SWANSEA, KAMIS — Swansea City menembus babak perempat final Piala FA untuk pertama kalinya sejak tahun 1964. Hasil itu didapat setelah tim yang kini berada di zona degradasi Liga Inggris tersebut mampu mengalahkan Sheffield Wednesday, 2-0, dalam laga ulangan babak 16 besar di Stadion Liberty, Rabu (28/2) dini hari WIB.
Pada tahun 1964 itu, ketika masih bernama Swansea Town, Swansea bahkan melaju hingga ke babak semifinal. Namun, mereka gagal melaju ke final setelah dikalahkan Preston North End, 1-2. Final Piala FA pada tahun itu dimenangi oleh West Ham United yang menundukkan Preston, 3-2.
Momen itu terjadi sekitar satu setengah tahun sebelum Manajer Swansea City Carlos Carvalhal lahir. ”Saya tahu momen itu karena saya lahir tahun 1965. Sekarang Swansea kembali bersinar di turnamen ini dan para pemain membuat saya bangga. Ini sejarah baru,” katanya.
Sejarah yang terulang setelah 54 tahun itu bermula pada babak kedua ketika penyerang Swansea, Jordan Ayew, mencetak gol pertama pada menit ke-55 atau sekitar 10 menit setelah pemain asal Ghana tersebut masuk menggantikan Wayne Routledge. Sepuluh menit sebelum laga usai, Nathan Dyer menambah keunggulan menjadi 2-0.
”Setelah mencetak dua gol, kami menutup ’rumah’, kami menutup ’pintu’ dan menutup ’jendela’,” kata Carvalhal, seperti dikutip BBC. Pelatih asal Portugal itu meminta pemain untuk total bertahan dan menjaga kemenangan pada menit-menit akhir.
Upaya ini berhasil membuat Manajer Sheffield Wednesday Jos Luhukay frustrasi. Ia mengganti bek Jack Hunt dengan penyerang Liam Palmer dan mengganti gelandang Jacob Butterfield dengan penyerang Atdhe Nuhiu. ”Meski sudah menambah penyerang, kami tetap tidak bisa mencetak satu gol pun. Pertahanan Swansea terlalu kuat,” katanya.
Bagi Carvalhal, kemenangan ini menjadi kepuasan tersendiri untuk ”membalas” perlakuan bekas klubnya. Sebelum menangani Swansea, Carvalhal melatih Wednesday selama dua setengah tahun hingga akhirnya dipecat pada Desember 2017. Tidak disangka, ia bertemu tim Divisi Championship tersebut pada babak 16 besar ini.
Namun, Carvalhal harus tetap waspada. Pada babak perempat final nanti, Swansea akan bertemu pemenang laga antara Tottenham Hotspur dan Rochdale, Kamis (1/3) dini hari. Laga lainnya pada babak perempat final akan mempertemukan Wigan Athletic dengan Southampton, Manchester United menghadapi Brighton and Hove Albion, dan Leicester City melawan Chelsea.
Artinya, peluang untuk bertemu para ”raksasa” Liga Primer masih sangat terbuka jika Swansea akhirnya juga lolos ke semifinal. Meski demikian, tidak salah jika Swansea merasa sangat percaya diri karena turnamen tertua di Inggris ini penuh keajaiban. Tim sefenomenal Manchester City pun sudah tersingkir dan tim-tim dari luar Liga Primer terus membuat kejutan.
Terancam di liga
Meski bisa mengukir sejarah baru di Piala FA, Swansea masih punya masalah besar di Liga Primer. Mereka masih harus
berjuang untuk menyingkir dari zona degradasi. Saat ini, Swansea berada di peringkat ke-18 dan mengemas 27 poin, sama dengan poin yang dimiliki Southampton dan Crystal Palace. Adapun Stoke City di peringkat ke-19 mengantongi 26 poin dan siap mengambil alih posisi Swansea.
Situasi ini membuat Carvalhal harus berpikir keras menjaga konsistensi timnya. ”Kompetisi utama kami tetaplah Liga Primer, tetapi sekarang, turnamen ini (Piala FA) menjadi sama pentingnya dengan liga,” ujarnya.
Sekitar satu bulan lalu, Swansea membuat kejutan dengan berturut-turut mengalahkan Liverpool dan Arsenal di Liga Primer. Namun, pada laga terakhir, mereka ditundukkan Brighton and Hove Albion, 1-4. Penampilan tanpa terkalahkan Swansea selama lima laga pun terhenti.
Sabtu (3/3) nanti, Swansea punya peluang untuk keluar dari zona degradasi jika bisa mengalahkan West Ham United di Stadion Liberty. Berada di peringkat ke-13 dengan 30 poin membuat West Ham ikut terancam masuk ke zona degradasi.(AFP/REUTERS/DEN)