MADRID, SENIN — Dengan koleksi 54 gelar di turnamen tenis tanah liat, Rafael Nadal menjadi petenis paling diunggulkan pada turnamen ATP Masters 1000 Madrid yang bergulir bersamaan dengan WTA Premier, 6-11 Mei. Prestasi Rafa, panggilan akrab Rafael Nadal, memotivasi petenis-petenis lain untuk mengalahkannya.
Sebelum berlaga di Madrid, Rafael Nadal mencatat hasil fantastis dengan mengantongi gelar ke-11 ATP Masters 1000 Monte Carlo pekan lalu. Gelar di Monte Carlo melanjutkan keberhasilannya menjadi juara di Barcelona. Kedua turnamen tenis tersebut bergulir di lapangan tanah liat.
Setelah mendapatkan bye pada babak pertama, Nadal akan menghadapi pemenang laga antara Gaël Monfils (Perancis) dan petenis kualifikasi Nikoloz Basilashvili (Georgia). Selanjutnya, dia bisa bertemu rekan senegaranya, Feliciano Lopez. Apabila jalannya mulus ke perempat final, terbuka peluang Nadal berhadapan dengan unggulan kelima Dominic Thiem (Austria) sebelum semifinal.
Untuk jadi juara, Nadal harus menghadapi unggulan kedua Alexander Zverev (Jerman), Grigor Dimitrov (3, Bulgaria), Juan Martin del Potro (4, Argentina), dan Novak Djokovic (10, Serbia).
Nadal ditantang mempertahankan gelar di Madrid sekaligus merebut gelar keenam dia sejak pertama kali berkompetisi pada 2003. Tahun lalu, Nadal menang atas Thiem di final, 7-6 (10-8), 6-4. Nadal mengatakan, tahun lalu dirinya sempat tertinggal perolehan poin awal ketika berhadapan dengan Thiem.
Namun, menjalani pertandingan dengan banyak pikiran positif dan memperhatikan momentum kemenangan membantu dia keluar dari tekanan. ”Kamu akan mempunyai lebih banyak solusi karena memiliki kepercayaan diri dan hal-hal praktis bekerja otomatis,” katanya.
Pada persaingan tahun ini, Nadal memperhatikan banyak bermunculan petenis-petenis muda yang akan menduduki posisi teratas dunia, seperti Alexander Zverev, Denis Shapovalov, Frances Tiafoe. Namun, menurut Nadal, dirinya tidak khawatir dengan keberadaan mereka karena merasa diunggulkan dalam hal mental bertanding.
Kekuatan mental itulah yang membuat petenis senior, seperti Nadal, Roger Federer, dan Novak Djokovic, memenangi banyak gelar Grand Slam. ”Mereka memiliki banyak bakat. Beberapa bahkan telah menunjukkan bakat itu lebih menonjol dari yang lain. Namun, ketika harus bermain konsisten dan memenangi banyak pertandingan, mereka ditantang untuk mengatasi aspek mental dari tantangan ini,” katanya.
Seperti dikutip di laman ATP World Tour, Nadal menyebutkan, Madrid merupakan turnamen favoritnya karena dia mendapat banyak dukungan penonton. ”Jika ada satu tempat di dunia di mana saya merasa bahwa para penggemar membantu saya menang, itu ada di Madrid.”
Awal tahun ini, Nadal sempat absen berlatih selama tiga bulan karena cedera. Namun, dia tidak mengkhawatirkan cedera tersebut. Kebiasaan berlatih di lapangan tanah liat sejak kecil membuatnya selalu merasa nyaman saat bertanding di lapangan tersebut.
Kehebatan Nadal bermain di tanah liat telah memotivasi petenis-petenis lain untuk bermain lebih unggul. Petenis Argentina, Juan Martín del Potro, misalnya, bertekad memberi kejutan laga. ”Rafa tetaplah \'Raja Tanah Liat\'. Kalau Rafa menang, itu sesuatu yang normal. Namun, jika kami bisa bermain bagus melawan dia, itu baru kejutan. Kami sedang berusaha membuat kejutan,” katanya seperti dikutip Metro.co.uk.
Dominic Thiem menyadari, Nadal merupakan unggulan teratas dalam turnamen. ”Jika semuanya berjalan normal, dia akan memenangi turnamen ini,” ujarnya.
Namun, menurut Thiem, masih ada kesempatan bagi para petenis lain untuk mengalahkan dia. ”Sejak awal laga, Rafa tidak memberi lawan udara untuk bernapas. Jika ingin mengalahkannya, saya harus melakukan hal sama. Saya harus bermain penuh semangat sejak awal laga,” katanya.
Pada pertandingan babak pertama, mantan petenis nomor satu dunia, Victoria Azarenka, memenangi laga pertama di tanah liat setelah dua tahun berlalu. Petenis Belarus itu mengalahkan Aleksandra Krunic (Serbia), 6-3, 6-3. Azarenka menjadikan laga di Madrid sebagai persiapan menuju pertandingan di Perancis Terbuka. ”Banyak hal yang dapat saya tingkatkan. Ini baru permulaan,” katanya.
Adapun petenis Jepang, Taro Daniel, meraih gelar ATP pertamanya setelah mengalahkan Malek Jaziri (Tunisia), 7-6 (4), 6-4, di final Istanbul Terbuka, Minggu. Daniel, yang menjalani turnamen dengan peringkat dunia ke-114, dan Jaziri, peringkat ke-78, sama-sama bersaing di final ATP pertama mereka. ”Saya benar-benar bahagia. Ini adalah pertandingan yang hebat, banyak reli panjang dari awal hingga akhir,” kata Daniel setelah mengangkat trofi juara.