losail, senin Uji coba pramusim MotoGP di Sirkuit Losail, Qatar, 1-3 Maret, sangat krusial karena inilah kesempatan terakhir membenahi semua kekurangan sebelum musim balapan bergulir. Semua tim dituntut menunjukkan penampilan terbaiknya karena setelah uji coba itu tidak ada lagi kesempatan untuk mengutak-atik motor mereka.
Direktur Ducati Corse Paolo Ciabatti ketika berkunjung ke Jakarta, awal Februari ini, mengatakan, tes di Qatar itu akan menjadi saat untuk menentukan beberapa hal yang hingga saat ini belum benar-benar pasti, seperti aero fairing mana yang akan dipakai dan sasis mana yang terbaik untuk musim 2018.
”Tes di Qatar sangat penting karena inilah tes pertama motor di tempat yang suhunya lebih dingin. Pada dua tes sebelumnya di Sepang dan Buriram, suhu cukup hangat. Jadi, kami perlu memastikan, apakah dalam suhu dingin performa motor kami akan sama atau berbeda. Kami harus siap mengantisipasi hal tersebut, termasuk juga uji coba di lintasan basah,” ungkap pebalap Repsol Honda, Marc Marquez, saat ditanya Kompas ketika berkunjung ke Jakarta, pertengahan bulan ini.
Dibandingkan Sirkuit Sepang, Malaysia, dan Sirkuit Buriram, Thailand, Sirkuit Losail terbilang lebih teknis dengan sedikitnya lima tikungan tajam. Sirkuit dengan panjang 5,4 kilometer itu akan menjadi tempat yang bagus untuk menguji kemampuan pengereman, khususnya ketika pebalap memutuskan melakukan late-braking, juga mengukur kemampuan motor masuk dan keluar tikungan dengan baik. Terlebih lagi, balapan di sirkuit ini dilakukan pada malam hari.
Performa tim
Dari dua sesi tes pramusim sebelumnya, tim Repsol Honda terlihat lebih konsisten dan grafiknya makin membaik. Hasil yang ditorehkan dua pebalap Repsol Honda, Marc Marquez dan Dani Pedrosa, diimbangi pula oleh pebalap LCR Honda, Cal Crutchlow. Di luar tim Honda, hanya Johann Zarco (Monster Yamaha Tech3) yang cukup konsisten dan grafiknya juga terus membaik.
Sementara dua pebalap tim Movistar Yamaha, Valentino Rossi dan Maverick Vinales, belum menemukan solusi untuk masalah elektronik motor yang belum menyatu dengan mesin 2018 yang mereka gunakan.
Tim Ducati pun belum tampil konsisten. Setelah menjadi yang tercepat di Sepang, pebalap Ducati, Jorge Lorenzo, justru terpuruk di Buriram, bahkan sempat kembali menggunakan motor 2017. Rekan setimnya, Andrea Dovizioso, terbilang cukup
konsisten, tetapi belum bisa bersaing di lima besar. Sasis dan mesin yang juga baru di tim Ducati belum sepenuhnya bisa dipahami teknisi ataupun pebalap tim itu.
Tim pabrikan lainnya, KTM dan Aprilia, juga belum menunjukkan kesiapan mereka untuk bersaing di papan atas.
Dengan sisa waktu hanya dua pekan setelah tes di Qatar hingga seri pembuka MotoGP di Qatar (18 Maret), semua tim seharusnya sudah bisa mengatasi masalah besar terkait performa motor mereka. Pilihan sasis dan mesin setidaknya sudah bisa dipastikan setelah tes di Qatar. Sementara masalah setelan bisa terus dipelajari dari balapan satu ke balapan lain.
”Dengan waktu yang pendek setelah tes Qatar ke seri pembuka, saya yakin kami pun tidak akan bisa menyelesaikan semua permasalahan. Namun, setidaknya masalah besarnya sudah bisa ditangani dan selebihnya kami akan terus mencari solusi sepanjang musim 2018,” ungkap Manajer Tim Repsol Honda Alberto Puig di Jakarta. (OKI)