Meski harus terhenti di perempat final Piala Uber 2018, sejumlah pemain putri menunjukkan potensi yang perlu terus diasah dan bisa diharapkan menjadi unggulan pada masa depan.
BANGKOK, KOMPAS Tim putri Indonesia harus mengubur mimpi untuk melangkah lebih jauh di ajang Piala Uber 2018 setelah kalah 3-2 dari tim tuan rumah Thailand pada babak perempat final. Namun, di balik kegagalan ini ada asa dari pebulu tangkis muda yang bermain kian matang. Konsistensi dan kerja keras mereka dibutuhkan untuk mencapai level dunia pada masa depan.
Pebulu tangkis muda Gregoria Mariska Tunjung (18) mampu menunjukkan menjadi salah satu pemain di sektor tunggal yang cukup menjanjikan. Juara dunia yunior itu menjadi satu-satunya tunggal putri Indonesia yang bermain tidak terkalahkan dari empat laga yang dijalani sejak babak penyisihan grup.
Gregoria membuktikan bisa diandalkan dan mampu mengatasi tekanan untuk ikut membawa Indonesia menjadi peringkat kedua grup dan melaju ke babak perempat final.
Selama memperkuat tim Indonesia di Piala Uber, Gregoria memetik kemenangan atas Goh Jin Wei (Malaysia), Yaelle Hoyaux (Perancis), dan Gao Fangjie (China). Dia juga bermain lebih unggul atas Nichaon Jindapol (Thailand).
Pelatih tunggal putri Indonesia, Minarti Timur, menilai, Gregoria menunjukkan perubahan sikap dan semangat dalam kejuaraan. Perubahan itu terjadi sejak Gregoria menjalani babak perempat final turnamen bulu tangkis Orleans Masters 2018. Gregoria lebih ngotot saat bertanding. Dalam latihan sehari-hari, dia juga menunjukkan sikap lebih bertanggung jawab. Perubahan sikap itu berbuah gelar bagi Gregoria di Finlandia Terbuka 2018.
Pemain muda yang juga mencuri perhatian adalah Ruselli Hartawan (20). Tunggal putri dengan peringkat dunia ke-79 ini menjalani debut di Piala Uber 2018. Ruselli tampil mencuri perhatian ketika berhasil mengalahkan juara Olimpiade London 2012, Li Xuerui (China), pada babak penyisihan grup. Namun, di perempat final, Ruselli kalah dari Busanan Ongbamrungphan.
Manajer Tim Thomas dan Uber Indonesia Susy Susanti mengatakan, penampilan di Piala Uber menjadi pembelajaran bagi atlet-atlet putri Indonesia, khususnya untuk atlet yang baru pertama kali tampil pada kejuaraan beregu.
”Beberapa pemain ada yang bagus, ada yang tidak. Ini jadi pembelajaran supaya kita mau lebih bekerja keras dan yakin untuk kembali ke level dunia,” kata Susy, Jumat (25/5/2018).
Final
Tim Thailand untuk pertama kali masuk ke final kejuaraan beregu putri Piala Uber. Putri-putri ”negeri seribu pagoda” kemarin di semifinal berhasil mengemas kemenangan 3-2 atas tim kuat China. China merupakan juara bertahan dan mempunyai sejarah mengemas 14 gelar juara.
Pelatih kepala Thailand, Rexy Mainaky, mengatakan, mimpi membawa tim putri Thailand ke final telah menjadi kenyataan. ”Ini menunjukkan, kalau ingin melangkah jauh, kita harus melakukan perubahan. Tim Thailand dulu tak pernah melakukan training camp. Sekarang kami membuat training camp dan berlatih bersama-sama. Kebersamaan menumbuhkan semangat. Semua itu akhirnya terbayar,” ujar pelatih asal Indonesia itu dengan mata berkaca-kaca seusai laga di Impact Arena, Bangkok.
Tim Thailand mengantongi kemenangan dari tiga pemain tunggal mereka. Kemenangan pertama berasal dari pemain dengan peringkat keempat dunia, Ratchanok Intanon. Tunggal putri Thailand berhasil mengalahkan Chen Yufei, 15-21, 21-9, 21-14. Pada laga kedua, ganda putri Jongkonphan Kittiharakul/Rawinda Prajongjai kalah dari ganda nomor satu dunia, Chen Qingchen/Jia Yifan, 17-21, 20-22. Thailand kembali unggul setelah tunggal kedua Nichaon Jindapon mengalahkan Gao Fangjie, 19-21, 21-19, 21-12.
Pada laga keempat, ganda Thailand, Puttita Supajirakul/Sapsiree Taerattanachai, kalah dari Huang Yaqiong/Tang Jinhua, 26-24, 17-21, 18-21. Pada laga penentuan, Busanan Ongbumrungpan menaklukkan pemain senior juara Olimpiade 2012, Li Xuerui, 21-9, 21-11.
Di final, Thailand akan menantang tim Jepang. Sebelumnya, pada laga semifinal, Jepang unggul 3-1 atas Korea Selatan.
Rexy mengatakan, di atas kertas tim Jepang lebih diunggulkan. Namun, ia tidak mau memberikan tekanan bagi pemain. ”Kami tidak ingin membuat pemain merasa stressed. Saya ingin pemain istirahat cukup, makan yang cukup,” ujarnya.
Apabila Thailand bisa mengalahkan Jepang, mereka mencetak sejarah menjadi juara untuk pertama kali. Sepanjang ikut di Piala Uber, hasil terbaik tim putri Thailand adalah mencapai semifinal pada 2012.
Adapun bagi China, ini kekalahan telak pertama mereka tidak sampai ke babak final. Sejak 1984, tim putri China selalu mencapai babak final. Tim putri China mengemas 14 gelar juara dari 17 laga final yang dijalani.