China Rebut Kembali Supremasi Bulu Tangkis Yunior Asia
Oleh
E10
·3 menit baca
TANGERANG SELATAN, KOMPAS— Setelah tahun lalu tersingkir sebelum final, China merebut kembali supremasi bulu tangkis beregu yunior Asia. Pada final Kejuaraan Bulu Tangkis Yunior Asia 2018 di GOR PB Jaya Raya, Tangerang Selatan, , Selasa (17/7/2018), par apebulu tangksi muda China menumbangkan Jepang, 3-0.
Laga final itu berjalan nyaris tanpa hambatan bagi China. Ganda campuran China Guo Xinwa/Liu Xuanxuan menyumbang angka pertama timnya setelah membekuk ganda campuran Jepang Hiroki Midorikawa/ Natsu Sasioto dua gim langsung, 21-19, 21-14.
Pada laga kedua, tunggal putra China Li Shifeng mengalahkan pemain Jepang Taiki Kato, 21-16, 21-15. Di laga penentu, China memastikan podium juara melalui ganda putra Di Zijian/Wang Chang yang mengalahkan pasangan Jepang Midorikawa/Hiroki Nakayama, 20-22, 21-9, 21-12.
China mendominasi nomor beregu sejak format beregu campuran yang menggunakan sistem Piala Sudirman diberlakukan tahun 2006. Sukses ini menjadi gelar kedelapan China, setelah sebelumnya menjadi juara pada 2008, 2010, 2011, 2013, 2014, 2015, dan 2016.
Delapan gelar juara ini tak lepas dari sistem tata kelola pemain muda di China. Petinggi Asosiasi Bulu Tangkis China, Wang Wei mengatakan, China memiliki sistem yang memungkinkan talenta muda untuk terus diasah kemampuannya.
"Para pemain yunior di China memiliki asisten pelatih masing-masing. Asisten pelatih tersebut yang akan mengasah kemampuan pemain agar dapat melanjutkan ke tingkat profesional," ujar Wang.
Dengan regenerasi yang terjaga itu, Wang Wei optimistis dapat memperbaiki prestasi China pada kategori perorangan yang kompetisinya dimulai pada Rabu (18/7) ini. Tahun lalu, China mendapat dua emas dari tunggal putri melalui Han Yue dan ganda putra lewat Di Zijian/Wang Chang. "Tahun ini kami berharap bisa memenangkan tiga nomor atau lebih," kata Wei.
Evaluasi
Berbeda dengan China, tim Indonesia justru tampil kurang memuaskan saat berlaga di hadapan publik sendiri. Pada kategori beregu, perjuangan Indonesia berakhir pada semifinal saat kalah oleh China, 1-3. Padahal, target Indonesia pada kejuaraan ini adalah lolos ke final.
Menyikapi hal itu, Wakil Manajer Tim Indonesia Ricky Subagja mengatakan, para pemain telah berupaya maksimal. Paling tidak, kata dia, momentum tampil di Kejuaraan Bulu Tangkis Yunior Asia 2018 ini bisa dijadikan sebagai tolak ukur kematangan pemain.
"Hasil ini jadi pegangan bagi pemain. Dengan latihan yang mereka lakukan selama ini, apakah hasil pertandingan ini cukup atau kurang, itulah yang harus mereka ketahui," kata dia.
Sekretaris Jenderal PB PBSI Achmad Budiharto menilai, kekuatan para pemain yunior Indonesia untuk turun di nomor beregu belum merata. Menurut dia, nomor yang bisa diandalkan untuk berprestasi pada kategori perorangan adalah di ganda putri Agatha Imanuela/Siti Fadila Silva Ramadhanti dan ganda campuran Ghifari Anandaffa Prihardika/Siti Fadia. Adapun prestasi pemain pada tiga nomor lainnya dinilai belum stabil. (Insan Al Fajri)