PALEMBANG,KOMPAS - Jelang Asian Games, sejumlah makanan khas Palembang terutama pempek mendapat pantauan khusus dari Badan Pengawas Obat dan Makanan dengan melakukan pengujian pangan di setiap sentra oleh-oleh di Palembang. Pelaku Usaha Kecil Menengah diharapkan tidak terpengaruh untuk menggunakan bahan berbahaya walau jumlah permintaan meningkat.
Ketua Badan Pengawas Obat dan Makanan Penny K Lukito saat menemui sejumlah pelaku UMKM di Palembang, Rabu (11/7/2018) mengatakan Asian Games menjadi berkah bagi pelaku usaha kecil dan menegah dalam menjalankan bisnisnya karena jumlah wisatawan yang meningkat. “Tentunya, mereka akan membeli oleh-oleh dari Palembang,” katanya.
Dengan peminat yang meningkat ujar Penny, bukan tidak mungkin ada oknum pelaku usaha yang memanfaatkan peluang tersebut dengan menggunakan bahan pengawet berbahaya. Khusus untuk pempek, penggunaan bahan pengawet rawan terjadi pada ikan giling yang menjadi bahan baku pempek. Ikan giling merupakan bahan yang mudah rusak, sehingga potensi untuk diawetkan sangat tinggi.
Memang dari hasil pengujian di beberapa sentra penjualan pempek di Palembang, belum ada pengusaha pempek yang terbukti menggunakan bahan berbahaya, namun, untuk bahan tahu dan mie kuning ada beberapa kasus yang telah terungkap. “Setidaknya ada empat kasus perusahaan yang menggunakan bahan berbahaya untuk pembuatan tahu dan mie kuning ,” ujarnya. Tahu juga menjadi menu yang dipadukan dengan pempek.
Untuk itu, lanjut Penny, penyuluhan pada pelaku usaha pangan terus dilakukan jelang Asian Games ini. Penyuluhan bertujuan agar setiap pelaku usaha menggunakan metode yang benar sisi kebersihan produksi, mutu, dan baik dari sisi nutrisi produk.
Selain itu, pelaku usaha juga diajak untuk membuat izin edar agar produk yang mereka buat dapat didistribusikan ke sejumlah daerah termasuk luar negeri. Izin itu akan memberikan keuntungan ekonomi bagi pelaku usaha kecil dan menengah.
Pelaku usaha juga diajak untuk membuat izin edar agar produk yang mereka buat dapat didistribusikan ke sejumlah daerah termasuk luar negeri.
Saat ini BPOM sedang melakukan pengujian bahan pengawet yang lebih aman bagi makanan yakni palata. Bahan ini terbuat dari ekstrak pisang.
Ketua (AKUMINDO) Sumsel Hapson menerangkan ada sekitar 500 pelaku usaha mikro di Palembang. Semua anggotanya telah mengikuti pengujian dari Balai POM Palembang. “Pengujian sudah dilakukan beberapa kali,” ujarnya. Pihaknya pun selalu mengingatkan para anggotanya untuk mengikuti aturan yang berlaku dan mengedepankan kebersihan dan tidak menggunakan bahan pengawet,” ujarnya.
Paket wisata
Saat ini, lanjut Hapson, pihaknya terus berupaya untuk mendapatkan izin edar agar semua usaha mikro kecil dengan omzet sekitar Rp 5 juta sampai 50 juta dapat berkembang. “Dengan kebedaraan izin edar, maka produk yang dapat didistribusikan semakin meningkat,” ujarnya.
Sebelumnya Ketua ASITA Sumsel Anton Wahyudi mengatakan, pihaknya sudah merancang sejumlah paket wisata yang salah satunya adalah mengunjungi sentra penjualan songket dan pempek. Dengan cara ini diharapkan keterlibatan usaha kecil dan menengah bisa semakin tinggi dan memberikan dampak ekonomi.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Sumatera Selatan Herlam Aspiudin mengatakan ajang Asian Games telah memberikan dampak ekonomi bagi sektor pariwisata baik perhotelan maupun restoran. Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kota Palembang meningkat dalam dua tahun terakhir, dan sektor Pariwisata menjadi penyumbang PAD terbesar di Palembang.
Di tahun 2016, PAD dari sektor pariwisata mencapai Rp 140 miliar. Tahun 2017 meningkat menjadi Rp 150 miliar. Di tahun 2018 ini, pemerintah menargetkan PAD hingga Rp 166 miliar. Herlan optimis target tersebut dapat tercapai karena pada triwulan I, PAD yang terkumpul sudah mencapai hingga 33 persen.