Pita Hitam dari Lapangan Bola

MALANG, KOMPAS  — Duka dan simpati mendalam atas kasus bom bunuh diri di beberapa gereja di Surabaya, Jawa Timur, turut menjangkau lapangan sepak bola. Minggu (13/5/2018), kesebelasan Arema FC dan PSM Makassar mengenakan pita hitam di lengan sekaligus mengheningkan cipta sesaat sebelum berlaga sebagai bentuk dukacita atas kasus tersebut.

Di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, Jawa Timur, para pemain dan penonton sepak bola menggelar doa bersama sebelum laga antara Arema dan PSM Makassar dimulai pada Minggu (13/5/2018) pukul 15.30 WIB. Doa bersama digelar sebagai bentuk dukacita dan simpati terdalam bagi para korban bom, serta bagi mantan pemain sepak bola yang telah meninggal beberapa waktu lalu, yaitu Zulkarnain Lubis.

KOMPAS/DAHLIA IRAWATI

Pemain Arema FC dan PSM Makassar berpelukan sesaat sebelum berlaga. Mereka mengenakan pita hitam sebagai tanda dukacita atas bom Surabaya.

”Mungkin teror saat ini seakan-akan masih mengatasnamakan simbol-simbol agama. Namun, bukan tidak mungkin, ke depan teror juga bisa dilakukan dengan menggunakan simbol olahraga. Sebab, sepak bola juga lekat dengan fanatisme pendukung,” kata Media Officer Arema FC Sudarmaji.

Kompas

Dua kesebelasan, yaitu PSM Makassar dan Area FC, berdoa sebelum laga lanjutan Gojek Liga Satu dimulai di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018). Terlihat para pemain PS Makassar sedang berdoa. Doa tersebut ditujukan kepada mantan pemain bola yang meninggal, Zulkarnain Lubis, serta duka atas insiden teror peledakan bom di Surabaya hari itu. Babak pertama kedudukan imbang 0-0.

Kompas

Dua kesebelasan, yaitu PSM MakaSsar dan Area FC, berdoa sebelum laga lanjutan Gojek Liga Satu dimulai di Stadion Kanjuruhan Malang, Jawa Timur, Minggu (13/5/2018).