BRONNITSY, RABULaga pertama penyisihan Grup D antara Argentina dan Eslandia di Stadion Spartak, Moskwa, Rusia, Sabtu (16/6/2018) pukul 20.00 WIB, berpotensi diwarnai kecanggungan. Kedua tim sama sekali belum pernah bertemu sebelumnya. Bentrok di Moskwa menjadi yang pertama bagi mereka untuk saling unjuk kekuatan.
Hanya pengalaman yang membuat perbedaan antara skuad ”Albiceleste” dan Eslandia. Rusia menjadi panggung debut Eslandia, tim berjuluk ”Strakarnir Okkar” yang dilatih dokter gigi Heimir Hallgrimsson. Bagi Argentina yang diasuh Jorge Sampaoli, turnamen sepak bola terakbar ini menjadi jalan terjal menebus kegagalan Piala Dunia Brasil 2014.
Empat tahun lalu, Argentina kalah 0-1 kontra Jerman di final. Kegagalan di Brasil itu menular ke dua final turnamen besar regional. Di Piala Amerika 2015 dan Piala Amerika Centenario 2016, Argentina kalah dari Chile, tim yang tidak lolos ke Rusia. Tiga kegagalan beruntun yang harus ditanggung megabintang dan kapten Lionel Messi.
”Ini menjadi panggung terakhir saya,” ujar Messi tentang masa depannya di tim nasional. Saat ini, Messi telah berusia 31 tahun. Rusia adalah kesempatan akhir untuk merebut gelar terbesar itu atau tidak akan pernah sama sekali.
Sampaoli, yang membawa Chile juara Piala Amerika 2015, mengatakan, Messi masih menjadi pemain sentral bagi Albiceleste. ”Kami adalah tim Messi,” katanya usai sesi latihan di Bronnitsy, Rusia, markas tim selama turnamen di Rusia.
Namun, kiper Willy Caballero meminta tim jangan bergantung absolut kepada Messi. ”Kami harus keluarkan dan berikan segalanya,” kata kiper utama Argentina itu setelah Sergio Romero batal ke Rusia karena cedera.
Dari tiga laga persahabatan terakhir, Sampaoli memakai formasi 4-2-3-1. Pada laga sebelumnya, ia menggunakan formasi 3-5-2. Kedua skema itu menjadi indikasi strategi yang akan diterapkan Sampaoli melawan Eslandia. Messi yang dipuja memiliki teknik individu tinggi tetap menjadi ”kartu truf” meski bermain di belakang penyerang Gonzalo Higuain atau Sergio Aguero. Jika mengandalkan Messi, mau tidak mau Sampaoli harus menjaga sang bintang agar tidak cedera.
Dongeng
Menghadapi juara dunia 1978 dan 1986 itu jelas ujian amat berat bagi Eslandia sekaligus menentukan sejauh mana langkah mereka di turnamen. Jika sukses menahan imbang, apalagi menang, beban Eslandia menghadapi pertarungan selanjutnya melawan Nigeria dan Kroasia akan lebih ringan.
Hallgrimsson rasanya tak akan berpaling dari formasi 4-4-2 yang menjadi senjata mereka saat membuat kejutan pada debut di Piala Eropa 2016. Formasi itu ampuh, termasuk saat menang 2-1 atas Inggris di perdelapan final turnamen di Perancis itu.
Namun, pengalaman Eslandia melawan tim-tim Amerika Latin tidak mulus. Eslandia selalu kalah di dua laga kontra Brasil, sekali seri dan dua kali kalah dari Chile, sekali kalah dari Peru, dan hanya sekali menang atas Bolivia.
Namun, penyerang Bjorn Sigurdarson mengatakan, tak akan gentar melawan Argentina. ”Bagi kami, Piala Dunia ini seperti pulang ke rumah,” ujar ujung tombak FC Rostov itu seusai latihan di Gelendzhik.
Sigurdarson dan bek Ragnar Sigurdsson serta Sverrir Ingason bermain di FC Rostov di Rusia barat daya. ”Amat membantu karena kami bersama dan telah saling mengenal. Akan jadi lebih mudah daripada sendiri,” kata Sigurdsson yang siap bertugas mematikan permainan ”Si Kutu” Messi.
Menurut Hallgrimsson, pengalaman di Piala Eropa akan banyak membantu tim mengatasi laga-laga penuh tekanan. ”Kami akan membuat kejutan,” katanya. (AFP/REUTERS/BRO)