Di jagat sepak bola saat ini, tidak ada kiper yang memiliki julukan sebanyak Guillermo Ochoa (32), penjaga gawang timnas Meksiko. Rakyat Meksiko menyebutnya santo alias orang suci, sementara publik jagat maya menjulukinya ”superman”. Ada pula yang menganggap Ochoa penjelmaan Gandalf, penyihir sakti di kisah fiksi trilogi The Lord of The Rings.
Apa pun julukan itu, fakta sebenarnya adalah Ochoa menjadi satu-satunya kiper yang membuat bintang Brasil, Neymar Jr, geleng-geleng kepala di Piala Dunia 2014.
Nama Ochoa mendadak melesat dan menjadi topik hangat di jagat maya menyusul penampilan fenomenalnya di Brasil. Ia setidaknya melakukan empat penyelamatan gemilang, salah satunya tandukkan keras Neymar ketika Meksiko menghadapi Brasil di babak penyisihan grup.
Striker Brasil lainnya, Fred, yang tidak kalah heran saat itu, bahkan menyebut Ochoa telah menciptakan empat mukjizat yang sulit dinalar. Berkat refleks gemilangnya, Meksiko menahan imbang tuan rumah Brasil, 0-0.
Ochoa terpilih sebagai pemain terbaik di laga itu. Penampilan fenomenalnya berlanjut di babak 16 besar saat menghadapi raksasa lainnya, Belanda. Ochoa lagi-lagi membuat lawan-lawannya frustrasi. Namun, kiprah gemilangnya harus terhenti di fase itu setelah Belanda mendapatkan hadiah penalti di menit-menit akhir laga.
Meskipun Belanda menang—yang tidak diakui rakyat Meksiko karena Arjen Robben dianggap melakukan diving untuk mencari penalti—Ochoa terpilih sebagai pemain terbaik di laga itu. Tidak heran, majalah terkemuka dunia, Time, menulis profilnya dan memasang fotonya di halaman sampul, Juni 2014. ”Penyelamat Meksiko”, bunyi judul ulasan Time saat itu.
Ochoa adalah penjaga tradisi Meksiko, negara yang kerap melahirkan kiper-kiper hebat di Piala Dunia. Namanya seharum Jorge Campos, kiper terbaik sepanjang masa ”El Tri”. Namun, berbeda dengan Campos yang kaya pengalaman, Ochoa baru menjalani debut Piala Dunia-nya di Brasil.
”Ini adalah laga-laga terpenting dalam hidup saya,” ujar Ochoa tentang serangkaian penampilan fenomenalnya di Brasil saat itu.
Secara harfiah, kiper yang biasa disapa Memo tersebut memang tengah berjuang untuk hidup dan kariernya saat itu. Ketika tampil di Brasil, Ochoa berstatus penganggur alias tidak memiliki klub, setelah timnya saat itu, Ajaccio, terdegradasi ke divisi kedua Liga Perancis.
Sebagai pesepak bola profesional, Ochoa memiliki jalan karier berliku, tidak semulus bintang Piala Dunia lainnya. Pada 2011, ia pernah diskors dan diusir dari Piala Emas Amerika Utara karena dituduh memakai doping jenis clenbuterol bersama empat pemain Meksiko lainnya.
Namun, Ochoa dan keempat rekannya tidak terbukti sengaja menggunakan doping itu. Senyawa doping itu masuk ke tubuh mereka lewat makanan yang tercemar di pusat latihan tim itu. Federasi Sepak Bola Meksiko lalu menanggung kelalaian yang tidak disengaja itu.
Sayangnya, isu doping itu telanjur merusak namanya. Tim-tim besar di Eropa, seperti Paris Saint-Germain, pun batal merekrutnya. Ia kini ditampung klub Belgia, Standar Liege. ”Ia telah melakukan banyak penyelamatan untuk Meksiko. Kini, saatnya seseorang menyelamatkannya,” tulis Goal.com. (JON)