KOMPAS, CIREBON Tim Surabaya Fever mempertahankan dominasi mereka sebagai tim bola basket putri terbaik di Tanah Air setelah menjuarai Piala Srikandi 2018. Pada laga final yang berlangsung di GMC Arena, Cirebon, Sabtu (21/4), Surabaya Fever mengalahkan musuh bebuyutan mereka, Merpati Bali, 61-47.
Kemenangan Surabaya Fever menutup rangkaian turnamen bola basket putri tertinggi di Indonesia ini. Piala Srikandi untuk pertama kalinya digelar musim 2017-2018, terbagi dalam dalam tiga seri yang berlangsung di Makassar, Surabaya dan Jakarta, ditutup dengan play off di Cirebon.
Koordinator Piala Srikandi Deddy Setiawan, mengatakan, turnamen ini akan dilanjutkan musim 2018-2019. Turnamen akan diawali babak pramusim di Denpasar, Bali, Agustus, sebelum pelakaanaan Asian Games 2018.
Surabaya Fever berada di papan atas bola basket putri nasional sejak menjadi tim terbaik Liga Bola Basket Nasional Putri (WNBL) 2012. Posisi mereka sempat tergeser Tomang Sakti Jakarta pada WNBL 2013 dan 2014. Namun, Fever kembali menjadi juara WNBL 2015 dan tak tergeser saat kompetisi berubah menjadi Liga Bola Basket Indonesia Putri (WIBL) 2016.
Tomang Sakti kemudian berpindah ke Denpasar dan menjadi Merpati Bali. Kekalahan dari Fever di final, kemarin, menjadi kekalahan ketujuh Merpati Bali atas Surabaya Fever musim ini, setelah dua kali menelan kekalahan di setiap seri.
”Sejak berubah menjadi Piala Srikandi, tim kami belum pernah menang. Namun, saya yakin kemenangan itu akan tiba,” kata pelatih Merpati Bambang Asdianto Pribadi.
Meskipun selalu unggul, pelatih Surabaya Fever Wellyanto Pribadi mengatakan tidak menganggap enteng permainan lawan. Dia pun menyiapkan strategi dengan justru menurunkan pemain dengan tinggi badan rata-rata. ”Kami yakin, mereka mempersiapkan pemain untuk menghadapi para pemain bertubuh tinggi,” ujarnya.
Posisi ketiga diraih tim Tenaga Baru Pontianak. Pada perebutan tempat ketiga, tim asuhan pelatih Irma Amelya ini mengalahkan Merah-Putih Samator Jakarta, 56-45
”Kami senang bisa memastikan diri sebagai tim terkuat ketiga di Piala Srikandi 2018 ini,” ujar Irma.
Kualitas tim Tenaga Baru mulai terlihat karena sebelumnya juga menempati posisi ketiga pada seri kedua di Surabaya dan seri ketiga di Jakarta. Adapun pada seri pertama, Tenaga Baru berada di posisi keenam.
Sementara itu, kekalahan ini membuat Merah-Putih Samator gagal memenuhi target memperbaiki peringkat ke posisi ketiga. Saat mereka menjadi tuan rumah seri ketiga, Merah Putih Samator hanya menempati urutan kelima. Harapan mereka cukup tinggi setelah di play off mengalahkan tim Sahabat Semarang.