Kazan Arena akan menjadi saksi bisu pertarungan hidup mati dua tim unggulan Grup H Piala Dunia 2018 yang secara mengejutkan kalah di laga perdana. Polandia dan Kolombia terpaksa berebut kemenangan atau angkat kaki dari Rusia.
KAZAN, SABTU Kolombia dan Polandia separuh lumpuh setelah kalah di laga perdana Grup H Piala Dunia 2018. Namun, ketika ingin bangkit, kedua tim harus bentrok. Pertandingan di Kazan Arena, Kazan, Rusia, Senin (25/6/2018) pukul 01.00 WIB, akan menjadi gelanggang ”pertumpahan darah” kedua tim untuk bertahan lebih lama di turnamen.
Kolombia dan Polandia sebenarnya lebih diunggulkan untuk lolos ke perdelapan final. Namun, Jepang dan Senegal tampil mengejutkan pada laga pertama. Kolombia harus mengakui kekalahan 1-2 dari Jepang. Dengan skor yang sama, Polandia juga dipermalukan Senegal.
Kebangkitan menjadi sulit karena kedua tim yang ”terluka” ini bentrok di laga kedua. Mereka harus berebut kemenangan di stadion berkapasitas 45.000 kursi itu. Jika ingin melangkah ke fase gugur, seri bukanlah pilihan, apalagi kalah. Hanya kemenangan yang dapat membuka peluang.
Kekalahan pada laga ini akan membuat tim angkat koper menyusul Mesir dan Arab Saudi (Grup A), Maroko (Grup B), Peru (Grup C), dan Kosta Rika (Grup E) yang telah terlebih dahulu tersingkir dari turnamen.
Laga yang bakal sulit bagi ”Los Cafeteros” (Petani Kopi), julukan Kolombia, dan ”Bialo-czerwoni” (Putih Merah), julukan Polandia. Di Kazan nanti, itulah pertemuan perdana mereka dalam turnamen terakbar sepak bola.
Berdasarkan laman 11v11, kedua tim pernah bertemu lima kali selama kurun waktu Juli 1980-Mei 2006. Polandia memenangi 2 pertemuan pertama dan Kolombia menang di 3 laga terakhir. Catatan itu bisa berarti angin sedang berada di sisi Kolombia. Polandia harus berjuang keras untuk membalik dominasi lawan.
”Partai nanti ibarat final bagi kami,” kata penyerang Kolombia, Radamel Falcao, yang dijuluki ”El Tigre”. Falcao mengaku masih terluka akibat kekalahan 1-2 dari Jepang. Apalagi, di laga itu, dia tak mencetak gol.
Falcao makin bernafsu untuk mencetak gol mengingat di Piala Dunia 2014 dirinya absen karena cedera. Saat itu, Kolombia menang 4-1 atas Jepang di penyisihan grup.
Di Brasil empat tahun lalu, Kolombia sukses memenangi tiga pertarungan penyisihan. Langkah mereka terhenti oleh tuan rumah di perempat final. Saat itu, James Rodriguez, sang gelandang, menjadi pencetak gol terbanyak.
Namun, kontra Jepang, bintang Bayern Munchen itu baru bisa diturunkan di menit ke-59 akibat masih cedera betis. Rodriguez pun kurang kuat sehingga kreativitasnya empat tahun lalu tak muncul lagi dan dimatikan pemain Jepang.
Pelatih Kolombia Jose Pekerman tidak mau capaian impresif di Brasil tercoreng saat edisi 2018. Rodriguez pun akan dipaksa untuk memompa daya kreativitasnya guna membobol gawang Polandia atau bersama Falcao.
Pekerman akan menuntut Rodriguez sebagai jenderal tengah tim Petani Kopi untuk mematikan setiap aksi penyerang Robert Lewandowski. Sahabat Rodriguez di Bayern Munchen itu jelas berbahaya karena datang ke Rusia dengan catatan 16 gol sehingga menjadi pencetak gol terbanyak di babak kualifikasi zona Eropa.
”Kami harus menghentikan Robert sebab dia berbahaya,” kata Rodriguez. Lewandowski tak mencetak gol ketika Polandia dikalahkan Senegal sehingga akan mencoba melunasinya pada laga kontra Kolombia nanti.
Pekerman kemungkinan kembali turun dengan formasi 4-2-3-1. David Ospina masih dipercaya menjaga mistar. Di barisan bek, kemungkinan Cristian Zapata akan dimainkan ketimbang Davinson Sanchez.
James Rodriguez, Abel Aguilar, dan Wilmar Barrios bisa jadi pilihan untuk menggantikan Carlos Sanchez (kartu merah), Jose Izquerdo, dan Jefferson Lerma. Posisi Radamel Falcao di depan belum akan goyah meski dituntut ketajamannya.
Ambisi ”Putih Merah”
Pelatih Polandia Adam Nawalka mengatakan, timnya siap menjalani partai hidup mati kontra Kolombia. Tim ”Putih Merah” tak mau mengulang capaian hambar pada edisi 2002 dan 2006 yang tak lolos grup. Di Piala Dunia 2010 dan 2014, mereka bahkan tak lolos kualifikasi. ”Turnamen ini kesempatan bagi kami untuk bisa lebih maju,” ujarnya.
Di Piala Dunia, catatan terbaik Polandia terjadi pada edisi 1974 dan 1982 sebagai urutan ketiga. Pada 1986, mereka terhenti di babak 16 besar.
Saat kalah melawan Senegal yang memakai taktik 4-4-2, Nawalka turun dengan formasi 4-2-3-1. Melawan Kolombia, Nawalka bisa jadi masih mengulang skema tadi. Namun, ia harus memikirkan cara apabila Lewandowski yang menjadi target man dimatikan oleh Kolombia.
Lewandowksi mengaku merasa tertekan karena kekalahan dari Senegal dan ia tak mencetak gol. ”Kami harus bisa memenangi laga nanti karena ingin melangkah jauh di sini,” katanya.
Jika peran Lewandowski dimatikan Kolombia, peran Arkadiusz Milik, Kamil Grosicki, dan Piotr Zielinski harus bisa dimaksimalkan.