”Pada Piala AFC, Persija akan jadi panitia saat laga kandang. Jika kejadian ini (perusakan fasilitas Stadion Utama Gelora Bung Karno/GBK) terulang lagi, Persija wajib disalahkan karena mereka tidak bisa membina suporternya,” kata Koordinator Save Our Soccer (SOS) Akmal Marhali, Senin (19/2), di Jakarta.
Dalam final Piala Presiden 2018 itu, Persija tampil melawan Bali United di Stadion Utama GBK dan menang 3-0. Namun, kemenangan itu dinodai oleh ulah suporter yang merusak bagian dalam dan luar stadion. Kerusakan di luar stadion terjadi akibat ribuan suporter berdesakan ingin masuk ke dalam stadion.
Menurut Akmal, perusakan itu bisa terjadi sepenuhnya karena kesalahan panitia pelaksana Piala Presiden. Meski laga ini tergolong laga berisiko tinggi karena melibatkan Persija yang memiliki pendukung berjumlah besar, panitia tidak melakukan langkah preventif yang memadai.
”Seharusnya panitia bisa belajar dari final Piala Presiden 2015,” kata Akmal. Waktu itu, laga final antara Persib Bandung dan Sriwijaya FC bisa berjalan lancar karena disiapkan dengan matang.
Ketua Komite Pengarah Piala Presiden 2018 Maruarar Sirait mengatakan, pihaknya mengantisipasi adanya kerusakan dengan memberikan uang jaminan Rp 1,5 miliar kepada pengelola Stadion Utama GBK. Namun, ia merasa masih perlu ada sanksi tegas bagi suporter yang melanggar aturan. ”Ini masih perlu didiskusikan pihak panitia penyelenggara, pengelola Stadion Utama GBK, dan kepolisian,” katanya.
Adapun pihak Persija Jakarta mengaku kesulitan jika harus mengendalikan seluruh suporter yang ada. Ketua Umum The Jakmania Ferry Indrasjarief mengatakan ada 40.000 Jakmania, sebutan suporter Persija, yang sudah terdaftar. Pada laga final Piala Presiden pun Ferry mendapat jatah 41.000 tiket untuk dijual kepada anggota.
”Di luar itu masih banyak yang ingin nonton. Ketika mereka memaksa ingin masuk, kemudian terjadi kerusakan,” kata Ferry. Ia mengatakan sulit untuk mengevaluasi ribuan suporter yang belum menjadi anggota Jakmania dan datang ke stadion tanpa tiket.
Ferry pun menegaskan, pihaknya selalu membuka diri terhadap siapa pun yang ingin bergabung menjadi anggota. Dengan menjadi anggota, suporter bisa mendapatkan tiket dengan harga lebih murah. Selain itu, dengan pendataan ini, pihaknya bisa memberikan sanksi berupa pencabutan kartu keanggotaan kepada suporter yang terbukti melanggar aturan. (DD15/DEN)