JAKARTA, KOMPAS – Sejumlah atlet cabang olahraga atletik tidak tampil maksimal dalam uji coba kejuaraan Asian Para Games 2018, pada 30 Juni – 1 Juli 2018 di Stadion Madya, Jakarta. Mereka mengalami penurunan performa setelah pulang uji coba di luar negeri.
Salah satunya dialami atlet andalan Indonesia dalam nomor lari jarak pendek T45/T46/T47 (keterbatasan anggota tubuh bagian atas), Nur Ferry Pradana. Performa Nur jauh dari catatan waktu terbaiknya saat mendapatkan dua emas dan satu perak di Kejuaraan Handisport Terbuka di Paris, 14 – 15 Juni 2018.
Pada uji coba nomor 100 meter, Nur mencatat waktu 11,37 detik, lalu 22,85 detik (200 m), dan 51,08 detik (400 m). Adapun di Paris, Nur mencatat waktu 11,16 detik pada nomor 100 meter, 22,32 detik (200 m), dan 50,05 detik (400 m).
"Di sini buruk tampilnya karena kondisi masih capek setelah pulang dari Paris. Karena belum sempat istirahat cukup dan sudah harus lomba di Jakarta lagi,” kata peraih empat emas di SEA Games Kuala Lumpur 2017 itu, usai bertanding Minggu (1/7/2018), di Stadion Madya.
Dengan hasil itu, Nur harus puas dengan perolehan satu emas dan dua perak. Dua perak diperoleh dari nomor 100 meter dan 200 meter. Ia dikalahkan oleh rekan sesama atlet pelatnas Rizal Bagus Saktyono.
Hal sama dialami Maria Goreti Samiyati. Meski meraih emas dalam tiga nomor, 100 meter, 200 meter, dan 400 meter, T54 (balap kursi roda), catatan waktunya jauh dari harapan.
Pada nomor 100 meter, perbedaan waktu saat uji coba dengan catatan terbaiknya mencapai dua detik lebih lambat. Sementara itu, catatan waktunya pada nomor 400 meter berbeda sampai 10 detik dari waktu terbaiknya saat pelatnas di Solo.
Maria mengatakan, penyebab penampilannya yang kurang maskimal adalah waktu adaptasi lapangan yang kurang. “Cuma diberikan satu jam kemarin itu untuk adaptasi lapangan. Itu pun tidak penuh satu jam,” katanya.
Menurut Maria, dirinya membutuhkan waktu untuk beradaptasi dengan tipe lapangan dan kondisi cuaca. Atlet atletik, khususnya lari, sedikit kerepotan dengan cuaca panas terik di Stadion Madya. Adapun pertandingan dilangsungkan dari pukul 09.00 – 16.00 atau saat matahari sangat terik.
Pelatih Kepala Atletik Purwo Adi Sanyoto mengatakan, para atlet memang sedang memasuki masa penurunan performa. Penurunan itu dialami setelah dua kejuaraan, di Beijing pada Mei 2018, dan di Paris.
Kejuaraan di Beijing itu diikuti 27 atlet, termasuk Nur dan Maria, dari 46 atlet pelatnas. Adapun Paris diikuti tiga orang atlet pelatnas, salah satu di antaranya adalah Nur.
"Kami inginnya juga bisa di puncak performa terus. Tetapi mereka kan bukan robot. Jadi kami sudah atur puncak performanya akan terjadi saat Asian Para Games, Oktober nanti," tutur Purwo.
Purwo menambahkan, seluruh atlet pelatnas sudah berhasil memenuhi skor kualifikasi minimal (MQS) untuk Asian Para Games. Untuk itu, mereka dipastikan berlaga dan tinggal memaksimalkan persiapan pada ajang multicabang olahraga difabel Asia itu.