Dibangun dari puing-puing kehancuran di Piala Dunia 2014 dan Piala Eropa 2016, tim nasional Inggris melesat di Rusia seusai melumat Panama 6-1 di Stadion Nizhny Novgorod, Minggu (24/6/2018). Tim ”Tiga Singa” yang bermaterikan banyak pemain muda berbakat dan lapar gelar kian percaya diri untuk membuat sejarah baru di Rusia.
NIZHNY NOVGOROD, KOMPASJelang laga melawan Panama, manajer tim nasional Inggris Gareth Southgate menegaskan, timnya berangkat ke Rusia dengan meninggalkan beban masa lalu. Hal itu terbukti saat Tiga Singa bermain agresif dan menorehkan kemenangan besar pada laga kedua Grup G Piala Dunia Rusia 2018.
”Kami tim yang masih muda dan sangat lapar. Anak-anak ingin menjadi lebih baik dari laga ke laga. Itu semua karena kami ingin menciptakan sejarah baru,” ujarnya, Sabtu (23/6/2018) malam.
Perkataan Southgate itu terbukti kemarin. Inggris tampil bak sekelompok singa lapar yang tampil kompak dan saling bekerja sama menghabisi mangsa yang debutan di Piala Dunia, Panama. Pada babak pertama, mereka telah unggul 5-0 berkat gol-gol barisan pemain muda, yaitu Harry Kane, Jesse Lingard, dan John Stones.
Teriakan, ”England, England!” pun berkumandang di stadion baru yang berkapasitas 44.899 orang itu. ”Kami di puncak dunia, kami di puncak dunia,” bunyi sayup-sayup teriakan fans Inggris kemudian menyusul gol kedua Kane di babak pertama.
Kemenangan itu membuat Tiga Singa dipastikan lolos dari penyisihan grup sekaligus menyamai koleksi poin dan gol Belgia di puncak Grup G. Padahal, mereka masih menyisakan satu laga di penyisihan grup, yaitu kontra Belgia, Jumat (29/6/2018) dini hari. Laga ini bakal menjadi penentu juara di Grup G, sekaligus indikator untuk mengukur tim mana yang memiliki generasi emas terbaik di dunia saat ini, Inggris atau Belgia.
Belgia yang diperkuat gelandang berbakat, Kevin De Bruyne, juga sama garangnya dengan Inggris. Mereka mengemas total delapan gol dan kemasukan dua kali. Mereka juga melumat Panama 3-0. Bedanya, butuh waktu lama, yaitu seusai jeda turun minum, sebelum akhirnya Belgia memecahkan kebuntuan gol dan menghabisi Panama. Adapun Tiga Singa telah menunjukkan taring lebih dini, yaitu sejak menit ke-8 melalui gol sundulan Stones.
Inggris pun mengukir catatan menarik seusai melumat Panama. Mereka mematahkan kutukan penampilan buruk di babak penyisihan grup. Untuk kedua kali dalam sejarah 68 tahun keikutsertaan di Piala Dunia, Tiga Singa melaju ke putaran kedua atau babak 16 besar dengan sangat cepat, yaitu menyisakan satu laga. Terakhir kali mereka melakukan itu pada Piala Dunia Jerman 2006 atau saat masih diperkuat barisan legenda, seperti David Beckham, Steven Gerrard, Michael Owen, dan Jamie Carragher.
Sayangnya, tim yang sempat digadang-gadang sebagai generasi emas Tiga Singa itu hanya mampu menggapai perempat final setelah disingkirkan Portugal melalui adu penalti. Itulah capaian tertinggi terakhir Tiga Singa di Piala Dunia. Pada edisi-edisi berikutnya, Tiga Singa tidak bertaring. Di Brasil 2014, mereka bahkan gagal ke babak 16 besar setelah hanya menjadi tim juru kunci di penyisihan grup.
Meskipun tidak sementereng barisan emas di Jerman, tim Tiga Singa yang tampil di Rusia terlihat lebih menjanjikan. Mereka memiliki solidaritas dan kolektivitas, hal yang tidak terlihat di generasi-generasi sebelumnya, terutama di Piala Dunia Brasil, empat tahun silam. Itu antara lain terlihat dari gol Lingard dan penalti Kane yang dibangun melalui skema operan cepat satu-dua sentuhan.
”Pada laga ini, kami ingin menunjukkan bahwa kami bisa bermain dengan (cara) yang berbeda. Faktor (kolektivitas) tim dan sistem (permainan) lebih dikedepankan ketimbang hal-hal individual (kualitas teknik pemain),” ujar Southgate kemudian.
Pencetak gol terbanyak
Inggris pun tidak menggantungkan diri pada satu-dua bintang. Tim ini diberkahi barisan pemain yang memiliki kualitas nyaris setara. Tidak heran, absennya gelandang muda Dele Alli akibat masalah otot paha tidak terlalu berdampak ke permainan Tiga Singa. Ruben Loftus-Cheek, yang mengisi posisi Alli, memang tidak tampil optimal. Namun, ia setidaknya mampu berkontribusi pada gol keenam Inggris yang dicetak ”tidak sengaja” oleh Kane.
Gol yang tercipta berkat tendangan keras Loftus itu membuat Kane mencetak hattrick di laga ini. Ia menjadi orang Inggris pertama sejak Gary Lineker yang mencetak trigol di Piala Dunia. Lineker, sang legenda Inggris, mengukir hattrick itu saat menghadapi Polandia di Piala Dunia Meksiko 1986. Kane pun kini memuncaki daftar pencetak gol terproduktif di Piala Dunia 2018 dengan koleksi lima gol, menyalip Cristiano Ronaldo (Portugal) dan Romelu Lukaku (Belgia) dengan empat gol.
Meskipun kalah telak, ribuan suporter Panama bersorak gembira saat tim mencetak gol lewat sontekan penyerang pengganti Felipe Baloy pada menit ke-78. Gol itu sangat bersejarah karena menjadi gol pertama Panama di ajang Piala Dunia.