Dalam laga itu, Milan tidak beruntung seperti saat mengalahkan Lazio, 2-1, dalam laga lanjutan Serie A, akhir pekan lalu di San Siro. Saat itu Milan bisa menang karena satu gol mereka dicetak striker muda Patrick Cutrone dengan lengan. Wasit mengesahkan gol tersebut karena tidak mengetahuinya.
Namun, saat bertemu kembali, kemarin, Milan justru bernasib sial. Ketika gelandang Milan, Hakan Calhanoglu, berdiri bebas di depan gawang Lazio, tembakan pemain asal Turki itu justru melambung ke atas. Itu merupakan satu-satunya peluang terbaik Milan untuk memenangi laga tersebut. Seusai laga, Calhanoglu larut dalam kesedihan.
”Kegagalan Calhanoglu adalah hal yang wajar di sepak bola. Namun, yang lebih penting, dia sudah mengambil posisi dan waktu yang tepat untuk menembak,” kata Pelatih AC Milan Gennaro Gattuso, seperti dilansir laman AC Milan.
Gattuso mengaku tidak terlalu memusingkan hal itu. Ia mencoba mengambil sisi positif bahwa timnya masih bisa membuat Lazio tidak bisa mencetak gol. Apalagi, Lazio sudah menurunkan striker mautnya, Ciro Immobile, yang baru pulih dari cedera.
Solidnya pertahanan Milan juga didukung aksi kiper Gianluigi Donnarumma yang gemilang. Ia berkali-kali melakukan penyelamatan penting. Sejumlah tembakan keras jarak jauh para pemain Lazio juga dengan mudah ia antisipasi.
Pelatih Lazio Simone Inzaghi sangat kecewa dengan hasil laga itu. ”Kami mampu mendominasi permainan. Namun, begitu sampai di area pertahanan lawan, kami mudah kehilangan bola,” katanya, seperti dikutip Football-Italia.
Inzaghi menegaskan, timnya akan jauh lebih baik di Olympico pada laga kedua semifinal. Ini menjadi sinyal bahaya bagi Milan. Dari 25 laga terakhir Piala Italia, Lazio hanya kalah dua kali di kandang.
Mantan Presiden AC Milan Silvio Berlusconi mengatakan, Milan salah strategi. ”Selama 30 tahun (saya di Milan), Milan selalu memenangi laga dengan dua striker. Satu striker saja tidak cukup,” katanya.
Melawan Lazio, Milan menggunakan formasi 4-5-1 dengan striker tunggal Nikola Kalinic. (AP/AFP/REUTERS/DEN)