Kemenangan Lewis Hamilton di GP Perancis, Minggu (24/6/2018), belum menunjukkan keunggulan performa mesin baru Mercedes ketimbang Ferrari di sisa akhir musim 2018 ini.
LE CASTELLET, MINGGU Kemenangan pebalap Mercedes, Lewis Hamilton, di GP Perancis, yang merupakan kemenangan ketiganya musim ini, mengindikasikan persaingan semakin ketat di ajang Formula 1. Kemenangan, yang sekaligus menyamai jumlah kemenangan pebalap Ferrari, Sebastian Vettel, hingga putaran kedelapan itu membuat persaingan antara Mercedes, Ferrari, dan Red Bull kian panas.
”Terakhir kali kami melihat sesuatu seperti ini adalah pada 2013 ketika kami mempunyai empat pemenang dari empat tim berbeda. Itu sangat positif untuk sisa musim ini karena ketidakpastian membuat orang semakin tertarik pada Formula 1 dan tiga tim teratas jelas lebih berimbang dibandingkan dengan waktu- waktu sebelumnya pada era mesin hibrida ini,” papar Ross Brawn, pemimpin manajemen F1, di Sky Sports.
Jika melihat hasil hingga putaran keenam, kondisi serupa hanya pernah terjadi pada 1987. Saat itu, enam putaran awal dikuasai tiga tim berbeda dengan masing-masing dua kemenangan, yaitu McLaren (Alain Prost), Williams (Nigel Mansell), dan Lotus (Ayrton Senna).
Pada balapan di Sirkuit Paul Richard, Hamilton dengan mesin upgrade Mercedes praktis tidak bisa dikejar rival-rivalnya sejak start hingga finis. Akan tetapi, keberhasilan Vettel naik dari posisi ke-17 ke posisi ke-5 hanya dalam lima putaran menunjukkan daya pacu mobil Ferrari 2018 masih sedikit lebih baik ketimbang Mercedes.
Hal itu mengonfirmasi apa yang pernah dikhawatirkan Hamilton. Permasalahan Ferrari saat ini adalah memilih ban yang tepat dan mengurangi tingginya tingkat keausan ban.
Jika para teknisi Ferrari bisa mengatasi masalah keausan ban ini, peluang Mercedes untuk merebut gelar juara dunia musim 2018 akan semakin sulit. Hanya kepiawaian pebalap yang akan menjadi tumpuan Mercedes pada sisa musim 2018 ini.
Hukuman Vettel
Sementara itu, hukuman penambahan waktu lima detik kepada Vettel akibat menabrak Valtteri Bottas di tikungan pertama putaran pertama GP Perancis, disampaikan Direktur Balapan FIA Charlie Whiting, sudah sesuai dengan keputusan-keputusan sebelumnya pada kejadian serupa. Keputusan para ”hakim” balap (steward) F1 itu memang dibuat tanpa mempertimbangkan dampak dari sebuah insiden terhadap balapan secara keseluruhan.
Dikutip Crash.net, Minggu (24/6/2018) waktu Perancis, Whiting menyampaikan, para hakim balap F1 mempunyai empat opsi yang bisa mereka pilih, yakni hukuman 5 detik, 10 detik, hukuman melintas di lintasan pit, atau hukuman berhenti dan jalan lagi.
”Mereka jelas sekali memilih hukuman 5 detik yang konsisten dengan insiden-insiden serupa. Namun, ketika Anda melihat konsekuensi dari insiden itu, mungkin orang akan berpikir yang berbeda,” ucap Whiting sambil mengacu pada keputusan serupa yang dijatuhkan kepada Romain Grosjean (Haas) yang menabrak mobil Esteban Ocon (Force India) di GP Brasil, November 2017.
Hukuman yang dijatuhkan kepada Vettel itu menuai reaksi dari kubu Mercedes dan juga pebalap Red Bull, Max Verstappen. Verstappen menuding Vettel selalu diperlakukan berbeda saat melakukan kesalahan yang merugikan pebalap lain.
Meski mendapatkan hukuman tambahan waktu 5 detik, Vettel bisa menyelesaikan balapan di posisi kelima, atau di depan Bottas yang finis di posisi ketujuh. Kondisi itu membuat Hamilton pun berkomentar bahwa hukuman untuk Vettel itu telah mengabaikan peluang Mercedes untuk meraih podium pertama dan kedua di GP Perancis 2018.
”Seharusnya Anda tidak dibolehkan finis di depan pebalap yang telah Anda rugikan,” kata pebalap Inggris itu dikutip Crash.net.
DikutipMotorsport.com, Vettel mengatakan, dirinya melakukan start dengan baik, tetapi di tikungan pertama dia terjepit dan tidak melihat ruang untuk menghindar. (OKI)