JAKARTA, KOMPAS--Kota Kudus akan menjadi tuan rumah lomba lari Kudus Relay Marathon pada 21 Oktober. Lomba lari estafet maraton yang terinspirasi dari lomba lari Ekiden di Jepang ini diselenggarakan untuk meningkatkan potensi pariwisata Kota Kudus.
Lomba lari estafet Ekiden diperkenalkan sejak 1917. Berbeda dengan lari estafet lain yang menggunakan tongkat untuk pergantian pelari, Ekiden menggunakan selempang yang dinamakan Tasuki. Tasuki dikenakan sambil berlari dan harus diserahkan kepada pelari berikutnya di titik perpindahan pelari.
Menurut Chief Marketing Officer tiket.com Gaery Undarsa, yang menggagas lomba ini bersama runID, Kudus dipilih sebagai lokasi lomba untuk menaikkan profil kota Kudus sebagai salah satu tujuan pariwisata di Pulau Jawa. Selain itu, Kudus juga sudah pernah menyelenggarakan ajang serupa. Pada 2017, Kudus menjadi tuan rumah lomba lari separuh maraton.
”Kami melihat Kudus merupakan salah satu kota penting di Jawa, tetapi kota ini kurang tersorot oleh Indonesia. Padahal kota ini memiliki potensi pariwisata yang bagus,” ujarnya di Jakarta, Rabu (18/7/2018).
Potensi pariwisata Kudus terletak pada kesenian, makanan dan wisata agama. Selain berlomba, peserta juga bisa menikmati kuliner khas Kudus seperti sate kerbau dan soto kudus. Selain itu, peserta juga bisa melakukan wisata religi dengan berziarah ke Makam Sunan Kudus dan Makam Sunan Muria.
10,55 kilometer
Untuk mengikuti lari estafet, setiap tim terdiri atas empat peserta, yang harus terdiri dari laki-laki dan perempuan. Setiap pelari menempuh jarak 10,55 kilometer, sehingga total jarak tempuh sama dengan maraton biasa, yaitu 42,195 km.
”Rute perlombaan akan melewati ikon kota Kudus seperti Monumen Kretek Indonesia. Garis start dan finis untuk lomba lari estafet berada di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus,” kata Direktur runID, Bertha Gani.
Selain estafet maraton, dalam ajang ini dilombakan empat nomor lain yakni setengah maraton (21,1 kam), 10K, 5K, dan juga Kids Fun Run.
Salah satu peserta yang akan mengikuti lomba ini adalah Hariyanto Arbi. Mantan pebulu tangkis juara All England dua kali ini menyambut baik penyelenggaraan lomba ini. ”Saya bangga sebagai putra asli Kudus, lomba lari berskala internasional bisa digelar di kota saya. Saya harap, nanti orang-orang bisa tahu Kudus tidak hanya lewat bulu tangkis saja,” ungkapnya. (Lorenzo Anugrah Mahardhika)