Mencoba Peruntungan di Audisi Djarum Pekanbaru 2018
Oleh
Syahnan Rangkuti
·3 menit baca
Menjadi pebulu tangkis hebat merupakan salah satu impian anak-anak Indonesia. Kondisi itu tergambar dalam Audisi Djarum Beasiswa Bulutangkis 2018 yang mulai dilaksanakan pada Sabtu (24/3) di Pekanbaru, Riau.
Sebanyak 570 anak usia 6 sampai 14 tahun dari seluruh wilayah Pulau Sumatera menguji kemampuan sekaligus mencari peruntungan agar dapat lolos dari seleksi yang ketat sebelum mendapat tiket untuk berlatih di sebuah klub ternama di Tanah Air, yaitu PB Djarum.
Menurut Manajer Tim PB Djarum Fung Permadi, jumlah peserta dalam ajang audisi kedua kalinya di Kota Pekanbaru ini semakin meningkat. Pada 2017, atlet cilik yang ikut serta hanya mencapai 450 orang atau ada penambahan sekitar 120 orang.
”Kami melihat Pekanbaru berkembang sebagai daerah yang memiliki potensi bulu tangkis. Kami berharap pada audisi tahun ini semakin banyak muncul bibit-bibit unggul demi menjaga prestasi bulu tangkis Indonesia pada masa depan,” kata Fung.
Penambahan jumlah atlet itu juga disebabkan bertambahnya satu kategori lagi, yaitu U15, untuk atlet berusia 13-14 tahun. Sebelumnya kelompok yang diaudisi hanya U11 (6-10 tahun) dan U 13 (11-12 tahun).
Tentunya dari 570 atlet cilik yang sudah mendaftar tersebut, tidak semuanya siap secara fisik dan mental untuk bertanding. Bahkan, dari pengamatan di lapangan saat pertandingan tahap screening sejak Sabtu pagi, lebih banyak anak-anak yang belum memiliki kemampuan dasar menepok bulu menggunakan raket.
Namun, itu bukan masalah besar. Itulah gunanya penyaringan awal (screening). Tim pencari bakat yang dipimpin mantan superstar bulu tangkis, Christian Hadinata, baru akan bekerja keras meneropong bibit potensial pada saat para atlet sudah mengerucut di delapan besar.
Dari ratusan atlet cilik yang diuji kemampuan awal, ternyata terdapat wajah-wajah lama yang sudah pernah ikut audisi pada 2017. Misalnya terlihat, Kevin Satrio Wibowo (11) asal Pekanbaru dan Devin Artha Wahyudi (11) dari Jambi.
Pada tahun lalu, dua atlet cilik ini pernah berlaga di perempat final kelompok putra U11. Kala itu, Kevin harus mengakui keunggulan Devin yang bertangan kidal. Devin masuk semifinal dan dinyatakan lolos untuk tahap lanjutan di Kudus.
”Setelah lolos audisi di Pekabaru, saya sempat masuk karantina di PB Djarum di Kudus. Namun, fisik saya buruk sehingga dikembalikan ke daerah. Sekarang saya sudah lebih baik dibandingkan dahulu,” kata Devin yang lolos screening setelah mengalahkan lawannya bernomor punggung 469, asal Pekanbaru.
Memang terdapat perubahan pada tubuh Devin, yang kini berlatih di Klub Kamajaya, Merangin, Jambi.
Pada tahun lalu, badannya sedikit gempal dan cenderung gemuk, tetapi saat ini sudah lebih berisi. Hanya saja, Devin kini harus turun di kelompok U 13 karena usianya sudah 11 tahun.
”Mudah-mudahan saya bisa lolos lagi dan dapat beasiswa di PB Djarum,” kata Devin.
Adapun rival Kevin, yaitu Kevin, sekilas terlihat tidak banyak berbeda dari tahun sebelumnya. Tubuhnya masih kecil untuk ukuran anak usia 11 tahun. Namun, tingkat permainannya sudah lebih berkembang. Ia dengan gampang lolos screening.
”Tahun lalu saya kalah melawan Devin di perempat final. Sekarang saya sudah berlatih lebih keras agar tampil lebih baik,” kata Kevin.
Pada Minggu (25/3/2018) besok, semua anak yang lolos screening akan memasuki fase turnamen. Para peserta akan bertandung dengan sistem gugur. Pertandingan akan berakhir pada hari Senin mendatang.