JAKARTA, KOMPAS – Tim nasional bola tangan Indonesia akan lebih memprioritaskan persiapan tim putra untuk Asian Games 2018. Tim putra dinilai lebih berkembang dan berpeluang untuk merebut medali dibandingkan dengan tim putri.
Hal itu disampaikan pelatih kepala timnas bola tangan Yoon Tai-il di Jakarta, Senin (7/5/2018). Menurut pria berkebangsaan Korea Selatan itu, keputusan tersebut diambil dari hasil pengamatan selama pemusatan latihan nasional, Februari, dan uji coba di Bangkok, Thailand, 28 April – 2 Mei.
“Perkembangan tim putra sangat signifikan. Tiga bulan lalu mereka hanya bisa menangkap dan melempar. Sekarang tekniknya sudah berkembang pesat, bisa menyerang dengan berbagai pola. Mereka juga tampil baik di uji coba kemarin,” ucap Yoon, usai sesi latihan timnas di Tifosi Sport Centre, Jakarta.
Pada uji coba di Bangkok, tim putra dan putri dua kali menghadapi Institute of Physical Education (IPE) Thailand yang diperkuat tiga pemain timnas Thailand, dan satu kali bertemu juara kedua kejuaraan antarklub Thailand, Stree Samut Pakarn (SSP). Hasilnya, tim putra berhasil menang dua kali melawan IPE dan kalah melawan SSP. Adapun tim putri harus kalah tiga kali berturut-turut.
Yoon mengatakan, tim putra dapat menjadi kekuatan menengah Asia dalam waktu dekat. Bahkan, kemungkinan meraih medali Asian Games masih terbuka. Di lain sisi, tim putri masih tertinggal jauh dari segi fisik dan teknik dari tim Asia lain. Setidaknya, sampai saat ini belum ada perkembangan signifikan yang ditunjukkan.
“Lebih baik kami fokus pada satu tim saja. Hasilnya pasti lebih baik. Daripada memaksa untuk dua tetapi tidak maksimal,” tutur Yoon.
Kebijakan itu mulai diterapkan. Pada latihan singkat, tim putra dan putri berlatih terpisah di dua lapangan. Terlihat, Yoon hanya memberi arahan dan berada di lapangan tim putra.
Manajer timnas Iman Suroso mengatakan, ketimpangan antara tim putra dan putri itu memang benar adanya. Untuk itu, dia membebaskan pelatih dalam memutuskan kebijakan terbaik.
“Ya, kami bebaskan saja ke dia. Kan dia sebagai pelatih yang punya nama, tentu tidak mau prestasinya dipertaruhkan. Pasti dia ingin berprestasi,” ucap Iman.
Meski tim putra diprioritaskan, tim putri tidak dilepas begitu saja. Tim putri dilatih oleh Abdul Kadir, yang merupakan mantan pemain timnas. Dia didampingi asisten pelatih, Muhlisin.
Abdul mengatakan, akan berusaha semaksimal mungkin untuk meningkatkan performa timnya. Dia berharap pengalaman di Bangkok dapat dijadikan pembelajaran dan bekal menuju Asian Games.
Pelatnas lanjutan
Setelah pulang dari Thailand, 2 Mei, timnas langsung berlatih. Namun, melihat kondisi tim, Yoon meliburkan tim. Baru pada Senin (7/5/2018) latihan kembali berlangsung.
Dalam latihan, pemain terlihat kurang bersemangat. Banyak koordinasi dan pola permainan yang gagal dibangun. Bahkan, pelatih asal Korsel itu sempat beberapa kali emosi karena kesalahan pemain.
“Mereka semua masih kelelahan sehabis pulang dari Thailand. Untuk itu, belum maksimal latihannya. Jadi hari ini satu jam saja,” kata Yoon.
Latihan di Jakarta masih berlangsung sampai akhir Mei. Baru, pada 27 Mei, timnas akan dikirim untuk menjalani pelatihan di Korsel sekitar satu bulan.
“Tetapi di Korsel belum ada rencana untuk uji coba. Kan uji coba sudah di Thailand. Kami hanya ingin fokus latihan di negara asal Yoon,” tutur Iman.