebih ngotot," kata Fadia.
Pelatih Ganda Campuran Pratama, Nova Widianto sudah memperkirakan ketatnya jadwal bertanding di Kejuaraan Asia Yunior 2018. Oleh sebab itu, persiapan fisik dan teknik tim Merah Putih sejak jauh-jauh hari sudah dipersiapkan.
"Kita sudah mempersiapkan para atlet sejak tiga bulan sebelum kejuaraan dimulai," kata Nova.
Selama dua bulan pertama, atlet disiapkan secara fisik, yakni berupa lari maraton dan lari jarak pendek. "Di bulan terakhir, baru kita masukkan teknik-tekniknya," jelasnya.
Nova mengatakan, hal yang harus dibenahi oleh ganda campuran yang sedang dilatihnya adalah mental. Kesabaran pemain saat poin tertinggal jauh atau saat melakukan kesalahan masih harus dibenahi.
"Coba saja lihat, pemain yang berada di negara unggulan, seperti China, Korea, dan Jepang, ketika bola mereka mati sendiri, mimik wajah mereka tidak berubah, sedangkan atlet kita masih terbebani oleh kesalahan. Itu yang harus diperbaiki," jelas Nova.
Selain itu, kata Nova, atlet yang masih bertahan di perorangan saat ini harus punya tekad untuk menang. Selain teknik, kegigihan juga turut menentukan kemenangan.
"Di perempat final, Rehan/Fadia akan melawan pasangan Korea Selatan. Teknik mereka mungkin tak jauh berbeda dengan kita, tetapi soal kegigihan di lapangan, mereka lebih baik," kata Nova.
Selain Rehan/Fadia, Indonesia juga menempatkan Pramudya Kusumawardana Riyanto/Ribka Sugiarto ke perempat final. Di ganda putri, empat pasangan tuan rumah lolos ke perempat final.
Pada tunggal putra, Indonesia menempatkan tiga wakil yakni Christian Adinata, Alberto Alvin Yulianto, dan Ikhsan Leonardo Imanuel Rumbay. Ganda putra menyisakan satu pasangan yakni Ghifari Anandaffa Prihardika/Pramudya, sedangkan tunggal putri Indonesia telah bertumbangan di babak awal.
Kejuaraan Asia Yunior 2018 dilaksanakan setiap tahun, terbagi atas kompetisi beregu dan perorangan. Turnamen beregu telah selesai dengan China keluar sebagai pemenang setelah mengalahkan Jepang di final. Indonesia dan Malaysia berbagi tempat ketiga setelah tersingkir di semifinal.
Adapun kategori perorangan berlangsung hingga 22 Juli. Turnamen ini diikuti 14 negara, yakni China, Malaysia, Myanmar, Thailand, Taiwan, Hong Kong, Makau, India, Korea, Sri Lanka, Kazakhstan. Jepang, Singapura, dan tuan rumah Indonesia (Insan Alfajri)