Tibo Monabesa (27) tersenyum puas ketika juri menyebut namanya sebagai pemenang dalam pertandingan di kelas terbang ringan untuk mempertahankan gelar juara Dewan Tinju Dunia (WBC) Silver Internasional melawan Lester Abutan dari Filipina. Tepuk tangan dan sorak-sorai penonton mengiringi. Tibo pun mantap menatap kejuaraan dunia.
Teriakan ”Tibo, Tibo, Tibo” dari ratusan penonton yang memenuhi GOR Cendrawasih, Jakarta Barat, Sabtu (31/3/2018) malam, terdengar saat petinju asal Kefamenanu, Nusa Tenggara Timur, ini masuk ring. Dukungan penuh dari suporter menjadi penyemangat bagi Tibo yang belum terkalahkan sepanjang kariernya.
Kedua petinju tidak banyak melancarkan pukulan berbahaya di ronde pertama hingga keenam. Sesekali pukulan Tibo telak mengenai wajah lawannya, Abutan, juga sebaliknya.
Tensi pertandingan mulai naik sejak ronde ketujuh. Tibo berhasil mendapatkan momentum dari serangan bertubi-tubi Abutan dengan melancarkan pukulan hook dan uppercut yang membuat lawan tersudut.
Kegigihan Abutan menjadi senjata yang sulit dilawan oleh Tibo. Kedua petinju pun mampu bertahan di atas ring hingga ronde ke-12 berakhir. Pada perhitungan nilai, Tibo akhirnya dinobatkan sebagai pemenang oleh ketiga juri, yang masing-masing memberikan nilai 117-110, 117-111, dan 112-108 untuk keunggulan Tibo.
Kemenangan Tibo langsung disambut kedua orangtuanya dan pelatih sekaligus promotor pertandingan Armin Than. Air mata kebahagiaan juga terlihat menetes dari ketiga orang terdekat Tibo ini.
Kemenangan menjadi modal penting bagi Tibo dalam menatap kejuaraan dunia. Petinju yang menjalani debutnya pada 2012 ini mengincar perebutan gelar juara dunia kelas terbang ringan versi Organisasi Tinju Internasional (IBO).
Impian
Bagi Tibo, bertanding di kejuaraan dunia adalah salah satu impiannya. Rekor belum pernah kalah tak membuatnya berpuas diri. ”Saya sadar masih perlu meningkatkan kedisiplinan dalam berlatih dan mengikuti instruksi,” ujarnya.
Namun, menjejakkan kaki di kejuaraan dunia tinju tidaklah mudah. Berkaca dari partai melawan Abutan, masih banyak kekurangan yang harus dibenahi Tibo. ”Sebenarnya saya kurang puas karena target kami Tibo bisa menang di ronde keenam atau ketujuh. Tibo seharusnya bisa melakukan lebih dari ini, tetapi harus diakui lawan juga sangat kuat,” ujar Armin.
Di atas ring, Tibo adalah petinju bergaya counter boxer, atau bertahan dan bersabar dalam melancarkan pukulan. Sebaliknya, Abutan merupakan petinju bertipe fighter yang agresif dan memanfaatkan pertempuran jarak dekat.
Menurut Armin, Tibo bisa saja kalah dalam pertandingan tersebut jika tidak memiliki pertahanan yang baik. Apalagi, Tibo hanya menerapkan 75 persen strategi yang diinstruksikan pelatih.
Agar dapat meraih hasil maksimal di setiap laga, Armin terus mengingatkan Tibo untuk berani mengambil risiko. Hal itu juga yang diterapkan oleh petinju Filipina dan petinju kelas dunia lainnya.
”Contoh keberanian mengambil risiko adalah mulai berani menyerang terlebih dahulu. Tibo belum bisa melakukan itu karena dia masih mencari aman di setiap pertandingan,” kata Armin.
Karena itu, Armin menambahkan, sebelum mengalahkan lawan, terlebih dahulu Tibo harus mengalahkan dirinya sendiri. Mengalahkan tipe bertanding di zona aman dan mematangkan kembali tekniknya. Sebab, akan ada saatnya nanti Tibo menghadapi petinju yang jauh lebih gigih, lebih kuat, dan lebih pintar dari petinju Filipina. (DD15)