JAKARTA, KOMPAS - Nasib Kejuaraan Asia Layar 2018 di Jakarta, yang sekaligus uji coba arena Asian Games 2018, belum jelas karena dana baru terkumpul setengah dari kebutuhan total Rp 4 miliar. Panitia Penyelenggara Asian Games 2018 dan Kementerian Pemuda dan Olahraga belum memutuskan untuk membantu.
Sekretaris Jenderal Inasgoc Eris Herryanto, Sabtu (2/6/2018), di Jakarta, menyatakan, Inasgoc tidak akan membantu dana penyelenggaraan Kejuaraan Asia Layar (ASC) 2018. Menurut dia, Inasgoc pernah menganggarkan Rp 2 miliar untuk mengadakan uji coba kejuaraan layar. Dana itu pun sudah dipakai Pengurus Besar Persatuan Layar Seluruh Indonesia (PB Porlasi) mengadakan uji coba kejuaraan pada Desember 2017.
Kata Eris, Inasgoc tidak memiliki tanggung jawab memberikan dana lagi. ”Kan, dulu sudah ditanyakan, ingin mengadakan uji coba saat arena sudah selesai apa belum. Itu keputusan mereka. Kami tidak bisa membantu lagi karena masih banyak keperluan lainnya,” ucap Eris.
Selain itu, Inasgoc tidak ingin membuat cabang lain cemburu karena perlakuan istimewa kepada layar. ”Kalau dikasih satu, nanti banyak yang mau juga, seperti panjat tebing, kan, kondisinya sama, arenanya baru jadi nanti,” kata Eris.
Adapun, PB Porlasi mengadakan ASC 2018 untuk menguji kesiapan arena baru di Pantai Marina Ancol yang akan digunakan untuk Asian Games. Saat ini kondisi arena itu sudah lebih dari 80 persen dan dapat digunakan dalam ASC.
Demi prestasi
Di sisi lain, PB Porlasi akan menjadikan ASC sebagai tolok ukur perkembangan dan pengalaman bertanding atlet layar. Hal itu penting untuk mengejar target dua medali emas pada Asian Games 2018. ASC masuk dalam kalender resmi Federasi Layar Asia dan diselenggarakan setiap dua tahun sekali.
Menanggapi permintaan bantuan Porlasi, Deputi IV Kemenpora Mulyana belum memberi kepastian. Dia akan berkoordinasi dahulu dengan Asisten Deputi Prestasi dan Koordinator Bidang Kejuaraan, Senin (4/6), sebelum memutuskan.
Meski demikian, Mulyana tidak berjanji memberikan dukungan dana sepenuhnya sesuai permintaan PB Porlasi. ”Nanti kami lihat dan revisi lagi kebutuhannya. Ini, kan, bantuan. Jadi, kalau minta 100, belum tentu 100 yang kami kasih,” tuturnya.
Sebelumnya, Sekretaris Kemenpora Gatot S Dewa Broto mengatakan, bantuan dapat dikeluarkan dengan mengukur kepentingan dan tujuan untuk meningkatkan prestasi cabang.
Pertaruhan nama
PB Porlasi menyatakan akan tetap menyelenggarakan ASC 2018 meskipun mengalami defisit dana. ”Nanti, kalau kurang dananya, kami akan coba segala cara, termasuk menekan biaya. Pada uji coba kejuaraan, Desember 2017, bisa hanya Rp 1,5 miliar,” kata Sekjen PB Porlasi Othniel Mamahit.
Namun, saat itu uji coba kejuaraan hanya diikuti dua negara peserta. Adapun ASC 2018 akan diikuti sekitar 200 atlet dari 14 negara peserta.
Apabila tidak ada tambahan, jumlah peserta yang meningkat tujuh kali lipat harus dilayani dengan Rp 2 miliar. Padahal, anggaran awalnya Rp 4 miliar.
Othniel pun tidak menampik, penekanan dana akan berdampak pada penurunan kualitas ajang yang diselenggarakan pada 18 Juni-25 Juni 2018 itu. Adapun dana Rp 2 miliar saat ini berasal dari bantuan sponsor pihak swasta, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, dan biaya pendaftaran peserta. (KEL)