Cristiano Ronaldo menendang bola ke arah penonton seusai mencetak gol ketiganya pada laga melawan Girona, Senin (19/3) dini hari WIB, di Stadion Santiago Bernabeu. Wajah mesin gol Real Madrid itu berseri setelah sontekannya yang memanfaatkan bola tepisan kiper Girona berbuah gol.
Pada laga itu, Ronaldo mencetak empat gol dan Madrid menang 6-3 atas Girona. Pesta gol kali ini menjadi hattrick ke-50 bagi Ronaldo sepanjang karier profesionalnya. Kini, Ronaldo membukukan 22 gol di La Liga musim 2017-2018. Ronaldo mulai mengejar Lionel Messi yang jadi pencetak gol terbanyak sementara dengan 25 gol.
Dengan sembilan laga tersisa dan produktivitas gol yang menggila, Ronaldo berpeluang melewati Messi dan meraih gelar El Pichichi atau pencetak gol terbanyak musim ini. Pada tiga laga di Maret ini saja ia sudah mencetak delapan gol. Jumlah itu merupakan gol terbanyak yang bisa dicetak pemain La Liga musim ini dalam sebulan.
Namun, perjalanan Ronaldo sejak awal musim sangat berat. Cedera yang mendera Gareth Bale dan Karim Benzema pada awal musim memaksa Ronaldo bekerja sendirian untuk lepas dari kawalan ketat bek lawan.
Dampaknya, Ronaldo gagal mencetak gol pada dua bulan pertama. Hingga akhir November lalu, Ronaldo baru mencetak dua gol, dan menjadi empat gol pada akhir Desember. Jumlah itu sangat sedikit bagi pemain yang pernah tiga kali jadi pencetak gol terbanyak di La Liga.
Namun, nasib baik berpihak ke Ronaldo di paruh kedua musim ini. Benzema dan Bale pulih dari cedera dan tampil semakin baik. Penjagaan lawan bagi Ronaldo pun berkurang sehingga dia bisa lebih leluasa mencari celah untuk mencetak gol.
”Ambisinya sangat besar pada setiap latihan dan laga. Itu membuat dia berbeda dari semua orang lain. Menjelang akhir musim, dia selalu sangat bagus. Dia akan selalu mencetak gol. Saya berharap semuanya berlangsung baik baginya dan dapat melampaui Messi,” kata Pelatih Real Madrid Zinedine Zidane.
Adaptasi
Pasang surut produktivitas gol juga dialami striker Barcelona, Luis Suarez. Pencetak gol terbanyak musim lalu itu seakan terpengaruh oleh hengkangnya Neymar ke Paris Saint-Germain.
Dalam bulan pertama, Suarez gagal mencetak satu gol pun. Pada September, penyerang asal Uruguay itu hanya membukukan dua gol ke gawang lawan.
Laju pertambahan gol Suarez terbilang sangat lambat. Hingga akhir November, Suarez baru mencetak lima gol. Suarez mendapat banyak kritik karena penampilannya jauh menurun.
Namun, Suarez kembali bangkit pada periode Desember 2017 hingga Februari 2018. Kebangkitan itu seiring kemampuannya beradaptasi dengan strategi yang diterapkan Pelatih Barca Ernesto Valverde. Kerja sama dengan Messi kembali terjalin baik. Pada Desember, Suarez mencetak lima gol. Ia menambah enam gol pada Januari dan empat gol pada Februari.
Namun, produktivitas gol Suarez kembali menurun pada Maret menjadi satu gol. Kelelahan akibat jadwal laga yang padat diduga mulai memengaruhi Suarez.
Paceklik gol di awal musim juga dialami mesin gol Atletico Madrid, Antoine Griezmann. Pemain asal Perancis itu hanya mencetak tiga gol dalam tiga bulan pertama.
Jumlah gol Griezmann bertambah dengan sangat lambat dan baru menjadi lima gol sampai akhir Desember. Namun, perubahan terjadi pada paruh kedua musim ini. Masuknya penyerang senior Diego Costa dan gelandang serang Vitolo membuat Griezmann terpacu menambah gol. Perlahan namun pasti, Griezmann mencetak gol demi gol.
”Pembunuh” cerdik
Saat para penyerang berkelas bintang itu mengalami pasang surut, penyerang Girona, Cristhian Stuani, mulai muncul ke permukaan sebagai salah satu mesin gol yang layak diperhitungkan. Tampil sebagai ujung tombak klub promosi, rekan senegara Suarez itu tampil konsisten dalam mencetak gol.
Stuani telah mencetak 17 gol, termasuk dua gol ke gawang Real Madrid, akhir pekan lalu. Jumlah itu merupakan yang terbanyak dibandingkan saat dia membela klub-klub lain pada liga kasta tertinggi, seperti Levante dengan 8 gol, Racing Santander 9 gol, Espanyol 12 gol, dan Middlesbrough 4 gol.
Bagi lawan-lawannya, nama Stuani selalu diwaspadai karena dianggap sebagai ”pembunuh” yang cerdik dan berbahaya.
”Pencapaian ini spektakuler, tetapi saya belum puas. Saya ingin mencetak lebih banyak gol dan membantu Girona meraih hasil bagus. Di Girona, saya merasa dicintai semua orang,” kata Stuani kepada AS.com. (AP/AFP/ECA)