Belakangan ia mendalami bulu tangkis dan ikut dalam tim ekshibisi bulu tangkis Indonesia, Rudy Hartono, Ade Chandra, dan Christian Hadinata, di Olimpiade Muenchen, Jerman Barat, 1972. Di ajang itu Utami menjadi finalis (juara kedua) setelah kalah dari Noriko Nakayama (Jepang).
Saat perebutan Piala Uber 1975 di Jakarta, Utami bersama Theresia Widiastuty, Imelda Wiguna, Taty Sumirah, Minarni, dan Regina Masli berhasil mempersembahkan Piala Uber untuk pertama kalinya bagi Indonesia. Di final, Indonesia mengalahkan Jepang dengan skor 5-2. (Kompas, 7/6/1975, hlm 1)
Pemain sayap kanan kesebelasan Persipura, Leo Kapisa, adalah seorang atlet pelari yang tangguh. Dalam kejuaraan Atletik Terbuka di Singapura, 1-3 September 1978, ia menyumbangkan medali emas untuk estafet
4 x 100 meter putra bersama Jacob Mursidi, Moh Haryanto, dan Jeffrey Mathelemual. Catatan waktu yang diperoleh 40,9 detik sekaligus memecahkan rekor nasional 41,0 detik yang dibuat kuartet Jootje Oroh, Supardi, Bambang Wahyudi, dan Agus Sugiri dalam Asian Games VI di Bangkok, 1966.
Selain itu, di nomor 100 meter putra, Leo Kapisa juga menjadi finalis di urutan kelima dengan 11,0 detik dan Jacob Mursidi ke-6 dengan 11,1 detik.
Dalam PON IX, 1977, dia meraih medali emas dan perak di nomor 200 m dan 100 m. Pada PON X, 1981, Leo Kapisa mendapat medali emas untuk 100 m dan lari estafet 4 x 100 m putra.
Seusai meraih perak di nomor lari 200 meter di SEA Games September 1979, ia sempat mengalihkan kegiatannya ke cabang sepak bola dan memperkuat kesebelasan Mandala serta Persipura Jayapura. Dengan tubuh padat kekar dan tinggi 1,78 meter tetapi lincah membuatnya masuk pemusatan pelatihan klub Mandala Jayapura menghadapi kejuaraan Piala Presiden 1980.