Dominasi ”Empat Besar” Berakhir
MADRID, JUMAT Penampilan gemilang Rafael Nadal, yang menghasilkan rekor kemenangan 50 set beruntun di lapangan tanah liat, dihentikan petenis Austria, Dominic Thiem, pada perempat final di Madrid.
Di hadapan penonton yang sebagian besar mendukungnya di lapangan Manolo Santana, Caja Magica, Nadal ditaklukkan Thiem, 5-7, 3-6, Jumat tengah malam WIB.
Madrid Masters pun akan melahirkan juara baru tunggal putra dengan hadirnya Thiem melawan Kevin Anderson dan Alexander Zverev melawan Denis Shapovalov pada semifinal. Turnamen yang digelar sejak 2002 ini—pada 2002 hingga 2008 digelar di lapangan keras—selalu dijuarai penguasa tenis putra sejak 2005 yang memiliki julukan ”Empat Besar”. Mereka ialah Nadal, Roger Federer, Novak Djokovic, dan Andy Murray.
Dari empat semifinalis, hanya Zverev yang pernah menjuarai turnamen ATP Masters 1000, turnamen Asosiasi Tenis Profesional (ATP) level tertinggi. Dia menjadi juara di Roma dan Montreal pada 2017. Thiem pernah tampil pada final Madrid Masters 2017, tetapi dikalahkan Nadal.
Sementara itu, semifinal yang berlangsung Sabtu tengah malam hingga Minggu dini hari WIB akan menjadi semifinal pertama bagi Anderson dalam ATP Masters 1000. Finalis AS Terbuka 2017 itu delapan kali tampil pada perempat final (semuanya di lapangan keras). Akan tetapi, dia selalu gagal memetik kemenangan.
Adapun Shapovalov pernah tampil pada semifinal Montreal Masters 2017. Petenis yang menjalani debut dalam arena profesional itu baru berusia 19 tahun, tetapi memiliki prestasi yang meningkat pesat.
Pada awal 2017, dia masih berada pada peringkat ke-250 dan saat ini telah berada pada posisi ke-43. Pekan depan, petenis Kanada keturunan Rusia itu untuk pertama kalinya akan menempati peringkat 30 besar dunia.
”Saya senang bisa tampil di semifinal lagi. Saya tidak akan pernah tahu kapan akan mendapatkannya lagi. Semoga kali ini akan mendapat hasil lebih baik,” kata Shapovalov dalam laman resmi ATP.
Turun peringkat
Akibat gagal mempertahankan gelar juara, Nadal pun akan meninggalkan tempat sebagai petenis nomor satu dunia pada pekan depan. Posisi tersebut akan diisi kembali oleh rivalnya, Federer.
Meski tak tampil di Madrid, Federer yang saat ini menempati peringkat kedua akan mempertahankan 8.670 poin. Adapun Nadal akan kehilangan 820 poin dari perolehan poinnya saat ini, 8.770. Hal ini karena Nadal hanya mendapat 180 poin dari Madrid Masters 2018, menggantikan 1.000 poin saat dia juara pada musim sebelumnya.
”Saya kecewa karena kalah dan kehilangan nomor satu dunia lagi. Namun, saya senang karena tampil fit pada setiap pekan. Saya menang 50 set beruntun di tanah liat dan kalah dari salah satu petenis terbaik dunia,” komentar Nadal.
Dia pun mengakui tak tampil seperti yang diinginkan. Pukulan forehand dan terutama backhand silang, yang biasanya bisa menyulitkan lawan, tak banyak terlihat. Sebaliknya, dia selalu berada dalam tekanan Thiem, petenis terakhir yang mengalahkannya di lapangan tanah liat.
”Saya harus menganalisis apa yang telah terjadi dan memperbaiki untuk turnamen berikutnya,” lanjut Nadal.
Thiem sendiri menjelaskan, untuk bisa mengalahkan Nadal di tanah liat, dirinya harus tampil luar biasa. ”Hal penting lainnya, saat memasuki lapangan, saya membawa kepercayaan diri bahwa saya bisa mengalahkan Rafa,” kata Thiem yang berpeluang berhadapan kembali dengan Nadal pada perempat final Roma Masters, 13-20 Mei 2018.
Pada nomor putri, final yang berlangsung Sabtu tengah malam mempertemukan Kiki Bertens dan Petra Kvitova. Kvitova, yang telah meraih tiga gelar juara pada 2018, adalah juara WTA Premier Madrid 2011 dan 2015. Dia maju ke final setelah menang atas Kristyna Pliskova, 7-6 (7-4), 6-3. Adapun Bertens mengalahkan Caroline Garcia, 6-2, 6-2. (IYA)