Pesta ”Kecil” Barcelona
Kegagalan Barcelona di perempat final Liga Champions membuat pesta kemenangan gelar juara La Liga dan Copa del Rey kurang lengkap. Mereka perlu berbenah.
BARCELONA, SENIN Para pemain Barcelona memamerkan trofi La Liga dan Copa del Rey di pusat kota Barcelona, Spanyol, Senin (30/4/2018) petang waktu setempat. Ribuan pendukung menyambut dengan bernyanyi, bersorak, dan mengibarkan bendera klub. Meski meriah, ini bukanlah pesta besar-besaran yang diharapkan Barcelona sejak awal.
”Musim ini terasa kurang lengkap, dua gelar juara jelas tidak cukup,” kata Enric Vilalta (57), salah satu pendukung Barcelona yang mengikuti pesta parade kemenangan itu bersama kedua anaknya. Vilalta dan para pendukung Barcelona lainnya ingin melihat trofi Liga Champions juga dipajang di bus tim.
Kekalahan dari AS Roma dalam perempat final Liga Champions musim inilah yang membuat pesta petang itu terasa masih kurang lengkap. ”Gelar juara Copa del Rey bukanlah gelar yang paling bergengsi. Gelar juara La Liga juga istimewa, tetapi gelar juara Liga Champions-lah yang betul-betul bisa membuat kami gembira,” tambah Vilalta.
Kekecewaan patut dirasakan Barcelona dan para pendukungnya karena mereka melewatkan peluang meraih gelar treble winner seperti pada musim 2014-2015. Apalagi di Liga Champions, mereka kalah dari AS Roma, tim yang baru sekali menembus semifinal sejak mencapai final pada musim 1983-1984 (dulu masih Piala Champions).
Padahal, di kompetisi domestik, Barcelona sangat dominan. Hingga memastikan gelar juara setelah mengalahkan Deportivo La Coruna, 4-2, pada Senin dini hari WIB, mereka belum terkalahkan di La Liga musim ini.
Lionel Messi dan kawan-kawan juga gagah melibas Sevilla, 5-0, untuk mengangkat trofi Copa del Rey, pekan lalu. Bagi Barcelona, ini adalah trofi La Liga yang ke-25 dan trofi Copa del Rey yang ke-30.
Di level Eropa, mereka baru meraih lima trofi Liga Champions. Masih kalah banyak jika dibandingkan dengan rival mereka, Real Madrid, yang sudah mengoleksi 12 gelar juara kompetisi antarklub paling bergengsi di Eropa itu. ”Masalahnya, kami selalu ingin lebih,” kata Trini Lorente (58), pendukung Barcelona lainnya. Hal itu semakin menegaskan bahwa panggung Barcelona tidak lagi di level domestik, tetapi Eropa.
Memperkuat skuad
Oleh karena itu, seusai berpesta, Barcelona menghadapi tugas besar, yaitu memperkuat skuad untuk musim depan. Awal musim ini, mereka telah kehilangan Neymar yang pindah ke Paris Saint-Germain dan Andres Iniesta mulai musim depan akan bermain di Liga China. Hal itu membuat Barcelona wajib menjaga keseimbangan tim.
Kehilangan sosok Iniesta merupakan kehilangan besar. Selama 22 tahun di Barcelona, pemain jebolan La Masia, akademi sepak bola Barcelona, ini menjadi nyawa kreativitas tim. Hingga saat ini, Iniesta telah menyumbang 69 asis di La Liga.
Barcelona sebenarnya sudah bersiap-siap dengan membeli Philippe Coutinho dari Liverpool yang diharapkan bisa menggantikan peran Iniesta. Dalam 17 laganya di Barcelona, seperti ditulis BBC, Coutinho belum memiliki posisi yang tetap.
Jika ingin sukses menggantikan Iniesta, pemain asal Brasil ini perlu meredam naluri menyerangnya dan bermain lebih ke belakang. Coutinho masih butuh waktu untuk itu.
Selain membeli Coutinho, Barcelona juga sudah memboyong Ousmane Dembele dari Borussia Dortmund setelah Neymar pergi. Namun, Dembele masih kesulitan beradaptasi dengan karakter permainan tim. Apalagi, ia sempat cedera pada bagian pahanya selama tiga bulan.
Barcelona pun sudah berancang-ancang untuk menutupi kekurangan Dembele. Mereka melirik Antoine Griezmann, striker Atletico Madrid. Dengan adanya Griezmann, Barcelona berharap tidak kekurangan ketajaman lini depan ketika menjalani berbagai kompetisi yang padat dan melelahkan pada musim depan.
Masih ada Messi
Satu hal yang melegakan bagi Barcelona adalah Messi masih ada. Bintang asal Argentina ini menjadi pemain pertama yang berhasil mencetak 30 gol setiap musim di La Liga dalam tujuh musim berbeda. Bahkan, saat memastikan gelar juara La Liga di kandang Deportivo, Senin lalu, Messi mencetak tiga gol dan mengoleksi 32 gol La Liga musim ini.
Wajar jika Messi mengatakan musim ini tetaplah istimewa. ”Semua tahu bahwa menjuarai La Liga sangat sulit dan kami belum kalah. Ini luar biasa,” katanya.
Namun, Messi dan kawan-kawan perlu waspada karena mereka masih akan menghadapi Real Madrid, Senin (7/5) dini hari WIB. Di Liga Champions, Real sudah menyingkirkan kampiun Italia, Juventus, dan juara Perancis, PSG. Bagaimana nasib Barcelona sebagai kampiun Spanyol? (AP/AFP/DEN)