Sekitar 6.000 penonton yang memadati Stadion Emirates, Senin (7/5/2018) dini hari WIB, menggemakan nama Arsene Wenger, sang Pelatih Arsenal. Sebagian penonton juga mengenakan kaus berwarna merah dan bertuliskan ”Merci Arsene”, yang berarti ”Terima Kasih Arsene”. Sungguh, pemandangan seperti ini sangat kontras dengan apa yang dilihat Wenger akhir-akhir ini.
Sesaat setelah Arsenal melumat Burnley, 5-0, kemarin, Stadion Emirates berubah menjadi arena untuk mengenang dan menghormati jasa Wenger selama 22 tahun melatih ”The Gunners”. Para pemain Arsenal dan Burnley berbaris membentuk pagar manusia sebagai bentuk penghormatan kepada Wenger yang akan pensiun akhir musim ini.
Wenger yang berjalan di antara pagar manusia itu kemudian mendapat trofi emas dari dua legenda Arsenal, Bob Wilson dan Pat Rice. Trofi emas itu melambangkan pencapaian Wenger mengantar Arsenal meraih status invincible atau tim yang tidak terkalahkan di Liga Inggris pada musim 2003-2004. Pelatih asal Perancis itu lantas mengucapkan kata-kata terakhir pada laga kandang pamungkasnya itu.
”Terima kasih telah memberi saya kesempatan yang begitu lama. Saya tahu ini tidak mudah,” kata Wenger dengan pandangan menyisir ke seluruh tribune penonton. Bagi Wenger, memainkan 840 laga Liga Primer Inggris membuatnya sering tidak tidur nyenyak. Kejayaan juga tidaklah abadi.
Sejak musim 2004 itu, Arsenal tidak pernah menjuarai Liga Primer lagi. Wenger juga belum pernah mempersembahkan trofi kejuaraan level Eropa. Musim ini, peluang Arsenal meraih trofi Liga Europa digagalkan Atletico Madrid yang menyingkirkan The Gunners pada babak semifinal. Kesempatan terakhir Wenger berjaya di Eropa pun lenyap.
Meski demikian, Wenger membawa Arsenal sebagai tim yang paling sering menjuarai Piala FA, yaitu 13 kali. Wenger menyumbang tujuh trofi di antaranya.
Namun, itu semua belum cukup bagi para suporter The Gunners. Apalagi, seperti musim lalu, Arsenal saat ini kembali gagal finis di empat besar Liga Inggris untuk melaju ke Liga Champions musim depan. Oleh karena itu, sejak musim lalu seruan suporter untuk meminta Wenger mundur terus bergema. Semua orang seakan tidak ingat jasa Wenger pada masa-masa awal di Arsenal.
Namun, kemarin di Emirates, stadion yang juga terlahir dari peran Wenger, semua kesalahan ”Sang Profesor” sejenak terlupakan. Bagaimanapun, kehadiran Wenger tidak hanya mengubah wajah Arsenal dan sepak bola Inggris, tetapi juga mewujudkan mimpi sejumlah pemain. ”Impianku sejak kecil bisa terwujud berkat Wenger,” kata mantan pemain Arsenal yang kini menjadi striker Chelsea, Olivier Giroud, seperti dikutip ESPN. (AP/AFP/REUTERS/DEN)