KRASNODAR, SABTU Uji coba terakhir tim nasional Spanyol sebelum berlaga pada Piala Dunia 2018 belum menghasilkan penampilan menawan. Perubahan formasi yang dimainkan pelatih Julen Lopetegui justru menumpulkan lini depan Spanyol saat mengalahkan Tunisia dengan skor 1-0, Minggu (10/6/2018) dini hari WIB, di Stadion FK Krasnodar, Rusia.
Pada laga itu, Lopetegui kembali memainkan formasi 4-2-3-1 seperti saat melawan Swiss, Minggu (3/6/2018). Pada dua laga itu, Spanyol hanya dapat menciptakan satu gol setiap laga.
Tim negeri matador itu seakan kehilangan ketajaman dan variasi serangannya saat tidak memainkan tiga penyerang dalam formasi 4-3-3. Padahal, formasi itu terbukti ampuh pada beberapa laga, termasuk saat melumat Argentina dengan skor 6-1, pada 28 Maret lalu.
Pada laga melawan Tunisia, Spanyol mendominasi penguasaan bola sampai 70 persen waktu laga. Namun, serangan Spanyol dapat terus diantisipasi oleh gelandang dan bek tim berjuluk ”Elang Kartago” itu. Tunisia menekan semua pembawa bola Spanyol dan tidak memberikan banyak ruang untuk membangun serangan. Tekanan yang ketat itu membuat Spanyol hanya dapat mengarahkan dua tendangan ke gawang.
Serangan Spanyol baru dapat berjalan lebih efektif setelah formasi berubah menjadi 4-4-2 dengan masuknya Diego Costa dan Iago Aspas pada menit ke-60 dan ke-76. Aspas menjadi penyelamat muka Spanyol dengan mencetak gol tunggal kemenangan pada menit ke-84.
”Itu adalah keputusan pelatih yang harus dilakukan. Saya mencoba mengambil keuntungan saat dia memberi saya kesempatan, dengan Rodrigo atau Diego Costa. Mereka memberi saya peluang dan gol,” kata Aspas.
Aspas terlibat dalam terjadinya sembilan gol pada sepuluh laga yang dia jalani di tim nasional Spanyol. Lima gol dicetaknya dan empat asis dia sodorkan.
Spanyol akan menghadapi Portugal pada laga pertama Grup B Piala Dunia Rusia, 15 Juni. Lopetegui perlu menyusun taktik dan formasi yang jitu untuk menghadang laju Cristiano Ronaldo dan kawan-kawannya.
Perancis tertahan
Pada laga lainnya, tim unggulan Perancis yang biasanya tampil menawan justru terganjal oleh Amerika Serikat. Pada laga di Stadion Groupama, Lyon, itu, Perancis yang diunggulkan sebagai salah satu kandidat juara Piala Dunia 2018 ditahan 1-1.
Perancis mengurung pertahanan AS dan berulang kali membombardir gawang yang dijaga Zack Steffen. Namun, AS bertahan rapat dengan sembilan pemain di kotak penalti.
AS justru unggul lebih dulu melalui tendangan Julian Green yang memanfaatkan kesalahan Djibril Sidibe dalam menghalau bola di kotak penalti pada menit ke-44. Perancis baru dapat membalas gol itu pada menit ke-78 melalui Kylian Mbappe.
”Selalu lebih baik untuk menang, tetapi ini laga untuk persiapan. Kami kurang sedikit dalam penyelesaian. Saya memainkan sebanyak mungkin pemain dalam tiga laga pemanasan. Saya berharap semua pemain siap untuk laga pembukaan,” kata Didier Deschamps, Pelatih Perancis.
Melawan tim dengan pertahanan kuat menjadi pelajaran penting bagi Perancis karena mereka akan menghadapi tim-tim berkarakter seperti itu di Grup C Piala Dunia 2018, yakni Australia, Peru, dan Denmark. (REUTERS/AFP/ECA)