Luka Modric mulai menjadi perhatian dunia saat membela Tottenham Hotspur. Dia bukanlah seorang penyerang yang mampu mendatangkan hujan gol. Namanya juga tidak sementerang Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, tetapi perannya di lini tengah sangat menentukan dalam menang atau kalahnya tim. Dialah sang motor pengatur permainan dan juga ”otak” pembaca permainan lawan.
Kapten timnas Kroasia ini memiliki visi permainan jernih. Dia mampu membaca permainan lawan, mengatur irama permainan tim, dan memberikan umpan-umpan yang mengejutkan lawan. Kelihaian itu menjadi kunci keistimewaan Modric di setiap tim yang dibelanya. Tidak berlebihan apabila pemain kelahiran Zadar, Yugoslavia, 9 September 1985, ini dianggap sebagai salah satu gelandang terbaik dunia.
Bagi timnas Kroasia, sosok Modric juga memiliki peran sangat besar. Kekayaan pengalamannya bermain di liga-liga besar Eropa dan laga-laga besar membuat gelandang Real Madrid itu belum tergantikan di timnas Kroasia. Gelar sebagai pemain terbaik Kroasia untuk enam tahun berturut-turut menunjukkan betapa layaknya Modric dipilih sebagai kapten timnas Kroasia. Modric pun sangat disegani rekan-rekannya sehingga dia bisa dengan mudah mengarahkan permainan tim.
Di usianya yang tidak lagi muda, Modric belum kehilangan kemampuannya untuk membaca permainan dan mengatur permainan timnya. Hanya saja dalam soal kecepatan, performa Modric saat ini sudah menurun dibandingkan dengan performanya saat Piala Dunia 2014. Pemain dengan tinggi 1,72 meter ini sudah jarang terlihat menggiring bola sambil meliuk-liuk melewati lawan-lawannya dari lapangan tengah hingga kotak pertahanan lawan. Padahal, itulah salah satu keistimewaan Modric.
Akan tetapi, Modric tidak sendirian di lini tengah Kroasia. Dia akan ditemani Ivan Rakitic dan Mateo Kovacic di lini tengah. Modric akan kembali menerapkan jurus saktinya, yaitu mengatur tempo yang bisa mendorong pemain lain mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Di Rusia, Modric diharapkan bisa menjadi mesin kreatif yang menginspirasi serangan Kroasia saat menghadapi Argentina, Eslandia, dan Nigeria.
”Dia pemain yang luar biasa dan diberkahi kemampuan menciptakan ruang. Dia juga contoh baik bagi para pemain lain, tidak pernah membuat masalah,” ujar Harry Redknapp saat masih menjadi Manajer Tottenham Hotspur. (OKI)