Pemain Belum Padu, Indonesia Kalah Telak di Laga Perdana
Oleh
Raha Purna Jati
·3 menit baca
PALEMBANG,KOMPAS--Menjalani laga perdana, tim nasional Indonesia harus menderita kekalahan 1-4 saat melawan Thailand di Kejuraaan AFF sepakbola putria U-16 di Palembang, Rabu (2/5/2018). Kekalahan terjadi karena permainan timnas belum padu akibat minimnya persiapan.
Di awal pertandingan, timnas Indonesia sempat membuat kejutan dengan mencetak gol cepat di menit ke 2 melalui tendangan kaki kanan pemain sayap timnas Jasmin Sefia. Pemain berusia 12 tahun ini bergerak lincah merangsek masuk ke sebelah kiri pertahanan lawan.
Keunggulan ini ternyata menjadi bumerang. Karena terlalu bersemangat menyerang dan berambisi untuk mencetak gol lebih banyak, lini pertahanan timnas menjadi keropos. Dengan mudah, pemain Thailand mampu merancang serangan.
Dari kelengahan timnas Indonesia,Thailand mampu menciptakan beberapa peluang matang dengan mengandalkan sisi sayap dan melepaskan umpan ke tengah jantung pertahanan. Akhirnya, dua gol tercipta melalui Janista Jinantuya dan Crathaya Pratumkul pada menit ke 22 dan 27.
Walau tertinggal, skema permainan timnas Indonesia tidak banyak berubah. Lini depan kurang tajam, apalagi setelah digantinya Jasmin karena cidera.Timnas Indonesia terlihat kesulitan menembus lini tengah tim Thailand, umpan-umpan panjang langsung mudah terbaca oleh tim lawan.
Di babak kedua sejumlah strategi penyerangan patah di lini tengah. Tidak lancarnya proses transisi dari bertahan ke menyerang menjadi penyebabnya. Genangan air di lapangan juga membuat aliran bola tidak lancar.
Sebaliknya, Thailand kian gencar melancarkan serangan melalui sisi sayap. Alhasil, dua gol kembali tercipta melalui kapten Thailand, Pluemjai Sontisawat di menit ke 67 dan pemain pengganti Suchada Khamjaroen di menit ke 73.
Pelatih Timnas Indonesia Rully Nere mengakui kekalahn timnya terjadi disebabkan kurangnya persiapan tim yang hanya menjalani pemusatan latihan selama lima minggu. Pemain yang diterjunkan juga banyak pemain baru, lantaran 12 pemain sebelumnya tidak bisa diterjunkan pada kejuaraan ini karena terganjal regulasi.
Dalam aturan AFF, lanjut Rully, pemain yang boleh berpartisipasi hanya pemain kelahiran di bawah 1 Januari 2003. Akibatnya, tim pelatih pun harus melakukan pergantian total. Tiga orang merupakan pemain futsal, dan empat lainnya adalah pemain yang baru bergabung satu minggu sebelum kejuaraan berlangsung.
Selain itu, perombakan tersebut membuat sejumlah pemain tidak bermain pada posisinya. Bahkan, penjaga gawang timnas Indonesia Sofingatun adalah penjaga gawang futsal. "Tentu gawang lapangan futsal berbeda dengan lapangan sepak bola,"ucapnya. Hal ini berdampak pada terciptanya dua gol karena kesalahan penjaga gawang.
Di sisi lain, ujar Rully, tim lawan juga terlihat lebih padu. Menurutnya, Thailand yang merupakan juara tahun lalu memiliki skema pembinaan pemain yang lebih baik. Apalagi, timas senior mereka sudah masuk dalam piala dunia.
Belajar dari pertandingan kali ini, ujar Rully, pihaknya akan membenahi sejumlah lini terutama penjaga gawang yang terlihat masih gugup. “Kami berharap pemain bisa bermain lebih baik untuk menghadapi pertandingan selanjutnya,” kata Rully.
Pelatih Timnas Thailand Naruephon Kaeson menuturkan, setelah Indonesia mencetak gol cepat, pemainnya sempat gugup. Hal ini berpengaruh pada skema permainan. Namun, dirinya menginstruksikan pemain untuk bermain lebih bebas dan fokus pada permainan. Hasilnya, empat gol dapat tercipta.
Menurutnya, hasil bukan yang terpenting, tetapi turnamen ini diharapkan menjadi salah satu momen untuk pembinaan pemain di usia muda. Setelah menang pada pertandingan kali ini, pihaknya akan fokus pada pertandingan selanjutnya.
Dalam laga yang lain, Laos menang 3-1 atas Kamboja. Atas hasil ini, Thailand berada di puncak klasemen, sementara Indonesia berada di dasar grup B. (RAM)