Jakarta, Kompas - Tim Liga Kompas Gramedia-SKF yang akan berlaga di Piala Gothia 2018 telah terbentuk dan diumumkan pada Minggu (27/5/2018) di Jakarta. Sebanyak 18 pemain yang terseleksi dari Liga Kompas Gramedia musim 2017-2018 di harapkan dapat meraih hasil bagus saat berlaga di Swedia.
"Tiada prestasi yang dihasilkan tanpa kompetisi yang baik. Para pemain tim LKG-SKF ini didapatkan setelah melalui proses kompetisi dan seleksi yang ketat. Mudah-mudahan mereka mendapat hasil yang baik di Swedia," kata Budiman Tanuredjo, Pemimpin Redaksi Kompas, pada peluncuran tim dalam acara "Meet The World" di Tzu Chi School, Jakarta Utara.
Direktur Pelaksana PT SKF Industrial Indonesia Ola Jenberg mengatakan, tim LKG-SKF memiliki peluang untuk menjadi pemenang pada Piala Gothia. Namun, para pemain harus menjunjung tinggi sportivitas karena membawa nama Indonesia.
Beberapa pemain yang terpilih di tim LKG-SKF antara lain adalah Rabbani Tasnim Siddiq, Cois Atomoro Raya, dan Muhammad Afif Fathoni.
Acara peluncuran itu juga dimeriahkan dengan pertandingan antara tim LKG-SKF melawan tim Sister City Jakarta (SCJ). Pada laga itu, tim LKG-SKF menang dengan skor 3-0.
Pertandingan berjalan imbang pada awal babak pertama. Tim SCJ bermain cepat dengan mengandalkan serangan dari sayap kiri dan kanan.
Namun, Tim LKG-SKF justru mencetak gol lebih dulu melalui tendangan Cois Artomoro Raya dari luar kotak penalti. Cois menambah gol bagi timnya lima menit kemudian melalui tusukan dari sayap kiri.
Tim LKG-SKF yang memainkan formasi 4-3-3 terus menyerang dengan mengandalkan umpan silang dari kiri dan kanan. Namun, lima umpan silang yang cukup matang gagal diubah menjadi gol karena padatnya pemain lawan di kotak penalti.
“Anak-anak terbiasa berlatih di lapangan lebar dan memanfaatkan lebar lapangan untuk mencari celah. Di lapangan kecil seperti ini, mereka kurang terbiasa menghadapi penumpukan lawan sehingga beberapa percobaan mencetak gol menjadi gagal,” kata Iskandar, pelatih tim LKG-SKF.
Pada babak kedua, tim LKG-SKF mencoba formasi 4-4-2 untuk memusatkan serangan pada dua penyerang di depan gawang. Beberapa skema serangan terbangun dengan baik, tetapi masih gagal menghasilkan gol.
Keunggulan tim LKG-SKF bertambah menjadi 3-0 setelah tendangan bebas Rabbani Tasnim Siddiq gagal dihalau kiper. Tendangan bebas semacam itu sudah sering dilatih untuk menambah peluang mencetak gol.
“Kami belum pernah berlatih di lapangan sintetis sehingga ada beberapa gerakan yang sulit dilakukan pemain karena belum terbiasa. Kami harus berlatih di lapangan sintetis karena ada lapangan semacam itu di arena turnamen,” kata Iskandar.
Duta Besar Swedia Johana Brismar Korg mengatakan, Piala Gothia adalah turnamen olah raga anak-anak terbesar di dunia. Pada ajang itu, para pemain Indonesia akan bertemu dan berinteraksi dengan para pemain di seluruh dunia dan itu akan menjadi pengalaman seumur hidup bagi mereka.
"Para pemain, milikilah mimpi menjadi pemain hebat dunia. Jagalah mimpi kalian tetap hidup. Nikmati petualanganmu," kata Johana Brismar Korg. (ECA)